Pernah nggak sih kamu duduk manis depan laptop, ngebuka dokumen skripsi, tapi pikiran malah muter-muter bingung mau mulai dari mana? Apalagi pas nyampe di bagian 1.1 latar belakang — duh, rasanya kayak dihadang tembok besar yang susah ditembus. Padahal, bagian ini tuh penting banget, karena jadi pintu masuk buat pembaca (alias dosen pembimbing dan penguji) buat ngerti kenapa penelitian kamu itu layak dilirik.
Kalau prolog di novel bisa bikin pembaca nagih lanjut baca, latar belakang skripsi berfungsi sama: bikin dosen kamu tertarik dan nggak sabar ngulik penelitianmu lebih dalam. Masalahnya, banyak mahasiswa yang salah kaprah nulis bagian ini. Ada yang kepanjangan, ada yang muter-muter tanpa arah, ada juga yang minim referensi. Nah, biar kamu nggak ikut-ikutan salah langkah, di artikel ini kita bakal kupas cara buat latar belakang skripsi yang rapi, logis, dan pastinya disukai dosen.
Daftar Isi
Toggle1. Apa itu Latar Belakang Skripsi?
Sebelum ngebahas teknis, kita harus paham dulu definisinya. Latar belakang skripsi itu bagian pembuka di Bab 1 yang isinya alasan kenapa kamu memilih topik tersebut, masalah yang lagi kamu angkat, dan bukti kenapa penelitian itu penting dilakukan. Bahasa gampangnya, ini tuh “cerita” yang ngejelasin masalah, tapi versi ilmiah, bukan fiksi.
Bedanya sama curhat biasa, cara membuat latar belakang itu harus berdasarkan fakta, data, dan referensi yang valid. Jadi kalau kamu bilang “banyak mahasiswa yang kecanduan media sosial”, ya harus ada datanya — entah dari survei, jurnal, atau laporan resmi.
Kenapa bagian ini sering kena revisi? Karena banyak yang cuma nulis secara umum tanpa nyambungin ke fokus penelitian. Padahal, di sinilah kamu bisa menunjukkan ke dosen pembimbing kalau penelitianmu punya kontribusi nyata. Bahkan, bagian ini juga bakal jadi “senjata” saat dosen bertanya, “Kenapa topik ini penting diteliti?”.
2. Pentingnya Latar Belakang dalam Proposal Skripsi
Banyak mahasiswa nganggap latar belakang skripsi cuma formalitas. Padahal, fungsinya lumayan vital, apalagi kalau kamu lagi nyusun proposal. Nih, beberapa poin kenapa bagian ini nggak boleh asal-asalan:
a. Menjelaskan Relevansi Penelitian
Bayangin kamu lagi ngobrol sama orang dan tiba-tiba bahas topik random yang nggak nyambung sama konteks. Nggak enak kan? Sama halnya dengan penelitian. Latar belakang yang baik bakal nunjukin bahwa topikmu relevan sama kondisi nyata di lapangan. Misalnya, kalau kamu ambil topik tentang “Dampak AI terhadap produktivitas mahasiswa”, pastikan kamu tunjukkan data atau fenomena yang memang lagi booming di kalangan mahasiswa.
b. Menunjukkan Gap Penelitian
Dosen bakal seneng kalau kamu bisa nemuin celah dari penelitian sebelumnya. Celah ini menunjukkan bahwa penelitian kamu tuh bukan copy-paste, tapi punya kontribusi baru. Misalnya, penelitian terdahulu cuma bahas dampak media sosial pada remaja, sementara kamu fokus ke mahasiswa tingkat akhir. Nah, itu namanya gap yang jelas.
c. Memberikan Argumen Ilmiah
Namanya juga skripsi, semua yang kamu tulis harus ada dasar ilmiahnya. Jangan cuma bilang “menurut saya” tanpa dukungan data. Di sini, kamu bisa masukin statistik, hasil survei, atau kutipan dari jurnal terindeks Sinta/Scopus buat memperkuat argumen.
d. Mengarahkan ke Fokus Penelitian
Kalau latar belakangmu rapi, pembaca akan paham masalah apa yang mau kamu pecahkan. Nggak akan ada lagi yang komentar, “Loh, ini mau bahas apa sih sebenarnya?”. Makanya, arahkan pembahasan dari umum ke spesifik supaya fokus penelitianmu jelas.3. Langkah Membuat Latar Belakang Masalah Skripsi yang Berkualitas
Nah, sekarang kita masuk ke bagian paling penting: cara membuat latar belakang skripsi yang bener-bener bikin dosen terkesan.
a. Identifikasi Masalah Aktual
Mulai dari nyari masalah yang relevan dan “lagi panas” dibicarakan. Misalnya, kalau kamu jurusan komunikasi, bisa angkat fenomena “ledakan konten AI di media sosial” dan dampaknya pada persepsi publik. Biar makin mantap, tulis masalah itu dalam bentuk narasi singkat yang ada faktanya. Contoh: “Sejak 2022, penggunaan AI untuk membuat konten meningkat pesat di Indonesia. Namun, hal ini memicu kekhawatiran terkait keaslian informasi yang beredar di media sosial.”
b. Kuasai Literatur
Punya ide doang nggak cukup, kamu harus punya dasar teori dan referensi. Gunakan aplikasi membuat latar belakang skripsi seperti Mendeley atau Zotero untuk mengatur sumber bacaanmu. Semakin kaya referensi kamu, semakin kuat argumen yang dibangun.
c. Analisis Gap Penelitian
Cari tahu apa yang belum dibahas peneliti sebelumnya. Jangan cuma baca satu-dua jurnal, tapi gali lebih dalam. Misalnya, kalau topikmu soal perilaku konsumtif mahasiswa, apakah sudah ada yang membahas pengaruh diskon flash sale e-commerce? Kalau belum, itu bisa jadi celah.
d. Gunakan Data Terbaru
Data kadaluarsa itu kayak berita basi — nggak menarik lagi. Usahakan semua data yang kamu pakai maksimal 5 tahun terakhir, kecuali kalau teori dasarnya memang klasik.
e. Rumuskan Alasan Pemilihan Topik
Jangan lupa jelasin kenapa kamu pilih topik itu. Apakah karena urgensinya tinggi, ada potensi solusi praktis, atau punya nilai kebaruan?
Kalau kamu mau, nanti di bagian berikutnya aku bisa lanjut bahas struktur detail latar belakang skripsi, tips anti-revisi, plus contoh yang bisa langsung kamu modifikasi buat skripsimu.

3. Contoh Struktur Latar Belakang Masalah Skripsi
Kalau tadi kita udah bahas cara bikin latar belakang skripsi yang solid, sekarang kita masuk ke tahap teknisnya. Banyak mahasiswa nyangkut di bagian ini karena bingung mau mulai dari mana. Sebenarnya, kuncinya ada di struktur penulisannya. Dengan struktur yang rapi, dosen pembimbing bisa langsung nangkep alur pikiran kamu dan ngerti kenapa penelitian ini layak dilakukan.
Struktur umum latar belakang biasanya mengikuti pola piramida terbalik. Artinya, kamu mulai dari fenomena umum, lalu makin lama makin mengerucut ke masalah yang spesifik. Nah, biar kamu nggak bingung, yuk kita breakdown satu-satu.
Paragraf Pertama: Fenomena Umum
Di sini, tugas kamu adalah membuka pembahasan dengan gambaran besar tentang topik penelitian. Misalnya, kalau kamu mau bahas “Pengaruh Penggunaan Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Mahasiswa”, maka paragraf pertama bisa menjelaskan tren penggunaan media sosial di Indonesia secara umum. Sertakan data biar lebih meyakinkan, seperti laporan dari We Are Social atau BPS tentang jumlah pengguna media sosial.
Dengan membuka pembahasan seperti ini, dosen akan langsung paham bahwa topik yang kamu pilih bukan hanya berdasarkan perasaan pribadi, tapi juga punya dasar data. Kamu juga bisa kasih sedikit insight tentang alasan fenomena ini penting dibahas di era sekarang.
Paragraf Kedua: Identifikasi Masalah Spesifik
Setelah pembaca paham gambaran besarnya, sekarang saatnya kamu mempersempit fokus ke masalah yang lebih spesifik. Latar belakang skripsi yang baik akan mengajak pembaca masuk ke inti masalah yang ingin diteliti.
Misalnya, kalau di paragraf pertama kamu sudah bicara soal penggunaan media sosial secara umum, di paragraf kedua ini kamu bisa masuk ke pembahasan tentang dampaknya terhadap kelompok tertentu—misalnya mahasiswa semester akhir yang sedang mengerjakan skripsi.
Beri contoh nyata yang relevan, seperti meningkatnya kasus kecemasan dan insomnia pada mahasiswa akibat terlalu sering scrolling media sosial saat mengerjakan tugas akhir.
Paragraf Ketiga: Relevansi Penelitian
Nah, ini momen kamu “jualan” ide penelitian. Jelasin kenapa topik ini penting buat diteliti, baik dari sisi akademis maupun praktis. Sisi akademis berarti penelitian ini bisa menambah literatur atau memperkaya teori yang sudah ada. Sisi praktis berarti hasil penelitian ini bisa digunakan untuk memberikan solusi nyata di lapangan.
Kamu bisa menulis, misalnya, bahwa penelitian ini bermanfaat bagi pihak kampus untuk merancang program pendampingan mahasiswa dalam mengelola penggunaan media sosial.
Paragraf Keempat: Gap Penelitian
Bagian ini sering disepelekan, padahal justru penting banget. Gap penelitian adalah celah yang belum diisi oleh penelitian sebelumnya. Dengan menunjukkan gap ini, kamu sedang membuktikan bahwa penelitianmu punya nilai orisinal dan tidak sekadar mengulang yang sudah ada.
Misalnya, kamu bisa jelasin bahwa penelitian sebelumnya lebih banyak fokus pada siswa SMA atau pekerja kantoran, sementara penelitian tentang mahasiswa semester akhir masih jarang ditemukan.
Kalau kamu punya data atau referensi pendukung, tambahkan di sini untuk memperkuat argumen.4. Tips Bikin Latar Belakang Skripsi yang Bikin Dosen Bilang “Oke”
Nah, setelah paham strukturnya, sekarang kita masuk ke tips-tips praktis yang bisa bikin latar belakang kamu lebih berbobot dan menghindari revisi berkali-kali.
1) Cek Plagiasi Sebelum Submit
Banyak mahasiswa yang udah capek-capek nulis, tapi malah kena revisi besar-besaran gara-gara tingkat plagiasi tinggi. Jangan sampai kamu ngalamin hal ini. Gunakan tools cek plagiasi seperti Turnitin atau aplikasi lain yang tersedia di kampus. Tujuannya bukan cuma biar lolos dari revisi, tapi juga menjaga orisinalitas tulisan kamu.
2) Gunakan Sumber Referensi Terpercaya
Hindari mengambil data dari blog yang nggak jelas atau sumber yang nggak bisa dipertanggungjawabkan. Utamakan jurnal ilmiah, buku akademik, laporan resmi pemerintah, atau media yang kredibel. Selain bikin tulisan kamu terlihat profesional, ini juga meningkatkan kepercayaan dosen pada penelitianmu.
3) Pakai Data Terbaru
Penelitian yang menggunakan data lama bisa dianggap kurang relevan. Idealnya, gunakan data dari lima sampai sepuluh tahun terakhir. Kalau topiknya sangat dinamis seperti media sosial atau teknologi, lebih baik gunakan data dari tiga tahun terakhir.
4) Gunakan Bahasa Ilmiah tapi Tetap Mengalir
Walaupun kamu ingin terdengar akademis, hindari bahasa yang terlalu kaku atau berbelit-belit. Pastikan kalimatmu jelas, padat, dan mudah dipahami. Kalau bisa, gabungkan gaya ilmiah dengan storytelling biar dosen lebih tertarik membacanya.
5) Konsultasi ke Dosen Pembimbing Secara Berkala
Jangan tunggu sampai draft lengkap baru dikirim ke dosen. Lebih baik kirimkan bagian demi bagian untuk mendapatkan masukan. Dengan begitu, kalau ada yang salah, bisa langsung diperbaiki tanpa harus mengulang dari awal.
5. Kesalahan Umum dalam Menulis Latar Belakang Skripsi
Biar nggak nyangkut di revisi, kamu harus tahu dulu kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan mahasiswa saat bikin latar belakang skripsi. Dengan tahu ini, kamu bisa menghindarinya dari awal.
1) Terlalu Umum dan Nggak Mengarah
Banyak mahasiswa yang memulai latar belakang dengan pembahasan terlalu luas dan akhirnya bingung cara mengerucutkannya. Akibatnya, tulisan jadi muter-muter tanpa ada fokus yang jelas. Tipsnya: langsung tentuin lingkup topik dari awal dan pelan-pelan sempitkan pembahasan sampai ke inti masalah.
2) Nggak Punya Data Pendukung
Kalau latar belakang kamu cuma berisi opini tanpa data, dosen pasti akan minta kamu revisi. Data itu penting banget buat memperkuat argumen dan menunjukkan bahwa topik penelitianmu punya dasar yang valid.
3) Copy-Paste dari Internet
Percaya deh, dosen udah kebal sama tulisan yang hasil copy-paste. Selain melanggar etika akademik, ini juga bisa bikin kamu kena masalah serius, termasuk dianggap melakukan plagiarisme. Selalu parafrase dengan gaya bahasa sendiri dan tetap cantumkan sumber.
4) Nggak Menunjukkan Gap Penelitian
Latar belakang tanpa gap penelitian akan terlihat seperti tugas biasa, bukan penelitian yang punya kontribusi ilmiah. Pastikan kamu menyertakan celah yang ingin diisi supaya penelitianmu dianggap penting.
5) Terlalu Singkat
Kadang mahasiswa bikin latar belakang cuma setengah halaman dengan alasan “biar nggak kelamaan”. Padahal, bagian ini justru menentukan apakah proposal penelitianmu diterima atau nggak. Minimal, buat 2–3 halaman A4 untuk memberikan pembahasan yang memadai.
6. Penutup: Latar Belakang Skripsi yang Kuat, Skripsi Lancar
Intinya, latar belakang skripsi adalah pondasi yang bakal menentukan jalannya penelitian kamu. Kalau pondasinya kuat, proses pengerjaan bab-bab berikutnya akan jauh lebih lancar. Jangan lupa, masukkan data relevan, tunjukkan gap penelitian, dan jaga orisinalitas tulisan kamu.
Ingat, skripsi itu bukan sekadar formalitas untuk dapat gelar, tapi juga bukti kemampuan akademis kamu. Jadi, jangan malas untuk mengulik topik, mengumpulkan data, dan menyusunnya dengan rapi. Kalau kamu merasa stuck atau butuh arahan, kamu bisa ikut bimbingan resmi seperti di KonsultanEdu yang memberikan panduan lengkap dari awal sampai sidang.
Dengan begitu, kamu nggak cuma terhindar dari kesalahan umum, tapi juga bisa menyelesaikan skripsi dengan percaya diri. Jadi, yuk mulai susun latar belakang skripsi yang bikin dosen langsung bilang, “Oke, lanjutkan!”