Hey… udah pernah kepikiran kenapa latar belakang skripsi itu penting banget dan selalu jadi hal yang pertama dibahas kalau lagi bimbingan sama dosen? Apasih yang ngebuat bagian ini penting banget sampai-sampai jadi penentu nasib seluruh skripsi? Jawabannya akan kami jelasin dibawah ya, yang pasti bagian ini tuh ibarat pengantar yang harus meyakinkan pembaca kalau penelitian kamu itu penting, relevan, dan layak buat dibahas.
Bayangin aja, kalau latar belakang kamu nggak menarik, pembimbing bisa aja langsung skip ke bagian lain atau, yang lebih parah, ngekritik habis-habisan. Siapa yang mau kayak gitu? Pasti pada kagak maukan? Di artikel ini, kita bakal bongkar semua rahasia bikin latar belakang skripsi yang nggak cuma rapi, tapi juga punya daya tarik tinggi. Siap buat naik level? Yuk simak baik-baik ya biar kamu enggak gagal fokus!
Mengapa Latar Belakang Masalah Skripsi Begitu Penting?
Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita akan bahas lebih dasar dulu kenapa sih latar belakang itu penting? Biar enggak penasaran, nih aku berikan beberapa alasan yang membuat belakang skripsi itu penting banget:
- Menjelaskan Konteks Penelitian. Latar belakang skripsi adalah jembatan yang menghubungkan pembaca ke topik yang kamu bahas. Kamu perlu menjelaskan dengan jelas apa yang terjadi di dunia nyata dan kenapa isu itu relevan buat diteliti. Misalnya, kalau topikmu tentang manajemen digital, kamu bisa mulai dengan fakta-fakta tentang pesatnya adopsi teknologi digital di berbagai sektor bisnis.
- Mengidentifikasi Gap Penelitian. Di sinilah kamu bisa nunjukin “lubang” yang belum tersentuh di penelitian sebelumnya. Gap penelitian ini bakal jadi alasan utama kenapa penelitian kamu penting. Misalnya, dalam review skripsi tentang manajemen, kamu bisa nemuin kalau masih sedikit penelitian yang bahas dampak transformasi digital terhadap UMKM. Nah, gap inilah yang bisa kamu manfaatkan buat bikin penelitianmu unik dan signifikan.
- Menunjukkan Originalitas Karya. Latar belakang yang kuat juga nunjukin kalau penelitianmu nggak cuma “copy-paste” ide orang lain. Di bagian ini, kamu bisa jelasin apa yang bikin penelitianmu beda dan punya nilai tambah. Misalnya, kalau topikmu tentang strategi manajemen risiko, kamu bisa sorot pendekatan baru yang belum banyak dibahas.
- Membangun Argumentasi Ilmiah. Semua klaim yang kamu buat di latar belakang harus didukung argumen ilmiah yang kuat. Di sinilah skill analisis kamu diuji. Kamu perlu mengolah data, teori, atau hasil penelitian sebelumnya jadi sebuah narasi yang meyakinkan. Pembimbing dan penguji bakal langsung tahu apakah kamu paham banget sama topikmu atau cuma sekadar “asal nulis.”
Nah, gimana? udah tahukan kenapa latar belakang itu jadi hal yang pertama kali akan dikoreksi habis-habisan oleh dosen pembimbingmu saat bimbingan kan? Karena seperti yang udah dijelasin sebelumnya kalau latar belakang itu adalah gerbang untuk menjelajahi lebih dalam isi skripsimu, jika enggak menarik, pastinya auto diskip atau revisi. Pertanyaannya kamu udah tahu nyusun latar belakang yang benar dan disukai dosen? Kalau belum, yuk kita bahas lebih lanjut!
10 Langkah Menyusun Latar Belakang Masalah Skripsi yang Berkualitas
Untuk menghasilkan latar belakang yang baik dan disukai oleh dosen, memang agak sedikit menantang, apalagi kalau kamu masih pemula. Walau begitu, jangan berkecil hati, aku udah nyiapin 10 langkah praktis yang bisa kamu ikuti buat bikin latar belakang yang keren, terstruktur, berkualitas dan pastinya disukai oleh dosenmu. Apa aja itu? Simak penjelasan berikut ya:
1. Mulai dengan Fenomena Umum yang Menarik
Latar belakang yang bagus itu kalau kamu ngebukanya dengan fenomena umum yang aktual dan menarik. Tujuannya selain pembaca tahu masalah umum yang kamu bahas, tujuan lainnya adalah agar tulisanmu jadi lebih tersturuktur. Bukan hanya itu, pembaca perlu diperkenalkan dulu konteks secara luar sebelum kamu ngebahas lebih dalam. Sehingga Jangan langsung lompat ke masalah spesifik ya. Ingat, kuncinya adalah mulainya buat ngejabarin fenomena umum terlebih dahulu.
Contoh:
“Di era digital saat ini, penggunaan teknologi dalam manajemen bisnis berkembang pesat. Namun, adopsi teknologi ini ternyata nggak selalu mulus, terutama bagi UMKM yang menghadapi berbagai tantangan mulai dari keterbatasan sumber daya hingga minimnya literasi digital.”
Karena yang kamu baca barusan itu hanyalah contoh, aku ada tips tambahan biar lebih mantap dan berkualitas tulisan yang kamu buat, wajib hukumnya setiap pernyataan yang kamu ungkapin itu harus di dukung oleh data-data ya, biar pembuka ini lebih meyakinkan.
2. Identifikasi Kesenjangan Penelitian
Pernah kepikiran cara agar penelitianmu kelihatan stand out dimata pembimbing atau penguji? Jika iya, maka kuncinya adalah kamu perlu identifikasi kesenjangan penelitian atau research gap. Coba deh kamu bayangkan kamu lagi nyusun puzzel yang belum selesai, dan bagian terakhirnya itu ada ditanganmu. Beginilah kira-kira identifikasi gap, dimana ini adalah langkah awal yang wajib kamu kuasai terlebih dahulu buat nunjukin kepada orang-orang kalau penelitianmu itu tidak hanya sekedar mengulang penelitian yang sudah ada, tetapi kamu ingin menyempurnakan penelitian yang sudah ada sebelumnya, seperti pada ilustrasi nyusun puzzle tadi.
Pertanyaanya udah tahu belum gimana cara identifikasi kesenjangan penelitian? Nah bagi kamu yang belum tahu, yuk simak baik-baik ya penjelasan dibawah ini biar kamu enggak bingung lagi buat ngelakuinnya.
Telaah Jurnal Ilmiah Terkini
Buka journals yang relevan dengan topikmu. Misalnya, kalau topikmu tentang manajemen risiko UMKM, cari jurnal-jurnal terbaru yang membahas itu. Fokus ke bagian rekomendasi penelitian atau limitations dari penelitian sebelumnya. Biasanya di situ ada petunjuk tentang area yang masih perlu dieksplorasi.
Contoh:
“Penelitian A menunjukkan bahwa implementasi strategi digital pada UMKM efektif meningkatkan efisiensi operasional, namun belum membahas bagaimana cara mengatasi hambatan finansial dalam adopsi teknologi.” Nah, gap inilah yang bisa kamu bahas di penelitianmu.
Konsultasi dengan Pembimbing
Sering-sering ngobrol sama pembimbing, karena mereka biasanya punya wawasan luas tentang tren penelitian terbaru. Kamu bisa tanya, “Pak/Bu, area mana yang menurut Bapak/Ibu belum banyak diteliti di topik ini?” Jangan malu-malu, karena pembimbingmu itu aset terpenting selama proses skripsi.
Analisis Penelitian Sebelumnya
Kumpulkan beberapa penelitian dengan tema serupa, lalu analisis apa aja yang udah mereka bahas. Dari sini, kamu bisa bikin daftar gap yang belum banyak disentuh. Misalnya, penelitian sebelumnya fokus pada UMKM di kota besar, tapi belum ada yang bahas UMKM di wilayah pedesaan.
Gimana, udah kegambarkan gimana caranya? Sebagai tambahan ya, saat melakukan identifikasi kesenjangan penelitian, kamu perlu catat semua temuan yang menurutmu menarik, lalu diskusikan dengan pembimbing untuk memilih mana yang paling relevan dengan topikmu. Ok ya bestie?
3. Rumuskan Pertanyaan Penelitian yang Tajam
Kalau sebelumnya kmau udah temu nih gap penelitianmu, maka langkah selanjutnya adalah kamu perlu buat pertanyaan penelitian. Ingat ya, ini bukan soal tanya jawab semata, namun upayakan pertanyaan yang dihasilkan itu mampu mengiring pembaca untuk memahami apa yang kamu inginkan dari penelitianmu. Agar lebih memudahkan gimana cara merumuskan pertanyaan penelitianmu setelah menemukan gap? Yuk simak penjelasan berikut:
Pertanyaan yang Spesifik dan Relevan
Hindari pertanyaan yang terlalu luas atau terlalu umum. Misalnya, “Apa itu manajemen risiko?” Itu mah nggak spesifik sama sekali. Coba ganti dengan: “Bagaimana strategi manajemen risiko berbasis teknologi dapat meningkatkan daya saing UMKM di era digital?”
Lihat bedanya? Pertanyaan ini lebih fokus, relevan, dan jelas arahnya.
Gunakan Struktur yang Logis
Struktur pertanyaan juga penting. Misalnya, mulai dari pertanyaan eksplorasi, baru masuk ke evaluasi atau solusi. Contoh:
- Apa saja kendala yang dihadapi UMKM dalam menerapkan strategi manajemen risiko di era digital?
- Faktor apa saja yang memengaruhi efektivitas strategi tersebut?
- Bagaimana cara mengoptimalkan strategi tersebut untuk meningkatkan kinerja UMKM?
Gimana udah tergambarkan gimana cara buat pertanyaan yang tajam dari sebuah penelitian? Dengan struktur yang udah kami jelasin sebelumnya, yakin deh penelitianmu pasti udah memiliki tujuan yang hendak dia selesaikan.
4. Gunakan Data dan Fakta Empiris
Ingat ya, tulisan yang bagus itu, tulisan yang dapat dipertanggung jawabkan isinya, dalam artian, data yang mendukung tulisan tersebut haruslah valid. Kenapa ? soalnya data itu ibarat senjata utama kamu buat meyakinkan pembaca kalau penelitianmu itu relevan dan tidak ecek-ecekan. Latar belakang skripsi tanpa data ibarat presentasi tanpa slide, kosong banget! Caranya gimana?
Gunakan Statistik yang Akurat
Misalnya:
“Menurut data BPS tahun 2023, sebanyak 56% UMKM di Indonesia masih kesulitan dalam mengakses teknologi digital, sementara hanya 18% yang memiliki strategi manajemen risiko yang terstruktur.”
Data Statistik ini langsung nunjukin ada masalah besar yang perlu dipecahkan, dan penelitianmu bisa jadi solusi.
Riset dari Laporan Resmi
Selain data statistik, gunakan laporan dari sumber resmi seperti BPS, McKinsey, atau World Bank. Misalnya, kalau topikmu tentang digitalisasi UMKM, kamu bisa cari laporan yang bahas tren adopsi teknologi di Indonesia.
Gimana? mudahkan? Ingat ya, kamu harus selalu pastikan kalau data yang kamu gunakan itu di dapatkan dari sumber yang terpercaya, dan pastinya relevan juga dengan isi tulisanmu!
5. Jelaskan Signifikansi Penelitian
Biasanya ya, dosen pembimbing itu kalau lagi ngebimbing mahasiswanya, pasti biasa ngomong, “Kenapa penelitian yang kamu angkat ini penting?” Untuk ngejawab pertanyaan ini, maka bagian poin ini bisa jadi sumber jawabanmu, dimana kamu perlu jelasin kontribusi penelitianmu, baik itu secara teoritis ataupun praktis. Caranya gimana?
Kontribusi Teoritis
Kalau kamu disuruh jelasin kontribusi penelitianmu secara teoritis, kamu bisa jawab kek gini: “Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya literatur tentang strategi manajemen risiko di sektor UMKM, khususnya dalam konteks era digital yang dinamis.”
Jawaban diatas menunjukkan jika penelitianmu ini tidak hanya bermanfaat buat kamu saja, tapi juga bermanfaat buat akademisi lain yang mungkin mau mengembangkan topik serupa dengan topik yang saat ini kamu angkat.
Kontribusi Praktis
Kalau kamu disuruh jelasin kontribusi penelitianmu secara praktis, kamu bisa jawab kek gini: “Penelitian ini bertujuan untuk memberikan panduan praktis bagi pelaku UMKM dalam mengembangkan strategi manajemen risiko yang efektif, sehingga mereka dapat bertahan di tengah persaingan yang semakin ketat.”
Jawaban diatas menunjukkan semakin jelas manfaat penelitianmu, semakin besar kemungkinan pembimbingmu puas sama kerjaanmu. Makanya wajib banget ya perlu kamu paham manfaat yang dimiliki penelitianmu, baik itu secara teoritis ataupun praktis.
6. Gunakan Referensi Ilmiah yang Mutakhir
Sama dengan beberapa poin sebelumnya, tulisan yang bagus itu kalau dia memiliki data yang mendukung, dan salah satu caranya yaitu kamu bisa gunakan referensi ilmiah yang pastinya mutakhir dan relevan dengan isi tulisanm. Referensi ilmiah tersebut bisa dari jurnal internasional, artikel penelitian terbaru, atau sumber akademis terpercaya bakal bantu banget. Kalau bisa, coba gunakan referensi yang terbit dalam 5 tahun terakhir ya.
7. Hindari Plagiarisme: Tunjukkan Kemampuan Menulis yang Orisinal
Salah satu dosa terbesar dalam dunia kepenulisan adalah Plagiarisme, mengambil karya orang lain tanpa dicantumin referensinya. Pokoknya tindakan asal copy-paste itu jangan jadi budaya yang harus dilakukan ya, tetapi harus dijadikan sebagai dosa yang tidak boleh dilakukan. Kalau kamu pengen copy-paste upayakan kamu harus parafrase, atau berbagai langkah lainnya.
Berikut ini beberapa langkah yang bisa kamu gunakan agar kamu dapat terhindar dari dosa besar yang bernama plagiarisme:
- Gunakan Parafrase dengan Tepat. Pahami dulu sumber yang kamu baca, terus coba tulis ulang dengan kata-kata kamu sendiri. Jangan cuma ganti beberapa kata doang, itu masih dianggap plagiarisme.
- Tambahkan Sitasi yang Sesuai. Setiap kali kamu kutip atau ambil teori dari orang lain, pastikan cantumin sitasinya dengan benar. Misalnya, format APA atau MLA.
- Gunakan Alat Anti-Plagiarisme. Pakai tools kayak Turnitin atau Grammarly buat ngecek orisinalitas tulisan kamu. Jadi, bisa dipastikan tulisanmu bebas dari plagiarisme.
- Perbanyak Referensi. Referensi yang banyak tuh penting, tapi pastikan dari sumber yang terpercaya, kayak jurnal ilmiah atau buku akademik.
- Tuliskan Gagasanmu Sendiri. Jangan cuma bergantung sama referensi. Tambahkan analisis atau pendapat pribadi kamu yang berdasarkan data yang udah kamu kumpulin.
8. Pertimbangkan Aspek Metodologis
Nulis latar belakang itu tidak hanya asal nulis ya, tapi kamu juga perlu masukin aspek metodologis dalam latar belakang skripsi. Jangan sampai lupa, soalnya menjelaskan pendekatan penelitian kamu itu penting banget, biar pembaca termasuk itu dosenmu tahu bagaimana kamu bakal ngelakuin penelitian tersebut. Jadi kamu harus nyisipin ya metodologi dalam latar belakang yang kamu buat. Caranya gimana? Nah berikut langkah-langkah yang bisa kamu lakukan yaitu:
- Jelaskan Metode Penelitian. Kasih tau apakah penelitian kamu kuantitatif, kualitatif, atau gabungan keduanya. Misalnya: “Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus untuk memahami strategi manajemen risiko pada UMKM di daerah X.”
- Tunjukkan Alasan Pemilihan Metode. Jelasin kenapa kamu pilih metode itu. Misalnya: “Pendekatan kualitatif dipilih karena bisa lebih dalam mengungkap pengalaman pelaku UMKM.”
- Deskripsikan Teknik Pengumpulan Data. Sebutkan cara kamu ngumpulin data, kayak wawancara, survei, atau observasi.
- Sertakan Gambaran Singkat Analisis Data. Jelaskan sedikit gimana kamu bakal analisis data yang kamu kumpulin.
- Hubungkan dengan Relevansi Penelitian. Pastikan metodologi yang kamu pilih relevan dengan masalah penelitian yang kamu bahas.
Dengan memasukkan metodologi dalam penelitianmu itu, pastinya akan membuat tulisanmu jadi lebih keren lagi. Jadi, saat nulis latar belakang, jangan sampai aspek ini kelupaan ya. Nanti dicariin dosenmu lho!
9. Hubungkan dengan Teori yang Relevan
Teori itu dalam skripsi itu berguna banget buat ngedukung tulisan yang sedang kita buat. Makanya Latar belakang yang oke itu, kalau tulisan yang kamu buat sejalan dan relevan dengan teori-teori yang kamu gunakan. Cara ini juga secara tidak langsung membuat skripsimu punya dasar ilmiah yang kuat yang bisa diterima dengan baik oleh para pembaca!
Masih kurang paham kenapa kita perlu menghubungkan teori relevan dengan tulisan kita? Nih jawabannya karena dengan menghubungkan tulisan kita dengan teori:
- Mampu memberikan dasar akademis yang kokoh.
- Membantu pembaca ngerti posisi penelitian kamu dalam teori yang ada.
- Tunjukin kalau kamu ngerti literatur yang relevan.
Terus gimana sih caranya mengintegrasikan teori yang relevan tadi ke dalam latar belakang yang dibuat? Nih, aku udah nyiapin langkah-langkahnya yaitu:
- Pilih Teori yang Paling Sesuai. Pilih teori yang sesuai sama topik kamu. Misalnya, kalau penelitian kamu soal manajemen risiko, bisa pake teori Risk Management Framework.
- Jelaskan Secara Singkat. Kenalin teori yang kamu pakai. Misalnya:
“Kerangka teori dalam penelitian ini mengacu pada Risk Management Framework yang mencakup identifikasi, analisis, mitigasi, dan evaluasi risiko.” - Hubungkan dengan Masalah Penelitian. Jelasin bagaimana teori ini relevan buat masalah yang kamu angkat.
- Berikan Contoh Implementasi Teori. Kalau bisa, kasih contoh penelitian yang udah pake teori yang sama.
- Buat Argumen yang Kuat. Tunjukin kenapa teori ini penting dan gimana teori ini bantu jawab pertanyaan penelitian kamu.
Gimana sampai sini pasti udah pahamkan betapa pentingnya teori yang relevan dengan tulisan yang kita buat? Makanya kalau kamu pengen latar belakangmu itu OK, maka jangan lupa dengan teori ya sebagai dasar yang akan memperkuat tulisan yang kamu buat.
10. Revisi dan Perbaiki Secara Berkala
Aku yakin deh… setelah membaca langkah-langkah yang udah kami siapain, hal tersebut tidak menjadikan kamu bisa mahir hari ini juga, tetapi pasti perlu pembelajaran lebih lanjut. Makanya latar belakang skripsi nggak bakal langsung sempurna begitu aja, sehingga setiap koreksi yang kamu dapatin oleh dosenmu, kamu harus banyak merevisinya ya. Semakin banyak temuan kesalahan yang di dapatkan, semakin dekat juga kesempurnaan tulisanmu.
Untuk lebih meyakinkan kamu kenapa revisi itu amat penting saat kita memulai menulis? Nih simak jawabannya:
- Memastikan nggak ada kesalahan konsep atau penulisan.
- Bikin argumen dan struktur tulisan jadi lebih jelas.
- Dapat masukan dari pembimbing buat nyempurnain skripsi.
Teruntuk kamu yang mengalami revisi, kamu juga bisa gunain tips berikut buat revisi yang efektif. Berikut penjelasannya yaitu:
- Jeda Sebelum Merevisi. Setelah menulis, ambil jeda beberapa hari dulu baru revisi. Ini bikin kamu bisa lihat tulisan dengan perspektif baru.
- Minta Masukan Pembimbing. Jangan ragu buat minta feedback dari dosen pembimbing. Masukan mereka tuh sangat berguna buat ningkatin skripsimu.
- Baca Ulang dengan Fokus Berbeda. Periksa struktur, logika, dan kelengkapan data secara terpisah.
- Gunakan Daftar Periksa. Buat checklist tentang poin-poin penting yang harus ada di latar belakang skripsi, dan pastikan semuanya tercakup.
- Selalu Update dengan Referensi Baru. Kalau ada jurnal atau laporan terbaru yang relevan, tambahin ke latar belakangmu.
Penutup
Sebagai kesimpulan, nyusun latar belakang skripsi yang disukai dosen itu memang ada susah dan mudahnya. Namun bagi kamu yang merasa kesulitan apalagi masih pemula, langkah-langkah yang sudah kami susun tadi bisa jadi panduanmu. Ya, walaupun tidak menjamin kamu bakal mahir, tetapi semakin kamu praktekin dan terus belajar dari setiap revisi yang kamu dapatin, aku yakin deh kamu bisa kok ngehasilin latar belakang skripsi yang keren, dan pastinya disukai oleh dosen. Semangat ya Mahasiswa, aku yakin kamu pasti bisa!