1. Home
  2. »
  3. Skripsi
  4. »
  5. 4 Rahasia Jitu Identifikasi Masalah Skripsi yang Efektif!

4 Rahasia Jitu Identifikasi Masalah Skripsi yang Efektif!

identifikasi masalah

Pernah nggak, kamu duduk berjam-jam di depan laptop, buka-buka file referensi, tapi tetep bingung mulai dari mana buat nulis identifikasi masalah di skripsi? Well, jangan sedih, bestie, kamu nggak sendirian! Banyak mahasiswa juga ngalamin hal yang sama. Bikin galau emang buat mahasiswa akhir, hikss

Bestie, identifikasi masalah skripsi bukan sekadar nulis apa yang ingin diteliti, lho. Ini soal memahami masalahnya, membahas dari berbagai sisi, dan ngasih argumen yang kuat. Yuk, kita kupas satu per satu, biar kamu makin paham gimana caranya bikin identifikasi masalah yang ciamik!

1. Pengertian Identifikasi Masalah Skripsi

Sebelum masuk ke teknis cara membuat identifikasi masalah skripsi yang ciamik, kita bahas dulu ya dasar-dasarnya, salah satunya yang perlu kamu tahu “Apa sih identifikasi masalah itu?” Nah, sederhananya bestie, identifikasi masalah dalam skripsi itu adalah proses mengenali, menganalisis, dan merumuskan masalah utama yang akan jadi fokus penelitian.

Mungkin kamu bertanya, “identifikasi masalah itu penting nggak sih?” Yup penting banget, karena tanpa identifikasi masalah yang jelas, penelitian kamu bisa kehilangan arah. Kalau diibaratkan, ini tuh kayak GPS buat perjalanan. Mau ke mana pun tujuannya, kamu butuh petunjuk arah yang tepat. Agar kamu makin paham tentang “Apa itu identifikasi masalah skripsi dan kenapa ini penting untuk dilakukan?” Berikut ini beberapa alasan kenapa identifikasi masalah itu super penting:

  1. Nentuin Arah Penelitian. Identifikasi masalah membantu kamu fokus dan nggak melebar ke mana-mana. Ibarat jalan, ini adalah peta awal buat kamu sampai di tujuan dengan selamat.
  2. Membuktikan Originalitas Penelitian. Kalau skripsi kamu cuma niru penelitian yang udah ada, ya, ngapain repot bikin, kan? Identifikasi masalah mastiin kalau penelitianmu menawarkan sesuatu yang baru.
  3. Mempermudah Penulisan Bab-Bab Berikutnya. Dari latar belakang, tinjauan pustaka, sampai kesimpulan, semuanya bakal terhubung kalau identifikasi masalah kamu udah kuat sejak awal.
  4. Menghindari Revisi Berulang. Kalau masalahnya jelas dan tajam, pembimbing juga bakal lebih mudah menyetujui, dan kamu nggak akan bolak-balik perbaiki skripsi.

2. Langkah-Langkah Menulis Identifikasi Masalah Skripsi yang Efektif

Nah berhubung kamu udah tahu kalau identifikasi masalah dalam skripsi itu penting banget buat dilakukan sebelum kamu menulis, maka selanjutnya yang harus kamu pahami adalah langkah-langkah dalam melakukan identifikasi masalah. Agar lebih mudah dan cara yang kamu lakukan sudah tepat, berikut ini beberapa cara yang bisa kamu lakukan yaitu:

  1. Lakukan Observasi Awal

    Langkah pertama, kamu perlu observasi dulu. Observasi ini bisa kamu lakuin lewat studi pustaka (baca jurnal dan buku) atau terjun langsung ke lapangan buat ngeliat fenomena yang ingin kamu teliti. Observasi ini punya manfaat banyak banget buat penelitian kamu. Misalnya

    • Ngumpulin Data Awal. Kamu jadi tahu data atau fakta apa aja yang relevan buat mendukung argumen.
    • Nemuin Celah Penelitian. Observasi ini bakal nunjukin bagian mana yang belum banyak diteliti.
    • Menguatkan Konteks Masalah. Kamu bisa lebih paham kenapa masalah ini penting buat diteliti.

    Misalnya, kamu mau teliti soal penggunaan media sosial dan dampaknya ke produktivitas mahasiswa. Observasi awal bisa dilakukan dengan baca laporan survei, diskusi ama temen, atau bahkan eksperimen kecil-kecilan seperti ngitung waktu yang kamu habisin di media sosial sehari-hari. Dari situ, kamu mulai dapet insight awal buat dirangkum dalam identifikasi masalah.

    1. Kenali Sumber Masalah

    Masalah penelitian nggak muncul begitu aja, bestie. Ada sumber-sumber yang jadi pemicunya. Kamu perlu ngulik lebih dalam:

    • Teoritis. Apakah ada teori yang nggak sesuai atau bertentangan?
    • Empiris. Apakah ada fenomena menarik yang perlu diteliti lebih lanjut?
    • Metodologis. Apakah ada metode yang lebih cocok buat dipakai dalam penelitian?
    • Praktis. Apakah ada masalah yang bisa berdampak langsung ke masyarakat?

    Biar kamu makin gampang buat ngenalin sumber masalah, coba kamu terapin tips berikut:

    • Jangan cuma fokus ke fenomena yang kelihatan “wow.” Kadang masalah kecil justru lebih menarik buat dipecahkan.
    • Diskusi sama dosen atau teman bisa banget bantu kamu lihat masalah dari perspektif yang berbeda.

    Misalnya, kamu lihat mahasiswa sering banget buka TikTok di sela-sela kuliah online. Dari situ, kamu bisa mikir, “Ini produktivitas mahasiswa ngaruh nggak ya?”

    1. Buat Pertanyaan Penelitian yang Tajam

    Pertanyaan penelitian adalah jantung dari identifikasi masalah. Ini yang nantinya bakal kamu jawab lewat penelitian. Nah, pertanyaan penelitian yang bagus itu punya ciri-ciri loh bestie, misalnya:

    • Spesifik. Nggak bahas terlalu umum.
    • Relevan. Harus sesuai dengan fenomena yang kamu amati.
    • Terukur. Harus ada cara buat jawab pertanyaan itu, entah lewat data kuantitatif atau kualitatif.

    Contoh Pertanyaan Penelitian yang Baik dan Buruk

    • Baik: “Bagaimana penggunaan TikTok memengaruhi fokus belajar mahasiswa?”
    • Buruk: “TikTok itu apa sih?”

    Hmm, mungkin kamu nanya, kenapa sih pertanyaan penelitian harus baik dan nggak boleh asal-asalan? Yup karena pertanyaan penelitian yang bener bakal mempermudah penelitian kamu dengan ngasih arahan yang jelas di tiap bab skripsi. Selain itu, ini bakal ngehindari kamu membahas lingkup penelitian yang terlalu luas. Jadinya penelitian kamu tetep spesifik dan relevan.

    1. Batasi Lingkup Masalah

    Kebanyakan mahasiswa tuh suka kebablasan bikin lingkup masalah yang terlalu lebar. Akhirnya, malah pusing sendiri karena harus ngerjain penelitian yang nggak ada habisnya. Kamu bisa pakai indikator berikut buat nentuin lingkup masalah penelitian kamu:

    • Lokasi Penelitian. Pilih area spesifik, misalnya kampus kamu sendiri.
    • Karakteristik Responden. Batasi kelompok yang kamu teliti, misalnya mahasiswa semester akhir.
    • Variabel Penelitian. Jangan terlalu banyak variabel, fokus aja ke dua atau tiga yang paling relevan.
    • Rentang Waktu, Tentukan periode waktu yang ingin kamu teliti, misalnya dalam satu semester.

    Contoh Batasan Masalah: Kalau kamu teliti tentang produktivitas mahasiswa, jangan semua mahasiswa di Indonesia yang jadi responden. Fokus aja ke mahasiswa kampus kamu, biar datanya lebih manageable.

    1. Hubungkan dengan Teori dan Penelitian Sebelumnya

    Supaya identifikasi masalah kamu kuat, hubungkan dengan teori yang relevan dan penelitian sebelumnya. Ini bakal nunjukin kalau kamu ngerti banget konteks penelitianmu. Selain itu, hal ini juga bakal berguna banget buat kamu nemuin gap penelitian yang belum terjawab. Nah ada beberapa cara nih yang bisa kamu terapin saat mencari referensi teori. Caranya:

    • Gunakan jurnal-jurnal yang terpercaya.
    • Baca buku teks yang jadi rujukan utama di bidangmu.
    • Cari sumber dari penelitian terbaru, biar argumen kamu tetap relevan.
    1. Gunakan Pendekatan Sistematis

    Nah, sekarang kita masuk ke tahap yang lebih teknis. Biar identifikasi masalah skripsi kamu terlihat profesional, penting banget buat menggunakan pendekatan yang sistematis. Jangan asal nulis atau curhat tanpa arah, bestie!

    Pendekatan sistematis berarti kamu menyusun identifikasi masalah dengan struktur yang logis dan berurutan. Struktur ini akan membantu pembaca memahami konteks, permasalahan, dan alasan di balik penelitianmu.

    Struktur Ideal untuk Identifikasi Masalah

    • Konteks Umum Masalah. Mulai dari gambaran besar fenomena yang kamu teliti. Misalnya, kalau topiknya tentang media sosial, bahas dulu tren penggunaan media sosial secara umum.
    • Spesifikasi Masalah. Persempit pembahasan ke permasalahan utama yang jadi fokus penelitianmu.
    • Alasan Pemilihan Masalah. Jelasin kenapa masalah ini penting untuk diteliti. Misalnya, apakah ini fenomena baru atau punya dampak besar?
    • Signifikansi Penelitian. Tunjukin kontribusi penelitianmu, baik secara teoritis maupun praktis.

    Misalnya, kamu meneliti tentang hubungan antara penggunaan TikTok dan produktivitas belajar mahasiswa. Cara nyusunnya kayak gini:

    • Konteks umum. Media sosial semakin mendominasi aktivitas sehari-hari, terutama di kalangan mahasiswa.
    • Spesifikasi masalah. Penggunaan TikTok yang berlebihan dapat memengaruhi fokus belajar.
    • Alasan pemilihan masalah. Fenomena ini sering terjadi, tapi belum banyak penelitian ilmiah yang membahas dampaknya secara mendalam.
    • Signifikansi penelitian. Hasilnya dapat membantu mahasiswa mengelola waktu lebih baik dan memberi wawasan baru untuk pengembangan kebijakan kampus.
    1. Perhatiin Aspek Originalitas

    Originalitas itu kunci banget, bestie! Kamu pasti nggak mau dong skripsimu dianggap copy-paste dari penelitian orang lain? Identifikasi masalah yang orisinal menunjukkan bahwa kamu punya pemikiran baru yang relevan dengan topik penelitianmu.

    Ciri-Ciri Identifikasi Masalah yang Orisinal

    • Belum Banyak Diteliti. Masalah yang kamu bahas harus punya elemen kebaruan, baik dari sisi konteks, metode, atau perspektif.
    • Relevan dengan Situasi Terkini. Kalau bisa, pilih masalah yang lagi “happening” atau punya dampak signifikan di masyarakat.
    • Menghadirkan Kontribusi Baru. Tunjukkan kalau penelitianmu bisa memperkaya ilmu pengetahuan atau membantu memecahkan masalah praktis.

    Biar nggak pusing nyari kebaruan penelitian, kamu bisa:

    • Cek literatur terbaru di jurnal-jurnal internasional.
    • Diskusikan ide dengan dosen pembimbing atau teman yang satu bidang.
    • Cari celah dari penelitian sebelumnya, misalnya metode yang belum pernah dicoba atau sampel yang berbeda.

    Misalnya, kamu menemukan bahwa penelitian sebelumnya tentang media sosial hanya fokus pada Instagram atau Facebook. Kamu bisa menawarkan kebaruan dengan meneliti TikTok, yang belum banyak diangkat dalam skripsi-skripsi sebelumnya.

    1. Pertimbangkan Aspek Metodologis

    Identifikasi masalah yang bagus itu nggak cuma keren di atas kertas, tapi juga bisa diteliti secara praktis. Di sinilah pentingnya mempertimbangkan aspek metodologis. Aspek metodologis mengacu pada apakah masalah yang kamu identifikasi:

    • Bisa diukur atau diuji secara ilmiah.
    • Memiliki data yang cukup untuk dianalisis.
    • Memungkinkan untuk dikerjakan dalam waktu yang tersedia.

    Buat tahu kelayakan metodologis dari penelitian kamu, bisa cek nih beberapa aspek berikut:

    • Cek Ketersediaan Data. Pastikan data yang kamu butuhkan bisa diakses, baik dari responden, dokumen, atau sumber lain.
    • Sesuaikan dengan Metode Penelitian. Pilih metode yang sesuai, apakah itu kuantitatif, kualitatif, atau campuran.
    • Pertimbangkan Waktu dan Sumber Daya. Jangan terlalu ambisius kalau waktu penelitianmu terbatas.

    Misalnya, kamu ingin meneliti dampak TikTok terhadap produktivitas mahasiswa. Kamu bisa menggunakan survei kuantitatif untuk mengukur durasi penggunaan TikTok dan nilai akademik mahasiswa. Atau, kamu bisa wawancara kualitatif untuk menggali alasan kenapa mereka merasa terganggu dengan aplikasi tersebut.

    1. Validasi dengan Pembimbing

    Nggak ada yang lebih penting dari ngeyakinin pembimbing bahwa identifikasi masalahmu solid, bestie. Kadang, kamu udah merasa puas, tapi ternyata pembimbing punya pandangan lain.

    Kenapa Validasi Itu Penting?

    • Pembimbing punya pengalaman dan wawasan yang lebih luas.
    • Mereka bisa membantu memperbaiki kelemahan dalam identifikasi masalahmu.
    • Dengan validasi, kamu bisa menghindari revisi yang bikin stres di kemudian hari.

    Tips Diskusi dengan Pembimbing

    • Siapkan draft yang jelas dan terstruktur.
    • Jelaskan logika di balik pemilihan masalah.
    • Terbuka dengan kritik dan masukan.
    • Catat semua saran yang diberikan.

    Kapan sih waktu yang tepat buat validasi?. Setelah kamu selesai menyusun identifikasi masalah secara lengkap, jadwalkan diskusi dengan pembimbing. Jangan menunda-nunda, karena tahap ini krusial untuk melanjutkan penelitianmu.

    1. Dokumentasikan dengan Baik

    Terakhir, jangan lupa buat mendokumentasikan semua proses yang kamu lakukan. Ini bakal membantu kamu kalau suatu saat pembimbing minta revisi atau ada bagian yang perlu diperbaiki. Caranya:

    • Simpan semua file penelitianmu, termasuk draft identifikasi masalah, di folder yang terorganisir.
    • Gunakan aplikasi catatan seperti Notion atau Evernote buat nyimpen ide-ide yang muncul.
    • Backup data secara rutin ke cloud atau hard drive eksternal.

    Kenapa Dokumentasi Itu Penting?

    • Kamu bisa dengan mudah melacak perubahan atau revisi yang pernah dilakukan.
    • Membantu menghindari kehilangan data penting.
    • Mempermudah proses penyusunan laporan akhir.

    Nah gimana dengan langkah-langkah yang udah aku kasih, mudahkan? pastinya dong! Kamu bisa mengikuti cara tadi untuk menyusun identifikasi masalah skripsimu agar nantinya membantu kamu dalam pengerjaan skripsi dengan mudah.

    3. Kesalahan Umum dalam Menulis Identifikasi Masalah Skripsi

    Meski aku udah kasih ke kamu langkah-langkah dalam menulis identifikasi masalah skripsi yang baik, tapi tidak menutup kemungkinan terdapat kesalahan yang mungkin saja terjadi meski kamu sudah berusaha maksimal. Kenapa kamu perlu mengetahui ini? karena nggak jarang mahasiswa masih terjebak dalam kesalahan umum saat menulis identifikasi masalah skripsi. Kalau kamu pengen hasilnya maksimal, yuk, hindari jebakan klasik ini.

    Berikut ini beberapa kesalahan umum yang biasa terjadi dalam menulis identifikasi masalah skripsi, yaitu:

    1. Masalah Terlalu Luas

    Ini salah satu kesalahan paling sering, bestie. Kadang, saking semangatnya, kamu pengen bahas semuanya sekaligus. Tapi masalahnya, skripsi itu punya batasan waktu dan ruang. Kalau cakupan masalah terlalu luas, kamu bakal kesulitan menyelesaikannya tepat waktu.

    Contohnya kayak gimana? Misalnya kamu ngangkat topik Pengaruh Media Sosial terhadap Kehidupan Mahasiswa. Ini terlalu luas karena nggak jelas aspek apa yang mau dibahas—akademik, sosial, atau emosional?

    Solusinya kamu bisa spesifikkan fokus penelitian kamu. Misalnya: Pengaruh Media Sosial terhadap Produktivitas Akademik Mahasiswa Universitas X.

    1. Tidak Ada Signifikansi Ilmiah

    Kadang, masalah yang ditulis kurang punya dampak atau kontribusi. Penelitian yang nggak signifikan bakal sulit diterima dosen pembimbing dan nggak menarik untuk dikembangkan lebih lanjut.

    Contohnya kayak gimana? kamu tertarik membahas topik Penggunaan Emoji dalam Chat Mahasiswa. Masalah ini mungkin menarik, tapi kalau nggak ada relevansi ke aspek akademik atau sosial, bisa jadi kurang bernilai ilmiah. Solusi? Pastiin topikmu punya kontribusi nyata, baik secara teori maupun praktik.

    1.  Kurang Data Pendukung

    Identifikasi masalah tanpa dukungan data ibarat masakan tanpa garam, hambar! Kalau kamu nggak punya data yang cukup untuk mendukung argumen, dosen pembimbing bisa mempertanyakan validitasnya.

    Contohnya kayak gini kamu nulis Penggunaan TikTok bikin mahasiswa malas belajar” tanpa data atau survei pendukung. Solusinya kamu bisa lakuin riset awal atau gunakan referensi dari jurnal dan buku. Data pendukung bikin identifikasi masalahmu lebih kuat.

    1. Kurang Originalitas

    Meniru penelitian orang lain tanpa modifikasi atau kebaruan itu big no! Kalau identifikasi masalahmu nggak punya nilai tambah, bakal susah diterima, bestie.

    Contohnya kamu ngambil topik skripsi kakak tingkat tanpa perubahan apapun. Solusinya cari gap atau sudut pandang baru dari penelitian sebelumnya. Misalnya, gunakan sampel yang berbeda atau metode yang lebih spesifik.

    1. Tidak Relevan dengan Bidang Ilmu

    Kesalahan lain adalah memilih masalah yang kurang sesuai dengan program studi atau bidang ilmu kamu. Contohnya kamu mahasiswa ekonomi membahas masalah psikologi tanpa kaitan dengan aspek ekonomi. Solusinya pastiin topik yang kamu pilih sesuai dengan bidang studi kamu, ya!

    4. Tips Tambahan untuk Menulis Identifikasi Masalah yang Keren

    Nah, karena sebelumnya kamu udah tahu nih kesalahan yang biasa terjadi dalam menulis identifikasi masalah skripsi, begitu juga dengan langkah-langkahnya agar identifikasi masalah yang kamu buat dapat mengarahkan kamu pada hasil yang maksimal dalam pengerjaan skripsi, selanjutnya yang tidak kalah penting yang harus kamu tahu adalah beberapa tips dari aku agar identifikasi masalah yang kamu buat lebih keren. Silahkan coba beberapa tips-tips berikut. Dijamin, dosen pembimbing bakal terkesan!

    1. Selalu Update dengan Literasi Terbaru

    Zaman sekarang, informasi terus berkembang. Jangan cuma mengandalkan buku-buku lama, kamu juga perlu baca jurnal-jurnal terbaru untuk mencari referensi. Cara updatenya gimana? Bisa kayak gini:

    • Pakai database jurnal seperti Google Scholar, ResearchGate, atau PubMed.
    • Ikuti seminar dan diskusi ilmiah di kampus.
    • Ambil data dari sumber terpercaya, jangan cuma Wikipedia.
    1. Konsultasi Secara Berkala

    Konsultasi dengan pembimbing itu wajib, bestie. Jangan nunggu skripsimu “jadi” dulu baru diskusi, karena revisi bakal lebih banyak dan makan waktu. Agar konsultasinya berjalan efektif, terapin tips berikut:

    • Siapkan draft sebelum bertemu.
    • Tulis poin-poin pertanyaan yang spesifik.
    • Catat semua masukan dari pembimbing.
    1. Bersikap Kritis dan Analitis

    Jangan cuma terima informasi mentah-mentah, tapi analisis dulu. Apakah data yang kamu gunakan valid? Apakah teori yang kamu pakai relevan?

    Cara Berpikir Kritis

    • Bandingkan berbagai literatur sebelum mengambil kesimpulan.
    • Identifikasi kelebihan dan kekurangan dari penelitian sebelumnya.
    • Jangan takut mempertanyakan argumen yang kurang kuat.
    1. Dokumentasikan Setiap Tahap Proses

    Suka lupa dengan ide-ide bagus yang tiba-tiba muncul? Makanya, selalu dokumentasikan semua proses penulisan, dari brainstorming hingga revisi. Ada beberapa tools yang bisa kamu pakai, kayak:

    • Aplikasi catatan seperti Evernote atau Notion.
    • Spreadsheet untuk mencatat referensi.
    • Folder khusus untuk menyimpan file skripsi.
    1. Kelola Waktu dengan Baik

    Identifikasi masalah itu proses yang panjang, jadi pastikan kamu nggak kehabisan waktu di tengah jalan. Cara manajemen waktunya gimana? bisa kayak gini:

    • Buat timeline penulisan.
    • Pisahkan waktu untuk riset, menulis, dan revisi.
    • Hindari menunda pekerjaan, karena “deadline” nggak pernah bohong!

    Penutup

    Sebagai kesimpulan, ngerjain skripsi itun memang susah-susah gampang, apalagi saat sudah berada di fase harus melakukan Identifikasi masalah kadang buat kepala jadi puyeng. Identifikasi masalah skripsi itu penting banget dan bukan cuma sekedar formalitas, tapi pondasi utama yang bakal menentukan arah penelitianmu. Kalau identifikasi masalahnya kuat, proses penelitian bakal lebih lancar, dan hasilnya pun memuaskan.

    Oleh karena itu, kalau kamu masih mengalami kesulitan dalam menuliskan identifikasi masalah skripsimu, kamu bisa gunain panduan singkat ini. Dengan mengikuti panduan ini, kamu udah punya bekal untuk menulis identifikasi masalah yang nggak cuma relevan, tapi juga original dan impactful. Jadi, nggak ada alasan lagi buat bingung atau nunda-nunda, ya! Yok semangat, semoga bulan depan sudah bisa wisuda!

    Tinggalkan Komentar

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    Optimized by Optimole
    Scroll to Top