Penelitian Kunatitaif – Udah sampai BAB 3 pengerjaan skripsi dan kamu masih bimbang soal metode penelitian? Pengen pilih skripsi kuantitatif yang mainannya data angka dan statistik, atau mau pilih kualitatif yang lebih fokus ke cerita dan pengalaman? Kadang agak bimbang dan dilema juga sih kalau dihadapkan sama 2 pilihan ini. Tapi tenang aja bestie Kalau kamu masih bingung buat nentuin pilihan metode penelitian di skripsimu. Artikel ini bakal bahas tuntas dua metode penelitian ini, terutama buat kamu yang pengen tahu lebih dalam tentang skripsi kuantitatif, mulai dari apa itu, skripsi kuantitatif, gimana cara kerjanya, sampai tips ngerjain skripsi kuantitatif yang nggak bikin stres. Jadi tunggu apalagi, simak baik-baik ya bestie!
Apa Itu Skripsi Kuantitatif?
Sebelum kita melangkah lebih jauh apa itu kek gimana sih skripsi kuantitatif itu, kita kenalan dulu yuk sama skripsi yang gunain metode kuantitatif. Agar kamu mudah memahami skripsi kuantitatif, aku kasih ilustrasi deh. coba bayangin gini deh bestie, kamu lagi bikin penelitian tentang “Pengaruh Media Sosial terhadap Perilaku Konsumtif”. Kalau kamu pakai pendekatan kuantitatif, itu artinya kamu bakal ngumpulin data-data berupa angka. Misalnya, berapa persen mahasiswa yang belanja karena lihat promo di TikTok? Atau, ada nggak hubungan antara durasi scroll medsos sama tingkat konsumtif mereka? Sampai disini sudah tergambarkan?
Intinya ya bestie, Skripsi kuantitatif adalah penelitian yang fokus pada data numerik dan analisis statistik buat nyari pola, hubungan, atau pengaruh tertentu. Bedanya dengan skripsi kualitatif yang hanya, skripsi kuantitatif pendekatannya lebih ke angka, sistematis, dan hasilnya bisa diukur secara objektif. Terus kenapa sih penelitian Kuantitatif harus digunain? Jawabannya sudah aku rampungkan beberapa poin dibawah:
- Lebih Objektif. Penelitian kuantitatif minim bias karena semua berdasarkan angka. Kamu nggak perlu takut dituduh “subjektif” karena analisisnya jelas, pakai statistik yang udah baku.
- Bisa Generalisasi. Hasil penelitian kuantitatif sering dianggap bisa diaplikasikan ke populasi yang lebih luas. Misalnya, kalau kamu survei 200 mahasiswa dan hasilnya menunjukkan bahwa 70% suka belanja online gara-gara TikTok, itu bisa jadi gambaran populasi mahasiswa lain juga.
- Pakai Alat Analisis yang Canggih. Kamu bakal belajar banyak soal software kayak SPSS, Excel, atau R untuk ngolah data. Di luar skripsi, skill ini bakal berguna banget buat karier kamu nanti.
1. Ciri-Ciri Skripsi Kuantitatif
Gimana udah punya gambarankan soal metode penelitian satu ini? Pasti dong udah ada. Walau begitu ada hal yang harus kamu tahu juga ya bestie soal metode ini, yaitu ciri-cirinya. Kalau tadi penjelasannya enggak terlalu spesifik, nah ciri-ciri ini mungkin bisa menggambarkan, simak baik-baik ya!
- Pakai Data Angka: Gunain metode kuantitatif berarti semua informasi yang udah kamu kumpulin selama melakukan penelitian, data tersebut harus bisa diukur atau dihitung. Misalnya, hasil kuesioner dengan skala 1-5.
- Ada Hipotesis: Gunain metode kuantitatif maka kamu harus bikin hipotesis dulu sebelum melakukan penelitian. Hipotesis itu semacam dugaan sementara yang bakal kamu uji kebenarannya.
- Menggunakan Statistik: Gunain metode kuantitatif, maka hasil pengelolaan data penelitian yang kamu lakukan biasanya akan disajikan dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram.
- Pendekatan Objektif: Gunain metode kuantitatif maka kamu harus objektif dalam melakukan penelitian. Maksudnya kamu sebagai peneliti nggak boleh terlibat emosional sama subjek penelitian.
Gimana, udah tergambarkan ciri-ciri dari penelitian kuantitatif? Jadi gimana, sejauh ini apakah kamu udah nemuin metode yang pas buat penelitianmu atau kamu pengen ulik lebih jauh infonya? Kalau begitu mari kita lanjutkan ya!
2. Kuantitatif vs. Kualitatif: Apa Bedanya?
Kalau tadi udah tahu ciri-ciri penelitian kuantitatif, maka sebelum kita lanjut lebih jauh, kamu harus tahu juga “apasih yang menjadi perbedaan dasar antara skripsi kuantitatif dan kualitatif?” nih aku udah siapin beberapa poin yang harus kamu baca sampai habis biar bisa lebih meyakinkan kamu untuk memilih salah satunya buat skripsimu nanti bestie!
1. Cara Ngumpulin Data
- Kuantitatif: Ngumpulin data pakai kuesioner, survei, atau tes. Semua data berbentuk angka.
- Kualitatif: Data dikumpulin lewat wawancara, observasi langsung, atau dokumen naratif. Fokusnya lebih ke cerita dan pengalaman.
2. Analisis Data
- Kuantitatif: Pakai alat statistik untuk analisis. Misalnya, uji korelasi atau analisis regresi.
- Kualitatif: Lebih ke interpretasi dan penjelasan naratif. Kamu bakal analisis transkrip wawancara atau catatan lapangan.
3. Tujuan Penelitian
- Kuantitatif: Untuk ngukur hubungan atau pengaruh antar variabel.
- Kualitatif: Untuk memahami fenomena tertentu secara mendalam.
Misalnya, kalau kamu lagi teliti soal “Pengaruh TikTok terhadap Gaya Hidup Remaja”:
- Kuantitatif: “Seberapa besar pengaruh durasi penggunaan TikTok terhadap perilaku konsumtif remaja?”
- Kualitatif: “Kenapa remaja menganggap TikTok sebagai referensi gaya hidup mereka?”
Gimana setelah baca perbedaan ini, apakah kamu udah yakin pengen ambil metode kuantitatif buat skripsimu? Kalau kamu udah yakin, yuk lanjut simak penjelasan berikutnya. Pun kalau kamu belum yakin boleh juga kok buat lanjut bacanya, siapa tahu nanti berubah pikiran.
3. Langkah-Langkah Nyusun Skripsi Kuantitatif
Teruntuk kamu mahasiswa yang udah bulat banget keputusannya buat gunain metode kuantitatif buat skripsinya. Sekarang udah saatnya nih kamu harus belajar langkah-langkah bikin skripsi kuantitatif biar kamu nggak bingung pas mulai nulis. Emang apa aja langkah-langkahnya? Gampang kok, silahkan simak langkah-langkah dibawah ini ya biar enggak gagal paham!
1. Tentuin Latar Belakang Skripsi
Hal yang paling mendasar dalam sebuah skripsi itu adalah nentuin latar belakang masalah yang bakal diangakat. Begitu juga dengan penelitian lainnya pastinya bakal selalu dimulai dari pertanyaan sederhana: Kenapa penelitian ini penting? Di latar belakang skripsi, kamu harus bisa menjelaskan kenapa masalah yang kamu bahas relevan dan perlu diteliti. Misalnya:
- Masalahnya apa?
- Seberapa penting masalah ini?
- Apa dampaknya kalau nggak ada penelitian soal ini?
Contoh:
Kalau kamu teliti soal perilaku konsumtif mahasiswa, bisa dimulai dengan data bahwa perilaku belanja online meningkat pesat sejak pandemi. Terus, jelasin kenapa fenomena ini perlu diteliti—apakah karena dampaknya ke keuangan mahasiswa?
2. Susun Kerangka Teori
Selain nentuin latar belakang masalah, hal yang tidak boleh luput juga adalah Kerangka teori yang mendukung tulisanmu. Untuk kamu yang belum paham soal kerangka teori, ini tuh kayak fondasi rumah. Kalau fondasinya kuat, penelitianmu juga kokoh. Di sini kamu jelasin teori apa yang jadi dasar penelitianmu dan gimana hubungan antar variabel dalam penelitian.
Misalnya, kalau variabelmu adalah “Durasi Main TikTok” dan “Perilaku Konsumtif”:
- Teorinya mungkin tentang pengaruh media sosial terhadap keputusan pembelian.
- Hubungannya? Semakin lama orang scroll TikTok, makin banyak iklan yang dilihat, makin besar kemungkinan mereka belanja.
3. Pilih Desain Penelitian
Kalau kerangka teori ngebantu kamu buat memperkuat fondasi penelitianmu, maka desain penelitian sendiri ngebantu kamu buat menentukan gimana caramu ngumpulin data. Beberapa jenis desain kuantitatif yang sering dipakai mahasiswa dalam nyusun skripsinya yaitu:
- Eksperimen: Menguji hubungan sebab-akibat antar variabel.
- Survei: Mengumpulkan data dari sampel besar dengan kuesioner.
- Korelasional: Menganalisis hubungan antara dua variabel.
- Komparatif: Membandingkan dua kelompok atau lebih.
Pilih desain yang sesuai sama tujuan penelitianmu. Kalau cuma mau lihat hubungan, survei atau korelasional udah cukup.
4. Teknik Pengumpulan Data
Ini nih yang penting yaitu ngumpulin data. Skripsimu enggak bisa kelar kalau enggak ada data yang kamu kumpulin, soalnya Data itu kek nyawanya penelitian kuantitatif. Cara paling umum ngumpulin data adalah lewat kuesioner. Kamu bisa bikin pertanyaan dengan skala Likert (misalnya, dari 1 = sangat tidak setuju sampai 5 = sangat setuju) buat ngukur opini atau sikap responden.
5. Analisis Statistik
Kalau tadi kamu udah buat kuesioner buat ngumpulin data penelitianmu, selanjutnya yang enggak kalah pentingnya adalah data tersebut harus di analisis. FYI Ini adalah bagian yang paling sering bikin mahasiswa deg-degan. Soalnya kalau kamu sampain salah analisis, weitss bisa-bisa kamu kena revisi dari dosen dan parahnya yak amu harus analisis ulang. Tapi, jangan khawatir, banyak tools yang bisa bantu kamu kok buat analisis data. Salah satunya udah aku cantumin dibawah, jadi simak baik-baik ya dan pelajari biar kamu paham:
- SPSS: Paling populer buat uji statistik dasar.
- Excel: Cocok buat analisis sederhana kayak rata-rata atau persentase.
- R: Kalau kamu mau belajar analisis statistik tingkat lanjut.
Beberapa teknik analisis yang sering dipakai:
- Uji Korelasi: Buat lihat hubungan antara dua variabel.
- Regresi Linear: Buat prediksi pengaruh satu variabel terhadap variabel lain.
- Uji Hipotesis: Buat ngecek apakah hasil penelitianmu signifikan secara statistik.
4. Contoh Format Skripsi Kuantitatif
Kalau ngomongin format, sebenarnya tiap kampus punya aturan masing-masing. Tapi, secara umum, ini struktur yang sering dipakai:
- Halaman Judul: Judul yang singkat dan padat.
- Halaman Pengesahan: Tanda tangan dosen pembimbing.
- Abstrak: Rangkuman singkat penelitianmu.
- Bab I Pendahuluan: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan manfaat penelitian.
- Bab II Landasan Teori: Berisi teori dan penelitian sebelumnya.
- Bab III Metode Penelitian: Desain, variabel, populasi, sampel, dan teknik analisis.
- Bab IV Hasil dan Pembahasan: Data yang kamu dapat dan pembahasannya.
- Bab V Penutup: Kesimpulan dan saran.
- Daftar Pustaka: Semua referensi yang kamu pakai.
- Lampiran: Kuesioner, data mentah, dll.
5. Tips Biar Skripsimu Nggak Mandek
- Konsultasi Rutin Sama Dosen. Jangan malu-maluin skripsimu cuma gara-gara males bimbingan. Semakin sering konsultasi, makin jelas arah penelitianmu.
- Pilih Topik yang Punya Data. Jangan ambil topik yang datanya susah dicari. Kalau data aja nggak ada gimana mau ngolah?
- Belajar Statistik Dulu. Nggak perlu jadi ahli, tapi setidaknya ngerti dasar-dasarnya biar nggak salah analisis.
- Hindari Plagiasi. Jangan copy-paste dari penelitian orang lain. Kalau ketahuan, tamat sudah perjuanganmu.
- Dokumentasi Tiap Proses. Foto, catat, atau rekam semua proses penelitianmu. Ini penting buat laporan.
Penutup
Skripsi kuantitatif itu kelihatan ribet karena banyak angka dan statistik, tapi sebenarnya asyik kok kalau kamu udah paham alurnya. Selama kamu rajin belajar, nggak gampang nyerah, dan sering diskusi sama pembimbing, proses skripsi bakal lancar. Jadi, semangat ya, biar skripsimu selesai tepat waktu dan hasilnya bisa bikin bangga!