1. Home
  2. »
  3. Uncategorized
  4. »
  5. Cara Mengambil Daftar Pustaka dari Jurnal: 5 Panduan Lengkap untuk Mahasiswa

Metode Penelitian Campuran: 5 Cara Gaul Riset Dua Dunia Sekaligus

Pernah gak sih kamu bingung waktu disuruh milih pendekatan penelitian, tapi ngerasa semua metode punya kekuatan masing-masing? Kamu suka analisis data angka-angka, tapi juga gak mau ketinggalan insight mendalam dari wawancara atau observasi? Kalau iya, berarti kamu perlu kenalan lebih dekat sama metode penelitian campuran. Ini bukan metode setengah-setengah, ya. Justru, ini salah satu strategi riset paling powerful karena menggabungkan dua pendekatan paling hits: kualitatif dan kuantitatif.

Di kalangan akademisi dan mahasiswa riset, metode ini makin populer. Terutama buat kamu yang lagi nyiapin disertasi, tesis, atau skripsi dan pengen hasil risetmu komprehensif banget. Banyak juga kok contoh penelitian campuran yang berhasil bikin dosen atau penguji takjub karena berhasil menggabungkan “angka dan cerita” dalam satu studi. Nah, dalam artikel ini, aku bakal bahas tuntas tentang apa itu metode penelitian campuran, gimana cara menerapkannya, kelebihannya, dan tentu saja—tips biar kamu gak kesulitan waktu nulis disertasinya. Siapin camilan, karena ini bakal jadi bacaan wajib buat kamu yang pengen risetnya beda dan berkelas!

Metode Penelitian Campuran: Apa dan Kenapa Harus Dicoba?

metode penelitian campuran

Oke, mari kita mulai dari dasar dulu: apa itu metode penelitian campuran? Gampangnya, ini adalah pendekatan riset yang menggabungkan metode kualitatif (yang ngulik makna, cerita, opini) dan metode kuantitatif (yang analisis data angka, statistik, grafik). Jadi kamu gak perlu milih salah satu, karena di sini kamu bisa pakai dua-duanya secara bersamaan atau bertahap.

  1. Metode ini cocok buat kamu yang pengen dapetin gambaran utuh dari topik yang kompleks. Misalnya kamu lagi bahas efektivitas program pelatihan digital. Nah, data kuantitatif bisa bantu kamu lihat dari sisi hasil (misalnya peningkatan skor peserta), sementara data kualitatif bisa kasih insight tentang pengalaman peserta selama pelatihan. Dua pendekatan ini digabung, hasilnya? Mantap!
  2. Ini bisa bantu kamu menjawab pertanyaan penelitian yang bersifat luas dan dalam. Misalnya kamu pengen tahu seberapa besar pengaruh metode belajar daring terhadap prestasi mahasiswa (kuantitatif), tapi kamu juga penasaran sama perasaan dan persepsi mereka selama kuliah online (kualitatif). Nah, campuran ini bisa kasih kamu dua perspektif sekaligus.
  3. Metode campuran ini sering dipakai dalam disertasi mixes methods karena sifatnya yang fleksibel dan adaptif. Banyak mahasiswa doktoral di berbagai negara yang mulai pakai pendekatan ini karena dinilai lebih kaya secara teori dan data. Bahkan banyak jurnal internasional juga mulai membuka ruang lebih luas buat penelitian dengan pendekatan mixed methods.
  4. Kamu juga bisa nentuin urutannya. Ada yang pakai desain eksplanatori—dimulai dari kuantitatif lalu dikembangkan kualitatif. Ada juga yang eksploratori—dimulai dari kualitatif dulu, baru dikonfirmasi kuantitatif. Atau kamu bisa pakai desain konvergen: jalan bareng dua metode dan baru digabung di analisis akhir. Seru, kan?
  5. Jangan salah, walau fleksibel, metode ini tetap perlu perencanaan yang rapi. Kamu harus tahu kapan ngumpulin data kualitatif, kapan kuantitatif, gimana cara gabunginnya, dan bagaimana menyajikan temuan yang bisa nyambung satu sama lain. Tapi tenang, di bagian berikutnya kita bahas cara detailnya kok.

Langkah-Langkah Menerapkan Metode Penelitian Campuran

Setelah kamu tahu definisinya, sekarang kita masuk ke cara kerja metode penelitian campuran dari awal sampai akhir. Mulai dari menyusun pertanyaan penelitian sampai menganalisis dan menggabungkan hasil. Yuk kita bahas satu-satu, biar kamu bisa langsung nerapin di riset kamu sendiri.

Langkah pertama: Tentukan pertanyaan penelitian ganda.
Pertanyaan kamu harus bisa dijawab dari dua sisi. Misalnya: “Seberapa efektif program pelatihan X dalam meningkatkan keterampilan kerja?” (kuantitatif), dan “Bagaimana peserta merasakan dampak dari pelatihan tersebut?” (kualitatif). Dua pertanyaan ini harus nyambung, saling dukung, dan gak saling bertabrakan.

Langkah kedua: Pilih desain penelitian campuran yang tepat.
Tadi udah disebut sedikit, ada tiga desain utama:

  • Desain Sekuensial Eksplanatori: mulai dari kuantitatif → lanjut kualitatif.
  • Desain Sekuensial Eksploratori: mulai dari kualitatif → lanjut kuantitatif.
  • Desain Konvergen: dua-duanya dilakukan bersamaan dan digabung di akhir.

Pilih desain sesuai kebutuhan dan tujuan riset kamu. Misalnya kalau kamu butuh data umum dulu baru mau dalami secara kualitatif, berarti desain eksplanatori cocok buatmu.

Langkah ketiga: Kumpulkan data sesuai tahapan.
Kalau kamu mulai dari kuantitatif, bisa pakai survei, eksperimen, atau kuesioner. Untuk kualitatif, bisa lewat wawancara mendalam, FGD, observasi lapangan, atau analisis dokumen. Jangan lupa, siapkan instrumen yang valid dan uji coba dulu sebelum digunakan, ya.

Langkah keempat: Analisis data masing-masing.
Untuk data kuantitatif, kamu bisa pakai SPSS, Excel, atau R untuk olah statistiknya. Sementara data kualitatif bisa kamu analisis pakai coding manual, thematic analysis, atau pakai software seperti NVivo atau ATLAS.ti. Lakukan analisis ini secara terpisah dulu, jangan langsung dicampur ya!

Langkah kelima: Gabungkan hasil dan interpretasikan.
Nah ini bagian paling penting. Setelah dua hasil analisis didapat, kamu gabungkan dan cari keterkaitan antara keduanya. Misalnya hasil survei bilang 80% mahasiswa puas dengan kelas online, tapi wawancara menunjukkan mereka sebenarnya bosan tapi gak punya pilihan. Ini akan jadi insight menarik yang gak bisa kamu dapat kalau cuma pakai satu metode.

Dengan lima langkah ini, kamu udah bisa mulai ngerancang disertasi atau skripsi dengan metode penelitian campuran yang solid. Tapi biar makin mantap, yuk kita lanjut ke bagian kelebihan dan manfaat dari pendekatan ini!

Kelebihan Metode Penelitian Campuran yang Bikin Risetmu Lebih Tajam

Sekarang kita bahas kenapa metode ini makin dilirik banyak peneliti, termasuk mahasiswa S2 dan S3. Karena sebenarnya, ada banyak banget kelebihan metode penelitian campuran yang bisa kamu rasakan, baik dari sisi keilmuan, pengalaman riset, maupun hasil akhirnya. Nih, simak lima poin pentingnya.

1.Pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh.
Metode kuantitatif biasanya fokus pada angka, data statistik, dan kecenderungan umum. Sementara kualitatif fokus pada makna, narasi, dan pengalaman individu. Dengan gabungan keduanya, kamu bisa dapet gambaran utuh: bukan cuma seberapa besar suatu pengaruh, tapi juga kenapa hal itu terjadi. Misalnya, kamu tahu bahwa 65% responden gak suka metode pembelajaran daring (kuantitatif), dan kamu juga tahu alasan emosional atau psikologis di baliknya (kualitatif). Dua sisi ini akan melengkapi satu sama lain.

2. Saling validasi antara data.
Dalam dunia riset, ini disebut triangulasi. Maksudnya, kamu pakai lebih dari satu sumber data atau pendekatan untuk memastikan temuanmu itu kuat. Jadi kalau kamu dapat hasil dari survei, lalu kamu uji juga pakai wawancara, dan hasilnya saling mendukung, itu bikin temuanmu makin kredibel. Gak cuma ngarang dari satu sisi.

3. Fleksibilitas pendekatan.
Kamu gak harus kaku milih satu metode dari awal. Kadang pas di lapangan, kamu baru tahu kalau ternyata kamu butuh menggali aspek lain yang gak kamu prediksi sebelumnya. Dengan metode campuran, kamu bisa lebih luwes menyesuaikan desain dan instrumenmu. Asalkan kamu dokumentasikan perubahan itu dengan baik, justru ini bisa jadi poin plus.

4. Bisa menjawab pertanyaan penelitian yang kompleks.
Beberapa isu memang gak bisa dijawab pakai angka aja, dan juga gak cukup kalau hanya pakai narasi. Misalnya kamu meneliti tentang ketimpangan pendidikan digital. Kamu perlu tahu data siapa saja yang terdampak (kuantitatif), tapi kamu juga harus tahu pengalaman guru atau siswa dalam menghadapinya (kualitatif). Metode campuran adalah solusi buat pertanyaan yang multidimensi kayak gini.

5. Meningkatkan peluang publikasi dan dampak akademik.
Kalau kamu punya rencana buat publish risetmu ke jurnal ilmiah atau konferensi internasional, metode campuran bisa jadi nilai tambah. Banyak editor jurnal tertarik sama penelitian yang kuat secara metodologi dan punya kedalaman analisis. Gak jarang, penelitian dengan pendekatan ini masuk kategori “kontribusi signifikan” terhadap pengembangan ilmu.

Gimana, makin yakin buat pakai metode ini? Eits, belum selesai. Sekarang kita lanjut ke bagian paling praktikal: gimana cara menulis disertasi mixes methods yang gak bikin kamu mumet di tengah jalan?

Kelebihan Metode Penelitian Campuran yang Bikin Risetmu Lebih Tajam

Sekarang kita bahas kenapa metode ini makin dilirik banyak peneliti, termasuk mahasiswa S2 dan S3. Karena sebenarnya, ada banyak banget kelebihan metode penelitian campuran yang bisa kamu rasakan, baik dari sisi keilmuan, pengalaman riset, maupun hasil akhirnya. Nih, simak lima poin pentingnya.

1.Pemahaman yang lebih mendalam dan menyeluruh.
Metode kuantitatif biasanya fokus pada angka, data statistik, dan kecenderungan umum. Sementara kualitatif fokus pada makna, narasi, dan pengalaman individu. Dengan gabungan keduanya, kamu bisa dapet gambaran utuh: bukan cuma seberapa besar suatu pengaruh, tapi juga kenapa hal itu terjadi. Misalnya, kamu tahu bahwa 65% responden gak suka metode pembelajaran daring (kuantitatif), dan kamu juga tahu alasan emosional atau psikologis di baliknya (kualitatif). Dua sisi ini akan melengkapi satu sama lain.

2. Saling validasi antara data.
Dalam dunia riset, ini disebut triangulasi. Maksudnya, kamu pakai lebih dari satu sumber data atau pendekatan untuk memastikan temuanmu itu kuat. Jadi kalau kamu dapat hasil dari survei, lalu kamu uji juga pakai wawancara, dan hasilnya saling mendukung, itu bikin temuanmu makin kredibel. Gak cuma ngarang dari satu sisi.

3. Fleksibilitas pendekatan.
Kamu gak harus kaku milih satu metode dari awal. Kadang pas di lapangan, kamu baru tahu kalau ternyata kamu butuh menggali aspek lain yang gak kamu prediksi sebelumnya. Dengan metode campuran, kamu bisa lebih luwes menyesuaikan desain dan instrumenmu. Asalkan kamu dokumentasikan perubahan itu dengan baik, justru ini bisa jadi poin plus.

4. Bisa menjawab pertanyaan penelitian yang kompleks.
Beberapa isu memang gak bisa dijawab pakai angka aja, dan juga gak cukup kalau hanya pakai narasi. Misalnya kamu meneliti tentang ketimpangan pendidikan digital. Kamu perlu tahu data siapa saja yang terdampak (kuantitatif), tapi kamu juga harus tahu pengalaman guru atau siswa dalam menghadapinya (kualitatif). Metode campuran adalah solusi buat pertanyaan yang multidimensi kayak gini.

5. Meningkatkan peluang publikasi dan dampak akademik.
Kalau kamu punya rencana buat publish risetmu ke jurnal ilmiah atau konferensi internasional, metode campuran bisa jadi nilai tambah. Banyak editor jurnal tertarik sama penelitian yang kuat secara metodologi dan punya kedalaman analisis. Gak jarang, penelitian dengan pendekatan ini masuk kategori “kontribusi signifikan” terhadap pengembangan ilmu.

Gimana, makin yakin buat pakai metode ini? Eits, belum selesai. Sekarang kita lanjut ke bagian paling praktikal: gimana cara menulis disertasi mixes methods yang gak bikin kamu mumet di tengah jalan?

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top