1. Home
  2. »
  3. Penelitian
  4. »
  5. 6 Hal Penting yang Harus Kamu Pahami dari Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

6 Hal Penting yang Harus Kamu Pahami dari Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif

Penelitian

Halo, mahasiswa tingkat akhir! Kalau kamu lagi baca ini, pasti udah mulai resah sama yang namanya skripsi, kan? Tenang, itu wajar banget. Skripsi itu emang fase paling menantang di dunia perkuliahan. Buat sebagian orang, ini adalah bukti terakhir sebelum kamu resmi pakai toga dan siap lempar topi. Tapi buat sebagian yang lain, ini kayak roller coaster penuh revisi, stres, dan begadang.  Salah satu dilema terbesar mahasiswa tingkat akhir adalah menentukan jenis penelitian yang akan dilakukan. Pertanyaan klasik yang sering muncul: “Aku harus pakai metode kualitatif atau kuantitatif, ya?” Kalau kamu lagi galau soal ini, jangan khawatir. Kamu nggak sendirian kok! Hampir semua mahasiswa ngerasain hal yang sama. 

Nah, sebelum kita jauh-jauh ngomongin data, analisis, atau metode, coba deh renungin dulu: Apa sih yang bikin kamu tertarik sama skripsi kualitatif? Atau mungkin kamu lebih nyaman main angka di kuantitatif? Pilihan ini nggak cuma soal teknis, tapi juga soal gaya berpikir, kepribadian, dan cara kamu melihat masalah.  Masalahnya, nggak semua mahasiswa benar-benar paham apa itu skripsi kualitatif dan kuantitatif. Banyak yang asal pilih karena ikut-ikutan teman atau sekadar nurut kata pembimbing. Padahal, memahami metode penelitian adalah langkah awal yang super penting. Metode yang kamu pilih bakal menentukan gimana proses penelitianmu, hasilnya, bahkan tingkat stresmu selama ngerjain skripsi.   Makanya, di artikel ini kita bakal bahas tuntas perbedaan antara skripsi kualitatif dan kuantitatif. Penasaran? Yuk baca! 

1. Skripsi Kualitatif

    Kamu tipe orang yang suka ngulik sesuatu sampai ke akarnya? Suka ngobrol lama-lama buat dengerin cerita orang? Kalau iya, penelitian kualitatif bisa banget jadi pilihan. Skripsi kualitatif itu fokus banget sama cerita, pengalaman, atau fenomena tertentu. Misalnya nih, kamu mau tahu gimana perjuangan UMKM di era digital. Daripada ngitung omzet atau bikin grafik, penelitian ini lebih suka cari tahu cerita di balik angka itu.

    Ciri-Ciri Skripsi Kualitatif

    1. Pendekatan Subjektif

    Di sini, kamu harus memahami masalah dari sudut pandang orang-orang yang terlibat. Jadi, jangan cuma sekadar amati dari jauh, tapi coba masuk ke dalam situasi mereka.

    1. Data Non-Numerik

    Data yang kamu kumpulin biasanya berupa kata-kata, rekaman, atau tulisan. Misalnya hasil wawancara sama pelaku usaha atau catatan lapangan waktu kamu observasi.

    1. Fleksibel Banget

    Penelitian kualitatif itu nggak kaku. Kalau di tengah jalan kamu nemu insight baru, kamu bisa ubah arah penelitianmu.

    Contoh Judul Skripsi Kualitatif

    • “Perjuangan Mahasiswa Tingkat Akhir Menghadapi Quarter-Life Crisis”
    • “Makna Kebahagiaan dalam Kehidupan Pengemudi Ojek Online”
    • “Peran Tradisi Lokal dalam Menjaga Harmoni di Lingkungan Multikultural”

    Kenapa Kualitatif Itu Seru?

    Karena kamu bakal dapet cerita yang mendalam. Penelitian ini lebih fokus pada kenapa dan bagaimana. Kayak ngobrol sama teman lama yang cerita pengalaman hidupnya. Beda banget rasanya dari sekadar baca angka di laporan statistik.

    2. Skripsi Kuantitatif

    Kalau kamu lebih suka hal yang jelas dan terukur, skripsi kuantitatif bisa jadi pasangan hidupmu. Penelitian ini fokus pada angka, grafik, tabel, dan semua hal yang bisa dihitung. Misalnya, kamu penasaran ada nggak sih hubungan antara durasi belajar sama nilai ujian? Nah, penelitian kuantitatif bisa bantu jawab itu dengan angka-angka dan analisis statistik.

    Ciri-Ciri Skripsi Kuantitatif

    1. Objektif Banget

    Penelitian ini nggak pake feeling-feeling club. Semua harus berdasarkan data, bukan asumsi.

    1. Menggunakan Angka

    Kamu bakal kerja bareng angka-angka dari hasil survei, eksperimen, atau data yang udah ada.

    1. Hasilnya Bisa Digeneralisasi

    Hasil penelitian kuantitatif biasanya berlaku untuk populasi yang lebih luas, bukan cuma satu kelompok kecil aja.

    Contoh Judul Skripsi Kuantitatif

    • “Pengaruh Waktu Tidur Terhadap Produktivitas Mahasiswa”
    • “Hubungan Antara Penggunaan Media Sosial dan Tingkat Stres di Kalangan Remaja”
    • “Analisis Statistik Gaya Belajar dan Nilai Akademik Mahasiswa Teknik”

    Kenapa Kuantitatif Itu Menarik?

    Karena kamu bisa lihat hubungan atau pola tertentu secara jelas. Misalnya, ternyata ada korelasi antara banyaknya kopi yang diminum sama tingkat stres. Dari situ, kamu bisa bikin rekomendasi yang berbasis data.

    3. Bedanya Kualitatif dan Kuantitatif

    Kadang susah nih ngebedain dua metode ini. Tapi kalau dijabarin, sebenarnya gampang kok.

    1. Pendekatan
    • Kualitatif: Lebih ke interpretasi dan makna. Fokusnya ke pengalaman atau cerita.
    • Kuantitatif: Matematis banget. Semua diukur dengan angka.
    1. Pengumpulan Data
    • Kualitatif: Ngobrol, observasi, baca dokumen—kayak detektif yang nyari bukti kecil.
    • Kuantitatif: Survei, eksperimen, atau data-data statistik.
    1. Analisis Data
    • Kualitatif: Analisisnya deskriptif. Kamu bakal banyak “coding” data, kategorisasi, dan nyari pola dari cerita yang kamu dapet.
    • Kuantitatif: Analisis pakai software kayak SPSS atau Excel buat ngitung regresi, korelasi, atau uji hipotesis.
    1. Tujuan
    • Kualitatif: Menjelaskan kenapa dan bagaimana.
    • Kuantitatif: Jawab pertanyaan berapa banyak atau ada nggak hubungan antara A dan B.

    4. Tantangan yang Sering Muncul

    Namanya skripsi, apapun metodenya pasti ada drama. Ini beberapa tantangan yang mungkin kamu temui:

    1. Skripsi Kualitatif
    • Akses ke Narasumber: Kadang, susah banget buat ketemu orang yang mau diajak wawancara.
    • Banjir Data: Karena datanya banyak, kamu harus jeli milih mana yang penting dan mana yang enggak.
    • Jaga Objektivitas: Meskipun pendekatannya subjektif, kamu nggak boleh kebawa emosi atau pendapat pribadi.
    1. Skripsi Kuantitatif
    • Cari Sampel Representatif: Nggak gampang lho nyari orang yang mau ngisi kuesionermu.
    • Ngulik Statistik: Kalau nggak biasa main angka, analisis statistik bisa jadi tantangan tersendiri.
    • Biaya dan Waktu: Survei atau eksperimen kadang butuh modal gede dan waktu yang panjang.

    5. Tips Memilih Metode Penelitian

    Masih bingung mau pilih yang mana? Coba jawab beberapa pertanyaan ini:

    1. Apa tujuan penelitianmu? Kalau mau memahami fenomena, pilih kualitatif. Kalau mau tahu hubungan atau pengaruh, pilih kuantitatif.
    2. Apa pertanyaan penelitianmu? Pertanyaan “kenapa” cocok buat kualitatif, sementara pertanyaan “berapa banyak” cocok buat kuantitatif.
    3. Nyamannya di mana? Kalau kamu suka ngobrol dan eksplorasi, kualitatif pas. Tapi kalau cinta angka, kuantitatif lebih cocok.

    6. Proses Menuju Skripsi Idaman

    Apa pun pilihanmu, langkah-langkah ini bakal ngebantu kamu nyelesein skripsi:

    1. Bikin Proposal yang Berkualitas

    Di proposal ini kamu harus menjelaskan apa yang mau kamu teliti, kenapa itu penting, dan gimana caranya.

    1. Cari Referensi yang Relevan

    Buku, jurnal, atau artikel akademik adalah sahabat terbaikmu selama skripsi.

    1. Konsultasi Rutin Sama Pembimbing

    Jangan cuma nunggu ditegur! Selalu update progres penelitianmu ke pembimbing.

    1. Manajemen Waktu

    Skripsi itu maraton, bukan sprint. Jadi, jangan nunda-nunda kerjaan.

    1. Siapkan Mental

    Penolakan, revisi, dan kritik itu bagian dari proses. Jangan patah semangat!

    Penutup

    Mau pilih kualitatif atau kuantitatif, dua-duanya punya keunikan masing-masing. Yang penting, pilih metode yang sesuai sama tujuan penelitianmu. Ingat, skripsi itu bukan cuma soal lulus, tapi juga soal belajar dan kontribusi ilmiah. Jadi, jangan terlalu overthinking ya! Anggap aja ini sebagai tantangan seru sebelum kamu masuk ke dunia kerja. Semangat, kamu pasti bisa!

    Tinggalkan Komentar

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Optimized by Optimole
    Scroll to Top