Pernah nggak sih kamu udah jungkir balik bikin skripsi, tapi pas sampai di bagian abstrak skripsi malah bingung harus nulis apa? Padahal, kalau dipikir-pikir, bagian ini tuh cuma satu paragraf doang, nggak sampai satu halaman. Tapi entah kenapa, rasanya kayak ngejelasin seluruh hidup kamu dalam 30 detik—sulit tapi harus kena di hati.
Nah, buat kamu yang lagi pusing tujuh keliling, kabar baiknya, aku bakal bocorin cara membuat abstrak skripsi yang simpel, runtut, dan pastinya bikin dosen atau pembaca langsung paham inti penelitianmu. Mulai dari pengertian, fungsi, langkah-langkah menulis, sampai contoh abstrak skripsi yang bisa jadi inspirasi, semuanya akan kita bahas tuntas di sini.
Dan santai aja, kita bakal pakai bahasa yang enak dibaca. Jadi kamu nggak akan ngerasa kayak lagi diceramahin dosen di kelas Metodologi Penelitian. Yuk, kita kupas pelan-pelan biar nggak bikin kamu tambah mumet.

Daftar Isi
Toggle1. Kenapa Abstrak Skripsi Penting Banget?
Kalau skripsi itu ibarat buku, abstrak adalah blurb di belakang cover—teks singkat yang bikin orang ngerti dan tertarik baca isinya. Bedanya, abstrak skripsi bukan cuma “teaser” doang, tapi ringkasan lengkap yang merangkum:
- Tujuan penelitian
- Metode yang digunakan
- Hasil penelitian
- Kesimpulan
Jadi, kalau abstrak kamu nggak jelas, orang bisa langsung mikir, “Lah, ini skripsinya tentang apa sih?” dan males lanjut baca. Di dunia akademik, abstrak itu juga sering dipakai orang buat memutuskan apakah penelitian kamu relevan buat mereka atau nggak.
Bayangin kalau peneliti lain mau nyari referensi di Google Scholar. Mereka nggak akan langsung baca skripsi kamu dari awal sampai akhir. Yang mereka lihat pertama kali adalah abstrak. Kalau abstrak skripsimu menarik, jelas, dan informatif, kemungkinan besar mereka bakal menjadikan penelitianmu sebagai referensi.
Itulah kenapa memahami bagaimana menulis abstrak skripsi dengan benar itu penting banget, apalagi buat mahasiswa akhir yang nggak mau kerja kerasnya sia-sia.
2. Cara Membuat Abstrak Skripsi yang Efektif
Oke, kita masuk ke inti pembahasan. Biar kamu nggak bingung, aku akan jelasin step-by-step, lengkap dengan tipsnya.
1. Pahami Tujuan Abstrak
Pertama-tama, kamu harus sadar dulu bahwa abstrak itu ringkasan formal dari penelitianmu. Bukan pendahuluan, bukan latar belakang, dan bukan kesimpulan panjang lebar.
Abstrak harus bisa menjawab empat pertanyaan:
- Penelitian ini tentang apa?
- Kenapa penelitian ini dilakukan?
- Bagaimana penelitian ini dilakukan?
- Apa hasil dan kesimpulannya?
Misalnya kamu bikin skripsi kuantitatif tentang pengaruh metode belajar daring terhadap motivasi mahasiswa. Abstrakmu harus jelas menyebutkan variabelnya, metode yang dipakai (misal: survei dengan kuesioner), hasil yang ditemukan, dan kesimpulan yang bisa diambil.
Kalau di bagian ini saja kamu sudah bisa bikin pembaca paham, berarti kamu sudah di jalur yang benar.
2. Tulis Tujuan Penelitian dengan Spesifik
Tujuan penelitian di abstrak itu kayak “opening line” di drama—harus langsung to the point. Jangan muter-muter kayak sinetron 300 episode.
Contoh jelek:
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan mahasiswa dalam dunia pendidikan yang sedang berkembang pesat di era modern.
Contoh bagus:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh durasi belajar daring terhadap tingkat motivasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas X.
Lihat bedanya? Contoh kedua jelas menyebutkan apa yang diteliti, siapa subjeknya, dan lingkupnya. Ini penting biar pembaca langsung tahu fokus penelitian kamu.
Ingat, tujuan penelitian di abstrak bukan cuma formalitas. Kalau jelas dan spesifik, pembaca akan langsung ngeh apa yang mau kamu capai.
3. Jelasin Metode Penelitian Secara Ringkas
Bagian metode di abstrak itu harus ringkas tapi jelas. Kamu cukup sebutkan pendekatan (kualitatif atau kuantitatif), teknik pengumpulan data, jumlah responden, dan alat analisis yang dipakai.
Misalnya:
Metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan teknik survei. Data dikumpulkan melalui kuesioner kepada 150 mahasiswa dan dianalisis menggunakan regresi linear sederhana.
Kenapa harus ringkas? Karena ini bukan bab 3. Ingat, abstrak hanya punya sekitar 200–250 kata. Jadi tulis inti metodenya aja, tanpa cerita panjang lebar.
4. Sajikan Hasil Penelitian dengan Fokus pada Temuan Utama
Nah, ini bagian yang sering bikin mahasiswa bingung. Hasil penelitian di abstrak bukan berarti kamu masukin semua tabel, angka, atau grafik yang ada di Bab 4. Ingat, ini ringkasan. Jadi, fokus aja ke temuan yang paling relevan dan menjawab tujuan penelitian.
Contoh:
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara durasi belajar daring dengan motivasi belajar mahasiswa.
Kamu bisa tambahin angka atau nilai statistik kalau memang penting:
Hasil uji regresi linear menunjukkan nilai koefisien sebesar 0,45 (p < 0,05), yang berarti semakin lama durasi belajar daring, semakin tinggi tingkat motivasi mahasiswa.
Kenapa ini penting? Karena angka atau data spesifik bikin abstrak skripsi kamu terlihat lebih ilmiah dan meyakinkan. Tapi ingat, jangan sampai abstrak kamu jadi tabel statistik berjalan. Cukup sebut data yang relevan saja.
5. Menulis Kesimpulan yang Padat dan Jelas
Kesimpulan di abstrak itu kayak punchline di stand-up comedy — harus singkat, tapi kena sasaran.
Contoh kesimpulan yang lemah:
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran daring memiliki hubungan dengan motivasi mahasiswa.
Contoh kesimpulan yang kuat:
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pembelajaran daring berperan penting dalam meningkatkan motivasi mahasiswa, sehingga disarankan perguruan tinggi mengoptimalkan metode daring yang interaktif.
Bedanya jelas, kan? Yang pertama cuma mengulang hasil, sedangkan yang kedua memberikan insight dan rekomendasi. Nah, kesimpulan yang kuat ini bikin penelitian kamu punya nilai tambah di mata pembaca.
3. Tips Penting Biar Abstrak Skripsi Kamu Makin Keren
Selain struktur yang rapi, ada beberapa hal yang wajib kamu perhatiin kalau mau abstrak skripsimu dilirik:
- Gunakan Bahasa yang Jelas
Jangan terjebak pakai bahasa terlalu teknis kalau nggak perlu. Misalnya, daripada bilang “mengimplementasikan instrumen kuantitatif berbasis skala Likert dengan 7 poin yang telah terstandarisasi,” mending singkat aja “menggunakan kuesioner skala Likert 1–7.” - Tetap Ringkas dan Padat
Ingat, panjang abstrak idealnya 150–250 kata. Kalau lebih dari itu, biasanya dosen pembimbing udah mulai garuk-garuk kepala. - Fokus pada Hal Penting
Abstrak itu bukan tempat buat nyeritain drama penelitian kamu, kayak laptop mati pas deadline. Tulis yang penting-penting aja: tujuan, metode, hasil, kesimpulan. - Cek Ulang Ejaan dan Tata Bahasa
Salah ejaan di abstrak itu kayak ketemu lalat di kopi — langsung bikin ilfeel. Baca ulang sebelum submit. - Masukkan Kata Kunci Relevan
Kalau skripsi kamu diunggah ke repositori online, kata kunci membantu orang nemuin penelitianmu lewat Google Scholar atau database kampus.
4. Contoh Abstrak Skripsi Kuantitatif
Biar lebih kebayang, ini contoh abstrak skripsi kuantitatif yang udah rapi dan memenuhi semua poin di atas:
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh penggunaan metode pembelajaran daring terhadap motivasi belajar mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas X. Penelitian menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik survei. Data dikumpulkan melalui kuesioner skala Likert yang dibagikan kepada 150 mahasiswa, dan dianalisis menggunakan regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara metode pembelajaran daring dan motivasi belajar mahasiswa, dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,42 (p < 0,05). Kesimpulannya, pembelajaran daring yang dirancang interaktif dapat meningkatkan motivasi mahasiswa. Disarankan pihak kampus mengoptimalkan metode daring berbasis partisipasi aktif untuk hasil belajar yang lebih baik.
Kalau kamu perhatikan, contoh ini:
- Jelas menyebutkan tujuan.
- Menyebutkan metode, jumlah responden, dan teknik analisis.
- Memaparkan hasil dengan angka.
- Menutup dengan kesimpulan yang memberikan rekomendasi.
5. Kesalahan Umum dalam Menulis Abstrak Skripsi (dan Cara Menghindarinya)
Banyak mahasiswa yang sebenarnya udah tahu struktur abstrak, tapi tetap aja abstraknya nggak “ngena”. Ini beberapa kesalahan yang sering kejadian:
a. Terlalu Umum dan Nggak Spesifik
Misalnya, nulis:
Penelitian ini membahas tentang pembelajaran daring di kalangan mahasiswa.
Lah, pembelajaran daring yang kayak gimana? Metodenya apa? Subjeknya siapa? Data dari mana? Abstrak yang terlalu umum bikin pembaca bingung dan malas lanjut baca skripsi kamu.
Solusi: Sebutkan detail penting seperti metode penelitian, jumlah responden, atau lokasi penelitian.
b. Kebanyakan Teori atau Latar Belakang
Abstrak bukan tempat buat mengulas teori panjang lebar. Banyak mahasiswa yang menghabiskan setengah abstrak untuk cerita sejarah topik penelitian.
Solusi: Langsung to the point ke tujuan penelitian, jangan terlalu banyak basa-basi teori.
c. Tidak Menyebutkan Hasil Penelitian
Bayangin kamu baca trailer film tapi nggak dikasih clue endingnya. Itu yang terjadi kalau abstrak kamu nggak nyebut hasil penelitian.
Solusi: Tulis hasil paling penting yang langsung menjawab tujuan penelitian.
d. Bahasa Bertele-tele
Kalimat yang panjang banget dan muter-muter bikin pembaca ngos-ngosan.
Solusi: Gunakan kalimat aktif, singkat, dan jelas. Satu kalimat maksimal 20–25 kata.
e. Melupakan Kata Kunci
Kata kunci itu penting buat indexing dan pencarian di database online.
Solusi: Sertakan 3–5 kata kunci relevan di bawah abstrak skripsi kamu.
6. Contoh Abstrak Skripsi Lain (Kualitatif)
Biar kamu punya perbandingan, ini contoh abstrak skripsi kualitatif yang rapi:
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman mahasiswa dalam menjalani perkuliahan daring selama pandemi COVID-19 di Universitas Y. Pendekatan kualitatif digunakan dengan metode wawancara mendalam terhadap 20 mahasiswa dari berbagai fakultas. Data dianalisis menggunakan teknik analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami tantangan dalam hal interaksi sosial, motivasi belajar, dan kestabilan jaringan internet, namun juga menemukan fleksibilitas waktu dan kesempatan belajar mandiri sebagai keunggulan perkuliahan daring. Kesimpulannya, perkuliahan daring memberikan dampak yang beragam terhadap pengalaman belajar mahasiswa. Disarankan perguruan tinggi menggabungkan metode daring dan tatap muka untuk hasil yang optimal.
Kalau kamu perhatikan:
- Tetap ada tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan.
- Tidak ada angka statistik, tapi detail datanya jelas (jumlah responden, metode analisis).
- Tetap ringkas dan langsung ke inti.
7. Strategi Supaya Abstrak Skripsi Kamu Jadi “Magnet” Pembaca
Selain menghindari kesalahan di atas, kamu bisa pakai strategi ini:
- Tulis Abstrak Terakhir
Setelah skripsi selesai, baru tulis abstrak. Ini mempermudah merangkum semua poin penting. - Gunakan Struktur 1–2–3–4
Satu kalimat tujuan, dua kalimat metode, tiga kalimat hasil, empat kalimat kesimpulan. - Minta Orang Lain Membaca
Kadang kamu ngerasa abstrakmu udah jelas, tapi orang lain masih bingung. Minta feedback teman atau dosen. - Gunakan Kata Aktif
Kata aktif bikin abstrak lebih hidup dan mudah dicerna. - Sisipkan Nilai Tambah
Misalnya rekomendasi atau implikasi dari hasil penelitian kamu.
Penutup
Menulis abstrak skripsi itu ibarat bikin trailer film. Kalau trailernya menarik, orang bakal penasaran nonton filmnya sampai habis. Kalau abstrak kamu rapi, jelas, dan tepat sasaran, dosen pembimbing atau penguji akan langsung paham garis besar penelitianmu tanpa perlu membaca semua bab dulu.
Mulailah dengan paham betul cara membuat abstrak skripsi yang baik—jelas tujuan, metode, hasil, dan kesimpulan. Hindari kesalahan umum seperti terlalu umum, bertele-tele, atau lupa menyebutkan hasil penelitian. Gunakan bahasa yang singkat, jelas, dan tepat. Jangan lupa sisipkan kata kunci yang relevan supaya abstrakmu juga “terbaca” oleh mesin pencari dan mudah ditemukan di database penelitian.
Biar makin mantap, pelajari juga contoh abstrak skripsi yang sudah benar strukturnya, baik itu penelitian kualitatif maupun abstrak skripsi kuantitatif. Dengan banyak membaca contoh, kamu akan tahu pola penulisannya dan bisa mengadaptasinya ke penelitianmu sendiri.
Ingat, bagaimana menulis abstrak skripsi yang baik itu bukan cuma soal memenuhi kewajiban akademis, tapi juga soal membangun kesan profesional pada pembaca pertama. Abstrak adalah wajah dari skripsi kamu—kalau wajahnya rapi dan menarik, skripsimu akan mendapat penilaian yang lebih positif sejak awal.
Jadi, mulai sekarang, latih kemampuanmu merangkum, pahami strukturnya, dan selalu cek ulang sebelum diserahkan. Dengan begitu, kamu nggak cuma lulus syarat formal, tapi juga meninggalkan kesan akademik yang keren dan profesional.