1. Home
  2. »
  3. Skripsi
  4. »
  5. 6 Cara Mudah Buat Kerangka Berpikir dalam Skripsi

6 Cara Mudah Buat Kerangka Berpikir dalam Skripsi

Kerangka Berpikir

Hayo mana nih mahasiswa yang tengah berjuang buat wisuda bulan depan, gimana skripsinya, udah aman atau masih ngestuck aja karena enggak tahu buat kerangka berpikir skripsi yang baik dan benar? Kalau iya, berarti selama ini kamu masuk di fase-fase krusial bestie dalam perjuanganmu menggapai gelar sarjana. Tapi enggak masalah, bukan berarti kamu enggak bisa selesai. Artikel kali ini akan ngebantu kamu buat neyelesain kerangka berpikir skripsimu. Kita bakal bahas tuntas tentang kerangka berpikir skripsi ini biar kamu nggak kebingungan lagi.

Bayangin aja ya bestie, kerangka berpikir itu kayak Maps atau GPS buat skripsimu. Tanpa kerangka berpikir, kamu bakal nyasar ke mana-mana dan ujung-ujungnya susah nyelesain skripsi. Begitu juga para penguji yang baca tulisanmu, masa mau kamu buat nyasar juga? Oleh karena itu, mari kita bahas sama-sama apa itu kerangka berpikir, kenapa harus ada, gimana cara nyusunnya, dan gimana biar kerangka berpikir kamu “stand out” pas di-review dosen pembimbing atau penguji. Yuk, langsung aja kita bahas satu per satu!

Apa Itu Kerangka Berpikir Skripsi?

Sebelum melangkah lebih jauh cara buat kerangka berpikir buat skripsimu, kita perlu tahu dulu nih dasarnya bestie apa sih itu kerangka berpikir? Nah kalau ditanya soal ini, singkatnya kerangka berpikir itu diibaratkan kayak blueprint buat skripsimu. Ini adalah gambaran logis dari hubungan antar variabel yang akan kamu teliti. Kerangka berpikir menjelaskan bagaimana penelitianmu dibangun berdasarkan teori-teori yang relevan, hasil penelitian sebelumnya, dan hubungan antar elemen yang ada dalam penelitianmu.

Nih aku kasih gambaran dikit ya sebelum kita bahas lebih detail. Jadi kerangka skripsi itu ibaratnya seperti google maps yang siap nunjukin ke kamu arah sampai tujuan. Anggap aja kamu lagi meneliti tentang pengaruh media sosial terhadap kecemasan remaja, nah kerangka berpikir ini bakal nunjukin hubungan antara durasi penggunaan media sosial (variabel X) dengan tingkat kecemasan remaja (variabel Y).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, intinya kerangka berpikir ini nggak cuma bantu ngejelasin arah penelitian yang sedang kamu lakukan, tetapi juga akan nunjukin ke pembimbing dan penguji kamu kalau penelitianmu tuh keren, berdasar, logis, serta punya alur yang jelas. Udah ada gambaran dikit kan? Yuk kita simak lebih dalam lagi!

1. Kenapa Kerangka Berpikir Itu Penting Banget?

Berhubung kamu udah ada sedikit gambaran nih soal pembahasan kita, yaitu kerangka berpikir itu bagaikan peta  atau GPS yang nunjukin kamu arah biar enggak tersesat. Coba aja deh bayangin bestie, kamu lagi masak makan tanpa resep, emang kamu bisa jamin nanti hanya enak? Besar kemungkinan pasti bakal amburadul kan. Nah sama juga dengan penelitian skripsi yang kamu miliki. Tanpa adanya kerangka berpikir penelitianmu enggak akan terarah dengan baik, dan hasilnya kamu bakal revisi melulu. Emang mau kek gitu?

Makanya ya setiap mahasiswa akhir pasti bakal hadapin fase seperti ini, kalau kamu masih penasarann kenapa kerangka berpikir itu penting banget dalam skripsi, maka alasan-alasan dibawah ini merupakan jawabannya. Yuk disimak baik-baik biar kamu makin paham betul soal pentingnya kerangka ini sebagai google maps buat nyelesain skripsmu yang enggak kelar-kelar hehe. Berikut ini alasannya yang bisa kamu baca sampai habis, yaitu:

  1. Bikin penelitianmu terstruktur. Kerangka berpikir membantu kamu bikin alur penelitian yang rapi dan gampang dipahami.
  2. Membuktikan penelitianmu relevan. Dosen pembimbing atau penguji biasanya ngecek ini dulu buat lihat apakah penelitianmu beneran punya dasar yang kuat.
  3. Menghubungkan teori, metode, dan hasil penelitian. Semua elemen dalam skripsimu jadi terintegrasi dengan baik.
  4. Membantu menjawab pertanyaan penguji. Pas sidang, pertanyaan soal “kenapa kamu pakai variabel ini?” atau “hubungannya apa dengan teori?” bisa dijawab pakai kerangka berpikir.

2. Komponen Wajib dalam Kerangka Berpikir Skripsi

Udah jelas kan kalau kerangka ini penting banget ada di skripsimu, selanjutnya yang perlu kamu tahu dari kerangka ini yaitu komponen-komponen wajib yang harus ada dalam kerangka. Nah terkhusus kamu yang masih belum tahu, nih aku spil komponen-komponen yang harus kamu masukin dalam kerangka berpikir yang kamu buat, yaitu:

  1. Identifikasi masalah. Apa yang jadi masalah utama di penelitianmu? Misalnya, “Kenapa tingkat kecemasan remaja meningkat?”
  2. Variabel penelitian. Jelaskan apa aja variabel yang kamu teliti, baik variabel bebas (independent) maupun variabel terikat (dependent).
  3. Teori pendukung. Teori ini jadi dasar buat mendukung hubungan antar variabel yang kamu susun.
  4. Penelitian terdahulu. Jangan lupa tambahkan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai referensi.
  5. Hipotesis penelitian. Kalau penelitianmu kuantitatif, hipotesis ini wajib ada di akhir kerangka berpikir.

Kalau udah tahu komponen tersebut dan udah kamu terrapin, aku yakin banget deh, penelitianmu itu bisa jadi lebih terarah. Jangankan kamu, dosenmu aja mungkin udah enggak tersesat lagi saat baca skripsimu!

3. Cara Menyusun Kerangka Berpikir

Udah paham sama komponen yang harus ada di dalam keranga, selanjutnya adalah aku akan bantu kamu buat nyusunnya. Yuk ikuti beberapa langkah dibawa ini untuk ngehasilin kerangka berpikir yang berkualitas yang bikin dosen kamu takjub dengan penelitianmu.

  1. Pahami masalah yang mau kamu teliti. Cari tahu masalah utama yang jadi perhatianmu. Biasanya ini muncul di latar belakang penelitian.
  2. Pelajari teori yang relevan. Buka buku teori atau artikel jurnal terkait. Kalau bingung cari jurnal, pakai Google Scholar skripsi buat dapetin referensi yang sesuai.
  3. Tentukan hubungan antar variabel. Kalau ada variabel bebas dan terikat, pastikan hubungan antar keduanya logis dan bisa dibuktikan.
  4. Susun dalam bentuk bagan. Bikin visualisasi hubungan antar variabel, misalnya pakai diagram panah atau flowchart.
  5. Jelaskan dalam narasi. Setelah bikin bagan, tulis penjelasan lengkapnya dalam paragraf yang runut dan jelas.

4. Tips Nyari Referensi di Google Scholar

Ini nih kalau ada mahasiswa yang belum pada tahu Google Scholar itu apa, weits parah banget dahh menurut ku. Asal kamu tahu iya, ini tuh lifesaver banget buat mahasiswa yang lagi skripsian. Soalnya semua referensi yang bisa ngedukung tugas akhirmu bisa dicari disini. Tapi ingat ya, enggak asal ngetik, tapi perlu cocokin juga kata kunci yang relevan dengan skripsi yang kamu buat. Berikut ini cara nyari referensi buat skripsimu, ya itung-itung juga buat bantu kamu buat nyusun kerangka berpikir yang baik.

  1. Gunakan kata kunci yang spesifik. Misalnya, kalau topikmu tentang pengaruh gaya belajar terhadap hasil belajar, pakai kata kunci kayak “learning styles academic performance” atau “gaya belajar hasil belajar siswa.”
  2. Manfaatkan filter tahun. Pilih referensi yang terbit di 5 tahun terakhir biar datanya tetap relevan.
  3. Perhatikan jumlah sitasi. Artikel yang banyak disitasi biasanya lebih kredibel, jadi pilih yang seperti ini.
  4. Buat daftar pustaka sejak awal. Setiap kali nemu artikel bagus, langsung catat detail referensinya biar nanti nggak repot nyari lagi.

5. Contoh Kerangka Berpikir

Seperti yang telah aku jelasin sebelumnya, kalau kamu udah tahu komponen dan juga cara nyusun kerangka berpikir tapi kamu masih juga belum paham gimana cara buatnya, tenang bestie aku udah nyiapin kok contohnya biar kamu enggak kebingungan. Bahkan aku udah nyiapin untuk berbagai bidang, jadi kamu udah enggak repot-repot lagi. Apa aja contohnya? Nah simak baik-baik ya dibawah ini biar kamu enggak salah fokus:

1. Bidang Pendidikan

Judul: Pengaruh Gaya Belajar terhadap Prestasi Siswa

  • Variabel bebas (X): Gaya belajar (visual, auditori, kinestetik)
  • Variabel terikat (Y): Prestasi siswa
  • Hubungan: Gaya belajar tertentu cenderung memengaruhi hasil belajar siswa.

2. Bidang Ekonomi

Judul: Pengaruh Digital Marketing terhadap Loyalitas Konsumen

  • Variabel bebas (X): Intensitas digital marketing
  • Variabel terikat (Y): Loyalitas konsumen
  • Hubungan: Strategi marketing yang baik akan meningkatkan loyalitas pelanggan.

3. Bidang Psikologi

Judul: Dampak Media Sosial terhadap Tingkat Stres Remaja

  • Variabel bebas (X): Durasi penggunaan media sosial
  • Variabel terikat (Y): Tingkat stres remaja
  • Hubungan: Semakin lama waktu yang dihabiskan di media sosial, semakin tinggi tingkat stresnya.

Gimana dengan contoh yang udah aku berikan, udah pada paham kan? Pastinya dong, udah paket komplit nih penjelasannya!

6. Kesalahan yang Sering Terjadi

Satu hal yang perlu kamu pahami ya bestie, enggak semuanya kerangka berpikir yang kita susun itu udah benar. Bisa jadi saat kalian nyusun ada hal yang seharusnya tidak kalian lakukan eh malah dilakukan. Makanya pada poin ini akan ngejelasin apa aja sih kesalahan yang sering dilakuin oleh para mahasiswa dalam nyusun  kerangka berpikirnya? Silahkan simak penjelasan dibawah ini ya:

  1. Hubungan antar variabel nggak jelas. Maksudnya bestie, misalnya nih ya, kamu cuma sebutin variabel tapi nggak jelasin gimana mereka saling terkait, ini tuh kesalahan fatal yang enggak boleh kamu lakuin. Makanya penting buat kamu pahami gimana keterkaitan variabel tersebut.
  2. Teori yang dipakai nggak relevan. Ingat ya, jangan asal comot teori, ada teori bagus kamu baca eh langsung kamu comot. Jangan kayak gitu ya. Intinya teori yang baik itu apabila berkaitan dengan tulisan yang kamu buat. Jadi upayakan teori yang kamu gunakan relate dengan penelitianmu ya.
  3. Nggak ada dukungan penelitian terdahulu. Yang ngebedain skripsi dengan karya tulis lainnya seperti opini, skripsi itu berdasarkan hasil penelitian. Setiap argument yang kamu keluarin harus memiliki dasar rujukan penelitian sebelumnya. Makanya kalau kamu enggak memiliki rujukan tersebut, yang ada skripsimu enggak enak buat dibaca.
  4. Bagan nggak sesuai sama narasi. Kesalahan dasar ini jangan sampai terlewatkan ya, Kalau di bagan kamu bilang “X memengaruhi Y,” di narasinya juga harus konsisten. Jangan malah justru sebaliknya
  5. Referensi kadaluarsa. Yang paling penting dan tidak boleh sampai terlewatkan dalam nyusun kerangka berpikirmu adalah referensi yang kamu gunakan jangan sampai udah kadaluarsa. Biasanya ya dosen itu ngasih kamu batas toleransi penggunaan referensi 5-10 tahun kebelakang. Kalau sampai target tersebut tidak sesuai, bisa jadi kamu bakal ngadapin revisi.

Penutup

Sebagai Kesimpulan, nyusun skripsi itu enggak bakal lengkap kalau kamu enggak punya alur berpikir yang baik. Makanya kalau kamu kesulitan buat nyusunnya. Maka penjelasan yang udah kamu baca sebelumnya adalah panduan lengkap tentang cara buat kerangka berpikir skripsi yang baik dan benar. Kalau kamu udah ngerti konsep dasarnya, bikin kerangka berpikir bakal jadi jauh lebih mudah. Jangan lupa manfaatkan Google Scholar skripsi buat nyari referensi yang berkualitas dan kredibel.

Ingat, kerangka berpikir yang solid itu nggak cuma bikin skripsimu lebih rapi, tapi juga bantu kamu lebih percaya diri waktu sidang. Jadi, mulai dari sekarang, perkuat fondasi penelitianmu dengan kerangka berpikir yang matang, ya. Semangat, pejuang skripsi!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top