Tips LinkedIn – Di zaman yang serba canggih sekarang ini, hampir semua hal tuh udah ada aplikasinya. Salah satu aplikasi yang recommended buat kamu coba adalah LinkedIn. Ini tuh tempatnya orang-orang profesional dari segala bidang ngumpul. Termasuk buat kamu yang lagi ada di dunia akademik, kamu boleh banget jadiin LinkedIn ini sebagai ajang nemuin peneliti top, ajak kolaborasi sampai ningkatin popularitas riset kamu. Nah, biar semua hal itu tercapai, kamu perlu banget tahu cara cerdas main LinkedIn ini gess. Mulai dari cara bikin profil akun yang keren sampai nyusun strategi buat dapetin networking yang bikin kamu stand out di mata peneliti. Penasaran? Langsung aja kita bahas step by step!
1. Cara Bikin Profil LinkedIn yang Stand Out
LinkedIn itu sama kayak sosial media yang biasa kamu pake sehari-hari. Bedanya tuh ini bukan buat pamerin kegiatan sehari-hari tapi buat pamerin skill dan pengalaman yang kamu punya biar dilirik ama orang-orang profesional. Makanya hal paling pertama yang perlu kamu lakuin adalah bikin akun profil yang menarik di LinkedIn. Saking pentingnya profil ini, profil LinkedIn tuh ibarat kunci emas yang ngebuka kesempatan kamu reach out ama peneliti-peneliti yang top! Nah jadi gimana caranya bikin profil yang ngundang perhatian mereka?
- Foto Profil yang Serius Tapi Gak Kaku
Namanya juga dunia profesional, kamu sama sekali nggak boleh masang foto selfie sebagai foto profil kamu. Hendaknya tuh ya kamu pasang foto yang serius tapi juga kesannya bersahabat, nggak kaku. Tipsnya, kamu pake pakaian semi formal kayak kemeja atau blazer itu udah oke banget. Habis itu ambil foto dengan pencahayaan yang bagus, riasan muka kamu jangan nge bold, tapi natural aja, muka kamu kelihatan jelas sama background foto kamu, pliss gunain yang netral. Jangan yang heboh-heboh ya.
- Headline yang Langsung Nunjukin ‘Siapa Kamu’
Kayak di berita-berita, headline ini jadi bagian yang paling pertama orang lihat do profil kamu. Jadi jangan ngasal buatnya. Kamu bisa nulis headline yang ngejelasin siapa kamu dan apa bidangmu. Tampilin hal yang ‘menjual’ dari sisi kamu. Contohnya nih ya “Mahasiswa Peneliti di Bidang Ilmu Pemerintahan | 30 Penghargaan Lomba KTI”
- Ringkasan Bio Profil yang Kece
Nah di bagian ini, kamu bisa sorot secara detail lagi dari headline tentang diri kamu. Mulai dari siapa kamu, apa yang kamu kerjain dan apa tujuan kamu. Keyword-keyword penting kayak riset dan topik yang kamu teliti juga jangan lupa kamu masukin. Boleh kamu tambahin pencapaian-pencapaian kamu, seperti penghargaan atau pengalaman riset yang udah pernah kamu lakuin.
- Pengalaman dan Skill yang Relevan
Pernah jadi asisten atau magang di laboratorium? Atau nggak ada pengalaman tentang dunia penelitian? Masukin! Pengalaman-pengalaman riset kamu kayak jadi magang di lab, ikut proyek penelitian, hasilin publikasi ini wajib banget kamu masukin. Selain itu tambahin pula skill yang mendukung misalnya critical thinking, manajement team dan lainnya. Di LinkedIn ada kok rekomendasi skill yang bisa kamu pilih, jadi nggak usah bimbang ya!
2. Strategi Nyari Peneliti yang Tepat
Di LinkedIn, kamu bisa nemuin banyak banget peneliti dari berbagai bidang. Tapi percuma kalau kamu nggak tahu cara nyari peneliti yang tepat yang sesuai ama bidang kamu. Bisa-bisa waktu kamu habis hanya dengan sibuk scroll kesana kemari. Nah biar pencarian peneliti kamu efisien nggak makan banyak waktu, ini strategi jitu yang wajib kamu coba:
- Pakai Fitur Advanced Search
Cara pakai fitur kamu ketik kata kunci di kolom pencarian, kalau udah, filter hasilnya ke ‘people’. Tujuannya biar hasil pencarian kamu nggak random, tapi nampilin orang-orang aja. Biar hasilnya makin spesifik, tambahin juga filter institusi atau lokasi. Misalnya cari peneliti kebijakan publik dari Universitas Indonesia.
- Gabung di Grup Diskusi
Selain add orang-orang sebagai networking, ada juga grup-grup buat diskusi. Kamu bisa pilih mau masuk di grup diskusi yang mana, dari AI sampai pendidikan, ada grup diskusinya. Di grup ini, mereka lebih terbuka buat diskusi dan ngobrol. Coba deh kamu mulai dnegan gabung di grup diskusi yang relevan dengan bidang kamu. Kalau udah gabung, jangan jadi anggota pasif dong. Tapi aktif juga, kamu bisa ngasih komentar atau sekadar share insight kamu biar kamu mulai dikenal.
- Manfaatin Alumni Network
Bingung nyari peneliti yang oke? Kamu bisa mulai dengan nyari peneliti dari alumni kampus kamu. Minimalnya kamu punya mutualan di LinkedIn deh. Karena sesama almamater kampus, orang-orang kayak gini biasanya lebih terbuka ngobrol sama kamu. Ibaranya nih ya, alumni ini jalan pintas buat mulai obrolan yang nyaman.
- Pakai Fitur ‘People Also Viewed’
Kalau kamu lagi ngestalk profil seseorang, coba deh lihat di bagian sebelah kanan. Biasanya di bagian ini, LinkedIn ngasih rekomendasi siapa aja profil lain juga punya kemiripan dengan yang kamu stalking sekarang. Dengan manfaatin fitur ini, kamu bisa jangkau lebih banyak profil di LinkedIn.
- Jangan Takut Stalk!
Kalau udah ngestalk, jangan takut buat ngulik lebih dalam ya! Misalnya nih ya kamu search profil tertentu yang relevan di bidang kamu. Nah kalau udah ketemu, coba deh kamu cek apa aja yang udah mereka posting, apa penelitian mereka atau ada nggak sih publikasi terbaru mereka. Siapa tahu dari sini kamu bisa nemuin ide penelitian.
3. Etika Minta Request Paper
Karena ini media sosial untuk orang-orang profesional, kamu perlu tahu etika buat berinteraksi khususnya kalau kamu pengen minta paper mereka. Pernah bingung nggak sih mau ngapain karena takut dibilang nggak sopan? Nah tenang aja, di bagian ini kita bakal ngasih panduannya plus contohnya gimana.
- Mulai dengan Salam dan Perkenalan
Di bagian ini, pastiin kamu sapa mereka dengan gelar yang tepat. Contohnya kayak gini:
“Halo, Prof. [nama], saya [nama kamu], mahasiswa riset dari [kampus kamu]. Saat ini saya sedang meneliti tentang [topik penelitian kamu].”
- Jelaskan Maksud Kamu dengan Jelas
Sebutin judul paper yang kamu cari dan kasih alasan kenapa paper itu penting buat riset kamu. Kamu juga bisa nambahin kalimat kayak: “Penelitian Anda sangat relevan dengan topik yang sedang saya kerjakan.”
- Tutup dengan Apresiasi dan Tawaran Balasan
Tutup dengan ucapan terima kasih dan jangan lupa buat nawarin bantuan yang bisa kamu kontribusikan balik. Contohnya kayak gini:
Halo Dr. [nama]
Saya sangat tertarik dengan paper Anda berjudul “[judul paper]” yang dipublikasikan di [jurnal]. Apakah memungkinkan untuk berbagi salinannya? Paper ini akan sangat membantu riset saya tentang [topik].
Terima kasih banyak atas waktunya! Kalau ada yang bisa saya bantu, feel free to let me know”
4. Tips Bangun Networking
Udah berhasil dapetin networking ama peneliti? Jangan berhenti disitu aja ya gess ya. Netwotking itu kayak relationship, perlu dijaga biar nggak bubar di tengah jalan. Gimana caranya?
- Follow up Setelah Dapet Respon
Udah direspon? Kirimin ucapan terima kasih karena udah bantuin kamu. Selain itu kamu juga bisa share update penelitian kamu, khususnya kalau hasil riset kamu itu berkaitan sama penelitian mereka.
- Tetap Aktif di LinkedIn
Serin-sering ngasih like atau komen di postingan mereka. Ini cara yang gampang buat tetep eksis di radar mereka. Terus kalau misalnya kamu nemu artikel yang relevan, kamu bisa share ke mereka sebagai bentuk perhatian balik dari kamu.
- Ajakin Kolaborasi Kalau Ada Kesempatan
Kalau obrolannya udah intens, jangan ragu buat ngajak mereka kolaborasi di proyek penelitian kamu.
Penutup
Jadi, LinkedIn tuh bukan cuma buat cari kerjaan, tapi juga alat super efektif buat networking, cari referensi, sampai dapet peluang kolaborasi di dunia akademik. Kalau kamu maininnya dengan cara yang bener, LinkedIn bisa jadi senjata rahasia yang bikin perjalanan akademikmu makin lancar. Sekarang waktunya kamu praktik langsung! Siapin profil yang kece, mulai nyari peneliti keren, dan manfaatin LinkedIn buat menunjang risetmu. Siapa tahu, kamu bakal ketemu kolaborator idaman atau bahkan pembimbing riset dari luar negeri. Good luck!