1. Home
  2. »
  3. Skripsi
  4. »
  5. 6 Tips Menghindari Data Palsu dalam Mengerjakan Skripsi dan Penelitian lainnya!

4 Rahasia Menguasai Penelitian Kuantitatif untuk Pengerjaan Skripsi

penelitian kuantitatif

Halo mahasiswa, sebagai seorang mahasiswa yang sebentar lagi atau saat ini sedang mau memulai menulis skripsi, kamu sudah kepikiran nggak jenis penelitian apa yang akan kamu gunakan nanti? Jika belum, sini aku perkenalkan salah satu jenis penelitian buat kamu yang suka bahas soal angka-angka dan statistik, apalagi kalau bukan penelitian kuantitatif. “Tapi aku tidak tahu mau mulai dari mana agar pandai memahami jenis penelitian ini!”.

Nah, buat kamu yang tertarik ingin menggunakan jenis penelitian ini dalam mengerjakan skripsimu, artikel ini akan membantumu memahaminya sampai kamu paham. Minimal dasarnya!. Artikel ini akan membahas tuntas penelitian kuantitatif mulai dari pengertiannya, tujuan, hingga teknik pengumpulan data kuantitatif yang umum digunakan. Selain itu, kami juga akan memperlihatkan kamu contoh penelitian kuantitatif agar lebih paham penerapannya. Jadi, buat kamu yang ingin mehami lebih dalam jenis penelitian ini, yuk  simak artikel ini sampai akhir, ya!

1. Apa Itu Penelitian Kuantitatif dan Apa Tujuannya?

Oke, sebelum kita bahas lebih jauh apa saja teknik pengumpulan data kuantitatif yang umum digunakan beserta dengan contoh penelitian kuantitatif, hal pertama yang akan kami ajarkan ke kamu adalah memahami secara konsep apa yang dimaksud dengan penelitian kualitatif, beserta dengan tujuan dan manfaatnya!

1. Pengertian Penelitian Kunatitatif

Singkatnya Penelitian kuantitatif adalah pendekatan riset yang menggunakan data dalam bentuk angka dan analisis statistik untuk menjawab pertanyaan penelitian. Singkatnya, semua hal yang bisa dihitung dan diukur secara sistematis akan sangat cocok dijadikan bahan dalam pendekatan ini. Biasanya, penelitian kuantitatif digunakan untuk menguji hipotesis, mengukur hubungan antar variabel, atau membandingkan data dari satu kelompok dengan kelompok lainnya.

2. Tujuan Penelitian Kuantitatif

Tujuan utama dari penelitian kuantitatif bukan cuma “menghitung”, tapi juga untuk membuktikan suatu teori atau mencari keterkaitan yang logis antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. Jadi kalau kamu bertanya-tanya seperti, “Apakah ada pengaruh intensitas belajar terhadap nilai ujian akhir mahasiswa?” — nah, ini cocok banget dijawab dengan metode kuantitatif.

2. Metode Penelitian Kuantitatif: Jenis dan Strateginya

Kalau kamu sudah mantap mau pakai pendekatan kuantitatif, pertanyaan selanjutnya adalah: “Metode apa yang paling cocok dipakai?” Nah, dalam penelitian kuantitatif, ada beberapa metode populer yang sering digunakan tergantung dari tujuan penelitiannya.

1. Metode Deskriptif

Metode ini digunakan untuk menggambarkan fenomena atau variabel tertentu tanpa mencari hubungan atau pengaruh. Misalnya, kamu ingin tahu rata-rata tingkat stres mahasiswa saat mengerjakan skripsi. Hasil akhirnya berupa gambaran umum atau tren, bukan hubungan sebab-akibat.

2. Metode Komparatif

Kalau kamu ingin membandingkan dua kelompok atau lebih, maka metode komparatif adalah pilihan tepat. Misalnya: “Apakah ada perbedaan tingkat motivasi belajar antara mahasiswa kelas pagi dan kelas malam?” Jawaban dari pertanyaan ini butuh data yang bisa dibandingkan.

3. Metode Korelasional

Ini cocok buat kamu yang ingin mengetahui seberapa kuat hubungan antar dua variabel. Misalnya, kamu ingin tahu apakah ada hubungan antara durasi belajar dan hasil ujian. Metode ini tidak menyatakan bahwa satu variabel memengaruhi yang lain, tapi hanya melihat ada hubungan atau tidak.

4. Metode Eksperimen

Kalau kamu ingin tahu sebab-akibat secara jelas dan ilmiah, metode eksperimen adalah kuncinya. Di sini, kamu bisa mengatur variabel tertentu dan mengamati efeknya pada variabel lain. Misalnya, memberikan metode belajar tertentu ke satu kelompok dan melihat efeknya terhadap peningkatan nilai.

Dalam semua metode ini, kamu tetap harus memperhatikan desain penelitian yang baik, seperti: menentukan populasi dan sampel, menyusun instrumen penelitian, serta merancang analisis data yang sesuai. Jangan asal pilih ya, karena setiap metode punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing tergantung tujuan penelitianmu.

3. Teknik Pengumpulan Data Kuantitatif

Nah, setelah tahu metode yang akan kamu pakai, sekarang saatnya masuk ke tahap pengumpulan data. Ini adalah bagian yang krusial banget dalam penelitian kuantitatif. Kenapa? Karena data yang kamu kumpulkan adalah dasar dari seluruh analisismu. Kalau datanya salah atau nggak akurat, ya hasil penelitiannya juga bisa ngaco.

1. Kuesioner atau Angket

Ini adalah teknik yang paling sering digunakan dalam penelitian kuantitatif. Kuesioner disusun dalam bentuk pertanyaan tertutup (pilihan ganda, skala likert, ya/tidak) yang disebar ke responden. Teknik ini cocok banget kalau kamu ingin menjangkau responden dalam jumlah banyak dengan waktu dan biaya yang efisien.

Tipsnya, pastikan pertanyaan dalam kuesionermu jelas, tidak ambigu, dan sudah diuji validitas serta reliabilitasnya. Jangan sampai pertanyaan yang kamu buat malah bikin responden bingung atau salah paham.

2. Observasi Terstruktur

Kalau kamu ingin mengamati suatu fenomena langsung di lapangan, kamu bisa pakai observasi terstruktur. Tapi ingat, dalam pendekatan kuantitatif, observasi ini harus dilakukan dengan alat bantu yang terukur, seperti checklist atau form observasi. Jadi bukan hanya mengandalkan feeling atau kesan pribadi, ya!

3. Studi Dokumen atau Arsip

Teknik ini digunakan kalau kamu ingin mengambil data dari dokumen yang sudah ada, seperti laporan keuangan, catatan akademik, atau arsip organisasi. Ini bisa jadi sumber data sekunder yang sangat membantu, apalagi kalau kamu ingin menganalisis tren data dari waktu ke waktu.

4. Survei Online

Di era digital seperti sekarang, survei online juga jadi pilihan populer. Kamu bisa menggunakan Google Forms, Microsoft Forms, atau platform survei lainnya. Keuntungannya, kamu bisa menjangkau banyak responden dalam waktu singkat dan tanpa biaya besar.

Pastikan sebelum mengumpulkan data, kamu sudah menyusun panduan dan prosedur yang jelas. Jangan lupa uji coba dulu instrumenmu (pre-test) agar kamu tahu apakah alat itu benar-benar bisa mengukur yang seharusnya diukur.

4. Menyajikan & Menganalisis Data Kuantitatif

Sesudah data didapat, langkah berikut—dan inilah yang bikin banyak mahasiswa deg-deg-an—adalah mengubah deretan angka itu menjadi kesimpulan ilmiah yang solid. Berikut alur ringkas yang bisa kamu ikuti.

1. Pemeriksaan & Pembersihan Data

Sebelum main statistik, cek lagi data mentahmu:

  • Apakah ada responden ganda?
  • Apakah ada jawaban kosong atau outlier ekstrem?

Gunakan fungsi “Filter” di Excel atau menu “Data Clean” di SPSS untuk menyingkirkan entri bermasalah. Data bersih = hasil lebih valid.

2. Analisis Statistik Deskriptif

Langkah ini wajib, apa pun metode penelitian kuantitatif yang kamu pilih. Sajikan:

  • Mean, median, modus – memberi gambaran kecenderungan sentral.
  • Standard deviation – menunjukkan sebaran.
  • Distribusi frekuensi – cocok untuk data kategori (gender, fakultas, dll.).

Hanya tiga–empat tabel sederhana sudah cukup; jangan sampai bab hasilmu berubah menjadi “buku telepon statistik”.

3. Uji Asumsi

Kalau kamu akan memakai uji-t, ANOVA, atau regresi, cek dulu normalitas (Kolmogorov–Smirnov/Shapiro–Wilk) dan homogenitas varians (Levene). Bila data melanggar asumsi, pertimbangkan transformasi atau ganti ke uji non-parametrik (Mann-Whitney, Kruskal–Wallis).

4. Analisis Inferensial

Pilih teknik yang selaras dengan tujuan penelitian:

TujuanContoh uji
Mencari perbedaan dua kelompokt-test independen
Mencari hubungan dua variabel intervalKorelasi Pearson
Menguji pengaruh beberapa variabel terhadap YRegresi linier berganda
Membandingkan ≥ 3 kelompokANOVA satu arah

Saat melaporkan hasil, sertakan: nilai p, koefisien, dan ukuran efek (η², β, atau r). Lanjutkan dengan kalimat interpretatif, misalnya:

“Nilai t(98)=3,21; p=0,002 menunjukkan rata-rata self-efficacy mahasiswa tingkat akhir lebih tinggi dibanding tingkat awal. Ukuran efek d=0,65 tergolong sedang.”

5. Visualisasi Cerdas

Satu diagram batang atau scatter plot yang jelas bisa berbicara lebih lantang daripada paragraf panjang. Gunakan warna netral, judul ringkas, dan keterangan sumbu. Ingat: grafik mempermudah, bukan mempercantik semata.

Penutup

Bagaimana dengan penjelasan yang sudah kamu baca berkaitan dengan jenis penelitian kuantitatif, sampai disini sudah pahamkan? Initnya, penelitian kuantitatif tak pernah sekadar “hitungan matematis”. Ia adalah alat untuk membedah angka dengan bijak, menghasilkan insight terukur, dan memberi dasar keputusan yang kuat, mulai dari kebijakan kampus hingga strategi bisnis. Olehnya itu dengan kamu memahami jenis penelitian ini dari pengertian, teknik, contoh dan sebagainya, bukan hal yang mustahil jika saat mengerjakan skripsi dan penelitian lainnya menggunakan jenis penelitian ini kamu akan cepat menyelesaikannya dengan baik.

So, buat kamu yang ingin mengrjakan skripsi dan kamu adalah tipe mahasiswa yang suka kejelasan, senang melihat pola, dan ingin jawaban berbasis bukti kuat, mungkin jenis penelitian ini cocok untuk kamu gunakan. Semangat ya, semoga skripsinya (atau proyek risetmu) lancar dan cepat selesai biar tahun ini kamu bisa wisuda dengan bangga!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top