1. Home
  2. »
  3. Penelitian
  4. »
  5. 8 Cara Praktis Memahami dan Mengukur Validitas Penelitian dalam Menghasilkan Penelitian yang Berkualitas!

5 Panduan Praktis Memahami Artikel Jurnal dan Cara Memanfaatkannya untuk Penelitian

Pernah nggak sih kamu lagi nyari referensi buat tugas kuliah atau skripsi, tapi malah bingung bedain mana yang disebut artikel dan mana yang disebut jurnal? Tenang, kamu nggak sendirian kok. Banyak mahasiswa, bahkan yang udah di tingkat akhir, masih suka ketukar sama dua istilah ini. Padahal, kalau kamu lagi serius nulis karya ilmiah atau penelitian, ngerti perbedaan antara artikel jurnal dan artikel biasa itu wajib banget.

Kenapa penting? Soalnya, sumber yang kamu pakai bakal ngaruh banget ke kualitas dan kredibilitas penelitian kamu. Bayangin aja kalau kamu lagi bikin skripsi, tapi malah pakai sumber dari artikel blog yang nggak jelas asal-usulnya. Dospem kamu bisa langsung geleng-geleng kepala. Makanya, di artikel ini, aku bakal jelasin dengan detail dan bahasa yang gampang dimengerti tentang cara membuat artikel ilmiah, perbedaan artikel dan jurnal, sampai cara mencari jurnal di Scopus biar kamu nggak salah langkah.

artikel jurnal

1. Apa Itu Artikel?

Kita mulai dulu dari yang paling umum: artikel. Secara sederhana, artikel itu tulisan yang dibuat untuk tujuan menyampaikan informasi, opini, atau hiburan. Artikel bisa kamu temuin di koran, majalah, blog, atau portal berita. Bahasa yang dipakai biasanya lebih santai, nggak terlalu banyak istilah teknis, dan topiknya pun beragam.

Artikel ini biasanya punya beberapa karakteristik:

  1. Gaya Penulisan Lebih Bebas
    Artikel nggak terikat sama format ketat kayak jurnal ilmiah. Penulisnya bisa pakai bahasa sehari-hari, cerita pengalaman pribadi, atau bahkan bikin analogi lucu supaya pembaca nggak bosan.
    Misalnya, kalau nulis tentang teknologi AI, artikel di blog bisa aja dibuka dengan cerita “robot yang bisa masak mie instan”, sementara jurnal ilmiah pasti fokus langsung ke metodologi AI-nya.
  2. Target Audiensnya Lebih Luas
    Artikel biasanya ditujukan buat pembaca umum. Makanya, gaya bahasanya harus gampang dipahami oleh siapa aja, bahkan yang nggak punya latar belakang di topik tersebut.
  3. Konten Lebih Ringkas
    Rata-rata artikel punya panjang 500–2000 kata. Tujuannya supaya pembaca bisa langsung dapat informasi tanpa harus baca puluhan halaman.
  4. Tidak Selalu Berdasarkan Riset Mendalam
    Artikel bisa aja berdasarkan opini penulis atau data yang udah ada, tanpa harus melakukan eksperimen atau survei khusus.
  5. Struktur Fleksibel
    Artikel nggak wajib punya abstrak, metode penelitian, atau daftar pustaka. Kadang cuma ada pembukaan, isi, dan penutup.

Kalau kamu lagi butuh gambaran umum atau penjelasan singkat tentang topik tertentu, artikel bisa jadi pilihan yang pas. Tapi ingat, kalau kebutuhanmu untuk penelitian akademis, artikel biasa seringkali nggak cukup kuat jadi sumber utama.

2. Apa Itu Jurnal?

Nah, sekarang kita masuk ke pembahasan inti: jurnal. Berbeda dengan artikel biasa, artikel jurnal adalah karya tulis ilmiah yang diterbitkan di jurnal akademik atau ilmiah, biasanya berisi hasil penelitian asli, ulasan mendalam, atau studi kasus yang udah melalui proses peninjauan ketat alias peer review.

Ciri-ciri jurnal ini lebih serius dan formal, antara lain:

  1. Gaya Penulisan Formal dan Ilmiah
    Bahasa yang dipakai baku, penuh istilah teknis, dan berusaha objektif. Nggak ada cerita ngalor-ngidul apalagi jokes receh.
  2. Target Audiens Spesifik
    Jurnal ditujukan untuk peneliti, akademisi, atau mahasiswa yang memang butuh data dan analisis ilmiah.
  3. Struktur Penulisan Baku
    Hampir semua jurnal punya format seragam: abstrak, pendahuluan, tinjauan pustaka, metodologi, hasil, pembahasan, dan kesimpulan.
  4. Berdasarkan Penelitian Asli
    Artikel jurnal biasanya memuat data hasil eksperimen, survei, atau studi lapangan yang dilakukan penulisnya sendiri.
  5. Ada Daftar Referensi yang Lengkap
    Referensi di jurnal bukan cuma formalitas, tapi juga untuk menunjukkan kredibilitas penelitian. Semua data dan pernyataan penting biasanya punya sumber yang jelas.

Karena sifatnya yang lebih kredibel, jurnal ini jadi sumber utama buat penulisan karya ilmiah seperti skripsi, tesis, atau disertasi. Bahkan, banyak kampus yang mewajibkan mahasiswanya untuk pakai minimal sejumlah jurnal ilmiah dalam daftar pustaka.

3. Perbedaan Artikel dan Jurnal: Nggak Cuma Soal Judul dan Panjang Tulisan

Kalau dilihat sekilas, artikel dan jurnal sama-sama berbentuk tulisan. Tapi sebenarnya, perbedaan keduanya cukup signifikan. Dan ini penting banget kamu pahami supaya nggak asal comot referensi.

1. Tujuan Penulisan

Artikel umumnya dibuat untuk menginformasikan, menghibur, atau mempengaruhi opini pembaca. Makanya, penulis punya keleluasaan untuk memasukkan opini pribadi atau sudut pandang tertentu. Sementara itu, artikel jurnal dibuat untuk menyajikan hasil penelitian atau kontribusi ilmiah baru. Tujuannya jelas: menambah pengetahuan di bidang tertentu.

Kenapa ini penting? Kalau kamu sedang bikin skripsi atau karya ilmiah, sumber yang kamu pakai harus mendukung argumen secara ilmiah, bukan cuma pendapat subjektif. Artikel biasa mungkin bisa jadi referensi tambahan, tapi jurnal lebih kuat dijadikan acuan utama.

2. Proses Peninjauan

Artikel biasa biasanya langsung diterbitkan oleh media tanpa proses peninjauan mendalam. Kadang cukup diedit tata bahasa atau dikurasi topiknya. Sebaliknya, artikel jurnal harus melewati proses peer review yang ketat, di mana para ahli di bidang terkait menilai kualitas, validitas, dan kontribusi penelitiannya.

Proses ini bisa memakan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun, karena setiap klaim yang diajukan harus punya bukti ilmiah yang kuat. Jadi wajar kalau artikel jurnal dianggap lebih kredibel.

3. Kredibilitas

Karena ada proses peninjauan ilmiah, jurnal memiliki bobot akademis yang tinggi. Kalau kamu mengutip artikel jurnal dari database bereputasi seperti Scopus atau Web of Science, dospem biasanya langsung “approve”. Tapi kalau kamu cuma pakai artikel dari blog atau portal berita tanpa dasar ilmiah yang kuat, siap-siap aja dapat catatan revisi.

4. Panjang Tulisan

Artikel biasa rata-rata 500–2000 kata, sedangkan jurnal bisa mencapai puluhan halaman. Ini karena jurnal memuat detail penelitian, mulai dari latar belakang, metodologi, hasil, hingga kesimpulan.

5. Referensi

Artikel jarang punya referensi lengkap, sedangkan jurnal wajib mencantumkan daftar pustaka untuk semua kutipan. Ini penting untuk memvalidasi setiap data dan menunjukkan keterhubungan dengan penelitian sebelumnya.

4. Cara Membuat Artikel Ilmiah yang Siap Diterbitkan

Buat kamu yang pengen menulis artikel jurnal atau artikel ilmiah, ada beberapa langkah penting yang harus kamu ikuti. Di sini aku akan jabarkan step-by-step dengan detail, supaya kamu bisa langsung praktik.

1. Tentukan Topik dan Tujuan Penelitian

Langkah pertama dalam membuat artikel ilmiah adalah menentukan topik yang jelas dan relevan dengan bidang kamu. Topik ini harus spesifik, terukur, dan punya kontribusi nyata terhadap ilmu pengetahuan.

Contohnya, kalau kamu jurusan psikologi, topik seperti “Pengaruh Meditasi terhadap Tingkat Stres Mahasiswa Selama Ujian” lebih fokus dibanding “Meditasi untuk Mahasiswa”. Topik yang terlalu umum bikin penelitianmu kehilangan arah.

Selain itu, tentukan juga tujuan penulisan artikel. Apakah kamu mau mempublikasikan hasil penelitian, mengulas studi yang sudah ada, atau membandingkan beberapa pendekatan dalam satu bidang? Tujuan yang jelas akan memudahkan kamu menyusun struktur tulisan.

2. Lakukan Studi Literatur

Sebelum menulis, kamu harus melakukan literature review untuk memahami penelitian-penelitian sebelumnya. Di sinilah kamu bisa memanfaatkan teknik cara mencari jurnal di Scopus.

Kenapa Scopus? Karena ini salah satu database jurnal bereputasi internasional yang isinya terkurasi ketat. Kalau kamu bisa menemukan jurnal relevan dari sini, kredibilitas penelitianmu akan naik drastis. Saat mencari di Scopus, gunakan kata kunci yang spesifik, filter berdasarkan tahun publikasi, dan perhatikan citation count untuk melihat seberapa sering artikel itu dirujuk peneliti lain.

3. Tentukan Metodologi

Artikel ilmiah harus jelas menjelaskan metode yang digunakan. Apakah penelitianmu kualitatif, kuantitatif, atau campuran (mixed methods)? Jelaskan teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan prosedur analisis data yang digunakan.

Bagian ini penting karena pembaca (terutama reviewer jurnal) akan menilai validitas penelitian dari metodologi yang kamu pakai. Metodologi yang lemah atau nggak relevan bisa bikin artikelmu langsung ditolak.

Kalau di langkah sebelumnya kita udah bahas topik, studi literatur, dan metodologi, sekarang saatnya fokus ke bagian yang sering bikin mahasiswa kewalahan: penulisan isi dan review.

4. Tulis Hasil dan Pembahasan dengan Jelas

Bagian hasil itu bukan cuma menampilkan data mentah, tapi juga menjelaskan apa arti data tersebut. Kalau kamu melakukan penelitian kuantitatif, sajikan hasil dalam bentuk tabel atau grafik supaya pembaca gampang mencerna. Untuk penelitian kualitatif, kamu bisa menampilkan kutipan wawancara atau narasi temuan lapangan.

Tapi ingat, hasil itu harus objektif. Jangan sampai kamu memasukkan opini pribadi yang nggak didukung data. Nah, pembahasan adalah tempat kamu menghubungkan hasil penelitian dengan teori dan penelitian sebelumnya.

Misalnya, kalau penelitianmu menunjukkan bahwa meditasi menurunkan stres mahasiswa, hubungkan temuan ini dengan teori psikologi yang relevan, lalu bandingkan dengan hasil penelitian sebelumnya. Pembahasan yang kuat akan membuat artikel jurnal kamu lebih meyakinkan di mata reviewer.

5. Gunakan Bahasa Ilmiah yang Efektif

Artikel jurnal itu beda dengan artikel blog. Gaya bahasa yang digunakan harus formal, baku, dan menghindari istilah gaul. Tapi bukan berarti kamu harus bikin kalimat yang berbelit-belit. Reviewer dan pembaca akan lebih menghargai tulisan yang padat, jelas, dan langsung ke inti pembahasan.

Hindari kalimat pasif yang terlalu panjang, perbanyak kalimat aktif supaya pesan lebih mudah dipahami. Dan pastikan setiap istilah teknis yang digunakan diberi penjelasan singkat, terutama kalau pembacanya berasal dari lintas disiplin ilmu.

6. Cara Mereview Jurnal Sebelum Dikirim

Nah, ini bagian yang sering dilupakan: self-review. Sebelum kamu mengirim artikel ke jurnal, lakukan review sendiri atau minta bantuan rekan sejawat.

Berikut teknik mereview jurnal yang efektif:

  1. Cek kesesuaian format — Setiap jurnal punya panduan penulisan (author guidelines). Pastikan margin, jenis font, ukuran huruf, dan sistem sitasi sesuai ketentuan.
  2. Periksa koherensi alur — Pastikan artikel kamu mengalir dari pendahuluan sampai kesimpulan. Jangan ada lompatan logika.
  3. Validasi data — Pastikan semua data yang disajikan bisa dipertanggungjawabkan, termasuk sumbernya.
  4. Uji orisinalitas — Gunakan alat cek plagiarisme seperti Turnitin untuk memastikan artikel kamu orisinal.
  5. Baca keras-keras — Kedengarannya sepele, tapi membaca artikel keras-keras bisa membantu kamu menemukan kalimat yang aneh atau sulit dipahami.

7. Strategi Meningkatkan Peluang Diterima di Jurnal Bereputasi

Kalau target kamu adalah publikasi di jurnal internasional bereputasi seperti yang terindeks Scopus, ada beberapa trik yang bisa kamu terapkan:

  • Pilih jurnal yang relevan dengan topik — Jangan asal kirim ke jurnal yang populer. Periksa lingkup kajian (scope) jurnal tersebut.
  • Perhatikan impact factor — Jurnal dengan impact factor tinggi biasanya selektif, jadi pastikan penelitianmu punya kontribusi yang signifikan.
  • Ikuti tren penelitian terbaru — Artikel yang mengangkat isu-isu terkini cenderung lebih menarik bagi editor.
  • Bangun jaringan akademis — Kolaborasi dengan peneliti atau dosen yang sudah berpengalaman meningkatkan peluang diterima.

5. Kapan Harus Menggunakan Artikel Biasa dan Kapan Harus Menggunakan Artikel Jurnal?

Banyak mahasiswa yang masih bingung kapan harus pakai artikel biasa dan kapan harus pakai artikel dari jurnal sebagai referensi penelitian. Jawabannya tergantung pada tujuan dan kedalaman informasi yang kamu butuhkan.

Kalau kamu cuma butuh wawasan umum, tren terbaru, atau sudut pandang populer tentang suatu topik, artikel biasa di media online, blog, atau majalah sudah cukup. Misalnya, kamu lagi mencari informasi awal tentang dampak media sosial terhadap gaya hidup mahasiswa, artikel biasa bisa memberi gambaran awal sebelum masuk ke penelitian yang lebih serius.

Tapi kalau tujuan kamu adalah menyusun karya ilmiah seperti skripsi, tesis, atau disertasi, maka jurnal adalah pilihan yang tepat. Jurnal berisi hasil penelitian yang sudah melewati proses peer review, sehingga kualitas data dan keabsahannya lebih terjamin. Apalagi kalau jurnal tersebut terindeks di Scopus atau Sinta, kredibilitasnya makin tinggi.

Kombinasi keduanya juga bisa dilakukan. Misalnya, kamu pakai artikel biasa untuk memberikan konteks atau latar belakang, lalu gunakan jurnal untuk memperkuat argumen dan membangun kerangka teori. Intinya, sesuaikan sumber referensimu dengan tujuan penulisan.

Kesimpulan

Memahami perbedaan artikel jurnal dengan artikel biasa itu penting banget buat kamu yang sedang berada di dunia akademis atau penelitian. Artikel biasa lebih fleksibel, santai, dan cepat dipahami, tapi jurnal punya kedalaman, validitas, dan kredibilitas yang nggak bisa ditandingi.

Dengan menguasai cara membuat artikel ilmiah, memahami perbedaan artikel dan jurnal, tahu cara mencari jurnal di Scopus, dan menguasai teknik mereview jurnal sebelum dikirim, kamu bisa meningkatkan kualitas karya ilmiah sekaligus peluang publikasi di jurnal bereputasi.

Jadi, kalau kamu serius ingin menapaki dunia akademik, pastikan kamu nggak cuma asal mengutip. Bangun referensimu dari sumber terpercaya, tulis dengan struktur yang benar, dan review berulang kali sebelum submit.

Karena pada akhirnya, artikel jurnal yang berkualitas bukan cuma bikin kamu lulus ujian akademik, tapi juga mengukir namamu di dunia penelitian. Dan itu adalah investasi intelektual yang nilainya jauh lebih besar daripada sekadar nilai A di transkrip.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top