
Pesan terbuka untuk mahasiswa akhir yang saat ini lagi berjuang buat nuntasin proposal skripsinya. Semangat dan selamat berjuang ya karena selangkah lagi kamu bakal nyelesain skripsimu setelah proposalnya udah jadi. Aku tahu kalau buat proposal skripsi itu emang ada mudah dan susahnya. Tapi mau gimana lagi proposal skripsi itu ibarat tiket buat nyelesaiin skripsi. Dokumen ini juga bakal jadi “blueprint” atau cetak biru dari penelitian yang bakal kamu jalani. Kalau proposal kamu bagus, skripsi pun bakal lebih lancar jaya tanpa ada gangguan. Tapi kalau asal-asalan ngerjainnya, jangan kaget kalau bimbingan jadi sering kena revisi.
Nah, buat kamu yang lagi kuliah di bidang pendidikan atau jurusan lainnya, yang pengen nyusun skripsi pendidikan, kebetulan banget nih bestie artikel ini bakal kasih panduan lengkap ke kamu soal bikin proposal skripsi yang efektif dan profesional, dan pastinya anti ribet dan revisi dari dosen. Selain itu, kita juga bakal bahas soal referensi yang bisa kamu gunain biar proposalmu jadi lebih fresh dengan menggunakan Google Scholar buat cari referensi. Yuk, langsung aja kita mulai biar kamu makin cepet ngelarin skripsimu. Meluncurr!!!
Daftar Isi
Toggle10 Langkah Membuat Proposal Skripsi yang Berkualitas
Sebelum kita bahas lebih jauh tentang gimana sih cara buat proposal yang berkualitas, aku perlu nerangin dikit kenapa sih proposal skripsi itu penting! Jadi bestie gini, proposal skripsi itu kayak kunci yang bakal kamu gunain buat ngebuka pintu buat nyelesain skripsi. Tanpa kunci tersebut, mimpi deh kamu bisa skripsi dengan baik. Makanya ya, sebelum kamu ngerjain skripsimu, kamu pasti wajib nyusun proposalmu, dan nyusunnya ini enggak mudah lho, kamu harus tahu strateginya biar proposalmu berkualitas dan anti revisi.
Caranya gimana buat ngehasilin proposal skripsi yang berkualitas? Mudah kok, silahkan cobain aja 10 langkah dibawah ini untuk membuat proposal skripsi yang berkualitas. Simak baik-baik ya poin-poinnnya biar kamu makin paham!
1. Memilih Topik Penelitian yang Tepat untuk Proposal Skripsi
Udah pernah bingung karena belum dapat topik yang menarik buat diteliti + bingung nggak tahu harus cari dimana? Sabar bestie, kamu enggak sendiri kok, sebagian besar mahasiswa pernah ngalami hal tersebut, tapi aku pengen katakan, Tenang, aku ada beberapa cara yang bisa kamu lakuin, karena asalkan kamu tahu ya, pilih topik itu nggak serumit yang dibayangkan kok. Yang penting, kamu fokus pada beberapa hal berikut:
- Minat Pribadi. Topik yang sesuai minat bakal bikin kamu lebih semangat buat eksplorasi. Kalau kamu suka isu pendidikan, misalnya, pilihlah tema yang berhubungan dengan pengajaran, motivasi belajar, atau teknologi pendidikan.
- Relevansi dengan Bidang Studi. Pastikan topik yang kamu pilih nyambung sama jurusan kamu. Misalnya, kalau kamu mahasiswa pendidikan, jangan tiba-tiba angkat topik ekonomi mikro.
- Kebaruan Topik. Cari topik yang belum banyak dibahas atau punya pendekatan baru. Ini bakal bikin penelitianmu lebih menarik di mata dosen.
- Kemungkinan Akses Data. Jangan pilih topik yang datanya susah diakses. Misalnya, mau bahas perilaku siswa tapi nggak punya izin survei di sekolah.
Contoh: “Pengaruh Metode Pembelajaran Daring terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA selama Pandemi COVID-19.” Topik ini nggak cuma relevan, tapi juga punya banyak referensi di Google Scholar.
Gimana ? udah tergambarkan gimana caranya buat nemuin topik penelitian buat diubah ke dalam proposal skripsikan? Cara diatas efektif lho bisa ngebantu, cobain aja deh biar proposal skripsimu cepat kelar!
2. Melakukan Studi Literatur Menggunakan Google Scholar
Yang enggak kalah penting dari sebuah proposal skripsi itu adalah latar belakang. Soalnya bagian ini yang akan banyak dipertanyakan oleh dosenmu, kenapa angkat penelitian ini? sebepara penting? dan sebagainya. Pertanyaannya Apa sih kunci bikin latar belakang yang solid? Jawabannya: studi literatur. Teruntuk kamu yang pengen dapat referensi yang ngedukung tulisan yang kamu buar, kamu bisa gunain Google Scholar. Ini tuh toolsnya para mahasiswa yang kek doi aja, susah buat dipisahin! Terus gimana langkah-langkahnya melakukan studi literatur menggunakan google scholar? Yuk simak poin berikut:
- Menemukan Referensi Akademik Terkini. Dengan Google Scholar, kamu bisa dapat artikel jurnal, prosiding, atau tesis dari seluruh dunia. Semua bisa kamu akses cuma modal WiFi.
- Mengidentifikasi Penelitian Serupa. Studi literatur juga bantu kamu lihat penelitian apa yang udah ada. Jadi, kamu bisa tahu apa yang belum dibahas (kesenjangan penelitian) dan gimana cara kamu ngisi celah itu.
- Langkah-Langkah Praktis:
- Buka Google Scholar di scholar.google.com.
- Ketik kata kunci penelitian kamu, misalnya “motivasi belajar daring.”
- Urutkan hasil pencarian berdasarkan tahun terbaru.
- Unduh minimal 10 jurnal yang relevan buat bahan analisis.
- Tips: Gunakan Referensi yang Beragam. Jangan cuma ambil dari satu sumber. Kombinasi artikel lokal dan internasional bakal bikin proposal kamu lebih berbobot.
3. Menyusun Latar Belakang Masalah
Kalau kamu masih berpikir buat latar belakang masalah itu asal buat aja, kamu salah besar ya! Faktanya buat latar belakang masalah itu ada langkah-langkahnya. Wah apa aja itu? Yuk, kita bahas!
- Langkah 1: Jelaskan Fenomena Umum. Paragraf pembuka harus bikin pembaca ngerti apa sih masalah yang kamu bahas. Misalnya, kalau topikmu tentang motivasi belajar daring, jelaskan dulu fenomena pembelajaran daring selama pandemi.
- Langkah 2: Ungkapkan Kesenjangan Penelitian. Setelah fenomena umum, jelaskan apa yang kurang dari penelitian sebelumnya. Misalnya, “Belum banyak penelitian yang fokus pada dampak pembelajaran daring terhadap motivasi siswa di daerah rural.”
- Langkah 3: Alasan Pemilihan Topik. Terakhir, jelaskan kenapa topik ini penting dan relevan untuk diteliti. Sertakan juga dampak yang diharapkan dari penelitianmu.
- Struktur Contoh:
- Paragraf 1: Fenomena umum.
- Paragraf 2: Kesenjangan penelitian.
- Paragraf 3: Alasan pemilihan topik.
Gimana? udah tahukan. Jadi untuk kamu yang masih ngasal buat latar belakang yang asal jadi. Mending buang jauh-jauh ya kebiasan itu. Saatnya gunain 3 langkah tadi biar latar belakangmu jadi power full!
4. Merumuskan Masalah Penelitian
Gimana sih cara nulis rumusan masalah yang bener? Jangan sampai rumusan masalah kamu malah bikin bingung orang yang baca. Intinya, rumusan masalah itu harus spesifik, jelas, dan bisa dijawab lewat penelitian yang kamu lakukan. Jangan terlalu umum, karena ini akan membingungkan kamu dan pembimbing nanti. Coba bayangin kalau rumusan masalah kamu kayak gini: “Bagaimana cara meningkatkan motivasi belajar siswa?” Wah, itu terlalu umum, kan? Bener-bener enggak bisa dijawab secara langsung.
Tips Merumuskan Masalah yang Tepat:
- Spesifik, Tentukan dengan jelas apa yang mau kamu cari. Misalnya, bukan hanya “bagaimana pengaruh pembelajaran daring,” tapi lebih spesifik lagi “bagaimana pengaruh metode pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa SMA selama pandemi COVID-19.” Ini bikin orang langsung tahu apa yang akan kamu teliti.
- Jelas, Gunakan kalimat yang mudah dimengerti dan jangan menggunakan istilah yang bisa bikin bingung orang. Masalah yang jelas akan menghindari kebingungan di tengah penelitian. Misalnya, kalau kamu bahas tentang “motivasi belajar,” kamu bisa jelaskan dengan kata-kata yang langsung nyambung sama konteks yang kamu bahas.
- Dapat Dijawab Lewat Penelitian, Pastikan rumusan masalah bisa dijawab dengan data yang kamu kumpulkan. Ini adalah hal yang sangat penting karena kalau rumusan masalah kamu nggak bisa dijawab, penelitian kamu jadi sia-sia. Makanya, rumusan masalah itu harus realistis dan sesuai dengan data yang bisa diakses.
Contoh Rumusan Masalah: “Bagaimana pengaruh metode pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa SMA selama pandemi COVID-19?” Masalah ini sudah cukup spesifik dan bisa dijawab dengan mengukur motivasi belajar siswa melalui survei atau wawancara, misalnya.
Gimana? udah tahukan cara merumuskan masalah yang tepat? Pokoknya wajib banget kamu aplikasikan saat kamu lagi ngerjain proposal skripsimu. Soalnya rumusan masalah ini harus dibuat sejelas mungkin karena akan nentuin banget perjalanan skripsimu dari awal sampai akhir!
5. Menentukan Tujuan Penelitian
Kalau tadi kamu udah buat rumusan masalahnya, selanjutnya yang perlu kamu perjelas adalah menentukan tujuan penelitianmu nanti arahnya mau kamu bawa kemana. Dalam menentukan tujuan penelitian biasa dibagi menjadi dua yaitu menentukan tujuan umum dan juga tujuan khususnya. Misalnya seperti penjelasan dibawah ini:
- Tujuan Umum, Tujuan umum itu menjelaskan apa yang ingin kamu capai secara keseluruhan dalam penelitian. Ini bisa kamu ambil langsung dari rumusan masalah, tapi harus dijelaskan dengan lebih luas. Misalnya, dari rumusan masalah di atas yang ngebahas pengaruh pembelajaran daring, tujuan umumnya bisa jadi “Menganalisis pengaruh metode pembelajaran daring terhadap motivasi belajar siswa SMA selama pandemi COVID-19.”
- Tujuan Khusus, Tujuan khusus adalah rincian dari tujuan umum yang menjelaskan lebih spesifik lagi apa yang ingin kamu teliti dan capai. Biasanya, tujuan khusus ini dibuat untuk mengukur elemen-elemen yang lebih detail dari penelitian kamu. Misalnya, kalau kamu mau mengukur pengaruh metode daring terhadap motivasi belajar, tujuan khususnya bisa mencakup dua hal utama:
- Mengukur Tingkat Motivasi Belajar. Kamu ingin tahu seberapa besar pengaruh metode pembelajaran daring terhadap tingkat motivasi belajar siswa SMA selama pandemi.
- Mengevaluasi Efektivitas Metode Pembelajaran Daring. Kamu juga perlu mengevaluasi apakah metode pembelajaran daring itu efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa atau tidak.
Dengan kamu udah tentuin tujuan umum dan khususmu secara jelas, maka yakin deh penelitianmu akan jauh lebih terarah lagi dan mudah dilaksakan.
6. Merancang Metodologi Penelitian
Kalau tadi kamu udah beres merancang rumusan masalah beserta dengan tujuan penelitianmu, selanjutnya yang tidak kalah penting adalah kamu perlu merancang metodologi penelitian yang pas buat skripsimu. Tujuannya biar saat pengumpulan data, kamu tidak kewalahan lagi buat ngumpulin datanya. Soalnya metodologi adalah peta jalan dari proses penelitian, jadi kamu perlu mendeskripsikan dengan jelas. Apa aja hal yang harus diperhatikan?
- Jenis Penelitian. Jenis penelitian ini bergantung pada apa yang kamu ingin teliti. Kalau kamu ingin mengukur pengaruh suatu hal, penelitian kuantitatif bisa jadi pilihan. Sebaliknya, kalau kamu ingin menggali pemahaman lebih dalam tentang suatu fenomena, penelitian kualitatif bisa lebih tepat. Misalnya, kamu memilih penelitian kuantitatif untuk mengukur dampak pembelajaran daring terhadap motivasi siswa.
- Populasi dan Sampel. Populasi adalah kelompok yang ingin kamu teliti, sedangkan sampel adalah bagian kecil dari populasi tersebut. Misalnya, kalau kamu ingin meneliti siswa SMA di seluruh Indonesia, kamu bisa fokus pada populasi tertentu, seperti siswa SMA di Kota Bandung, dengan sampel 200 siswa.
- Teknik Pengumpulan Data. Ada banyak cara untuk mengumpulkan data. Salah satunya adalah menggunakan kuesioner atau survei. Kamu bisa mendistribusikan kuesioner kepada siswa untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi mereka. Selain itu, kamu bisa menggunakan wawancara, observasi, atau tes untuk mengumpulkan data.
- Instrumen Penelitian. Instrumen ini adalah alat yang kamu gunakan untuk mengumpulkan data, seperti kuesioner, wawancara, atau observasi. Buat instrumen yang relevan dengan topik penelitian kamu dan pastikan instrumen tersebut mampu mengukur apa yang ingin kamu teliti.
- Teknik Analisis Data. Setelah data terkumpul, langkah berikutnya adalah menganalisis data tersebut. Teknik analisis data yang kamu pilih bergantung pada jenis data yang kamu kumpulkan. Untuk penelitian kuantitatif, kamu bisa menggunakan analisis statistik seperti uji t, regresi, atau korelasi untuk melihat hubungan antara pembelajaran daring dan motivasi siswa.
Contoh Metodologi:
- Jenis Penelitian: Penelitian kuantitatif
- Populasi: Siswa SMA se-Kota Makassar
- Sampel: 300 siswa
- Teknik Pengumpulan Data: Survei dengan kuesioner
- Instrumen Penelitian: Kuesioner yang mengukur tingkat motivasi belajar siswa
- Teknik Analisis Data: Uji regresi untuk melihat pengaruh pembelajaran daring terhadap motivasi siswa
Pada akhirnya metodologi yang jelas akan membantu kamu memetakan langkah-langkah penelitian yang akan kamu lakukan kedepannya, serta memberikan gambaran tentang bagaimana data akan dianalisis dan disimpulkan, ketika data tersebut sudah berhasil dikumpulkan. Jadi jangan sampai poin ini sampai kelewatan dan tidak kamu jelaskan dengan detail ya, jangan sampai penelitianmu nanti mandek, enggak tuntas-tuntas karena metodologi yang kamu pilih salah!
7. Menyusun Kerangka Teori
Hayo siapa yang udah enggak asing dengan kerangka teori? Ini tuh semacam fondasi penelitianmu lho. Kenapa? Ibaratnya kerangka teori itu pondasi rumah mu, kalau enggak kuat, yakin deh rumah itu akan roboh. Begitu juga dengan skripsimu, kalau teorinya enggak jelas, tidak relevan dengan tulisanmu, yakin deh skripsi bakal kena revisi besar-besaran!. Beberapa hal-hal yang harus kamu pahami dalam menyusun kerangka teori, yaitu:
- Teori-Teori Pendukung. Kerangka teori harus mencakup teori-teori yang menjelaskan fenomena yang kamu teliti.
- Definisi Konseptual. Di bagian ini, jelaskan definisi dari konsep-konsep yang kamu gunakan dalam penelitian.
- Penelitian Lanjutan. Selain teori, kamu juga perlu mencantumkan penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan.
Tips Penyusun Kerangka Teori:
- Gunakan minimal 3-5 referensi utama yang berkualitas tinggi.
- Sumber referensinya bisa dari jurnal internasional, buku teks, atau artikel ilmiah.
- Pastikan penggunaan format sitasi yang sesuai dengan standar, misalnya menggunakan APA style.
Ingat ya, kerangka teori itu penting. Kalau dasar teori yang kamu gunakan dalam nyusun skripsimu enggak kuat, siap-siap aja kena revisi. Olehnya itu dengan kerangka teori yang kuat, proposal kamu akan terlihat lebih kredibel dan memiliki landasan ilmiah yang jelas.
8. Membuat Jadwal Penelitian
Enggak bisa dipungkiri dalam melakukan penelitian itu tidaklah mudah dan cepat. Memerlukan waktu berminggu-minggu, sampai beberapa bulan kedepan. Maka dari itu penting banget buat kamu membuat jadwal penelitian, biar hal ini bisa ngebantu kmu buat nyelesain skripsimu tepat waktu. Berikut ini beberapa tahap yang bisa kamu perhatikan dalam pembuatan jadwal penelitian yang baik, yaitu:
- Tahap Persiapan. Persiapan itu nggak cuma tentang mikirin topik aja, ya. Kamu harus menyiapkan semuanya dengan matang dari awal, seperti merumuskan masalah, menentukan tujuan, sampai mencari referensi yang relevan.
- Tahap Pengumpulan Data. Tahap ini kamu akan mulai turun lapangan, entah itu dengan cara observasi, wawancara, atau menyebar kuesioner.
- Tahapan Analisis Data. Kalau sudah dapat datanya setelah melakukan tahap pengumpulan data, saatnya untuk mengolahnya! Buat kamu yang pakai software statistik, misalnya SPSS, pastikan kamu menguasainya atau konsultasi dengan orang yang lebih paham.
- Tahap Pelaporan. Sebagai tahap akhir setelah kamu udah nuntasin tahap sebelumnya, saatnya kamu menyusun laporan hasil penelitian. Poin kamu perlu menuliskan hasil temuan kamu selama melakukan penelitian, dan pastikan kamu berikan juga kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitianmu.
Contoh Tabel Jadwal Penelitian:
| Kegiatan | Bulan 1 | Bulan 2 | Bulan 3 | Bulan ke-4 |
| Persiapan | ✓ | |||
| Pengumpulan Data | ✓ | |||
| Analisis Data | ✓ | |||
| Pelaporan | ✓ |
Setelah kamu membaca beberapa tahap diatas, dapat disimpulkan bahwa perencanaan jadwal dalam melakukan penelitian itu penting, maka dari itu sebelum turun meneliti, tentukan dulu ya jadwalnya biar kamu makin terarah dalam melakukan penelitian nanti.
9. Menyiapkan Daftar Pustaka
Yang tidak kalah penting dalam menyusun skripsi adalah setiap referensi yang kamu gunakan harus kamu cantumkan di daftar pustaka. Kenapa harus seperti ini? karena daftar pustaka ini adalah sumber yang jadi dasar dalam penelitian kamu. Kalau daftar pustakamu kuat, maka penelitianmu juga akan lebih kredibel. Tapi ingat ya, dalam pemilihan referensi, enggak boleh asal ya. Referensinya harus relevan dengan skripsimu biar tulisannya makin berbobot. Yuk, simak cara menyiapkan daftar pustaka yang benar!
- Minimal 15-20 Sumber. Daftar pustaka itu nggak boleh cuma 3 atau 5 sumber. Untuk skripsi, minimal kamu harus mencantumkan 15-20 sumber, dan pastinya referensi tersebut kredibel, dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya biar skripsimu jauh lebih mantap lagi. Biasanya, daftar pustaka yang banyak menunjukkan bahwa kamu sudah melakukan riset yang mendalam, tapi dengan syarat banyak dan berkualitas ya!
- Mayoritas Jurnal Ilmiah. Daftar pustaka itu paling banyak adalah Jurnal ilmiah. jurnal ilmiah itu biasanya sudah melalui proses review yang ketat dan bisa dipertanggungjawabkan kualitasnya. Kamu bisa mencari jurnal lewat Google Scholar, ataupun website lainnya yang kredibel.
- Maksimal 5 Tahun Terakhir. Salah satu kunci kualitas skripsi yang baik, adalah referensi tersebut tidak boleh udah lama, tapi harus lebih fresh. Maksimal 5 tahun terakhir itu udah pas banget.
Tips Penyusunan Daftar Pustaka:
- Gunakan Aplikasi Manajemen Referensi. Gunakan aplikasi seperti Mendeley atau Zotero untuk mempermudah pengelolaan daftar pustaka secara otomatis.
- Konsisten dalam Format. Format ini penting ya… jangan asal buat daftar pustaka tapi perhatikan format ya. Entah itu APA Style, Harvardt Style dll. Begitu juga jika kamu memilih gaya sitasi lainnya, pastikan semua referensinya menggunakan format yang sama.
10. Melakukan Revisi dan Finalisasi
Terakhir dalam penyusunan proposal skripsi adalah melakukan revisi dan finalisasi. Kenapa? tidak menutup kemungkinan dalam penyusunan karya skripsimu itu terdapat kesalahan, entah itu typo ataupun hal lainnya. Maka perlu banget buat lakukan revisi secara berkala agar proposalmu menjadi lebih sempurna!
Beberapa hal yang perlu kamu lakukan dalam melakukan revisi dan finalisasi adalah sebagai berikut:
- Periksa Struktur Proposal. Periksa lagi apakah setiap bagian dalam proposal kamu sudah sesuai urutan. Mulai dari pendahuluan, rumusan masalah, tujuan, metodologi, sampai kerangka teori. Pastikan semuanya terstruktur dengan baik, karena kalau ada bagian yang terlewat atau nggak jelas, proposal kamu bisa dianggap kurang lengkap.
- Validasi Data. Setelah selesai dengan pengumpulan data dan analisis, jangan lupa untuk memvalidasi data kamu. Cek lagi apakah data yang kamu dapat sudah sesuai dengan yang diinginkan dan tidak ada kesalahan dalam pengolahan. Kalau data yang kamu pakai nggak valid, hasil penelitian kamu bisa dipertanyakan.
- Konsultasi dengan Pembimbing. Meskipun kamu merasa sudah selesai, penting banget untuk tetap berkonsultasi dengan pembimbing. Pembimbingmu bisa memberikan masukan yang sangat berharga untuk perbaikan proposal kamu, jadi pastikan kamu sudah melakukan revisi berdasarkan saran-saran mereka.
Setelah udah kamu lakukan pemeriksaan struktur, typo, validasi data, dan serta konsultasi dengan dosen dan hasilnya sempurna, maka selamat kamu udah selesai ngerjain proposalmu.
Penutup
Sebagai kesimpulan, nyusun proposal penelitian itu emang anatar susah dan mudah. Mudah kalau kamu tahu triknya dan susah kalau kamu tidak tahu sama sekali. Maka dari itu, untuk kamu yang mengalami kesulitan dalam menyusun proposal penelitianmu, kamu boleh banget ngikutin langkah-langkah diatas. Selain itu, jangan lupa juga ya untuk selalu menggunakan referensi yang kredibel, seperti jurnal di Google Scholar atau jurnal diwebsite terpercaya lainnya agar penelitianmu punya landasan yang kuat. Jadin tunggu apalagi, selamat mencoba, dan semoga bermanfaat!