1. Home
  2. »
  3. Uncategorized
  4. »
  5. Cara Mengambil Daftar Pustaka dari Jurnal: 5 Panduan Lengkap untuk Mahasiswa

4 Panduan Powerful Mencari Jurnal Penelitian Tanpa Ribet

Pernah Stuck Nyari Jurnal dan Malah Jadi Scroll TikTok? Yuk, Kita Obrolin Cara Cerdasnya!

Pernah nggak sih kamu niat banget mau cari jurnal buat skripsi atau tugas kuliah, tapi ujung-ujungnya malah buka TikTok karena pusing sendiri? Tenang, kamu nggak sendirian! Buat mahasiswa, apalagi yang lagi bikin tugas akhir, cari jurnal bisa jadi salah satu momok paling mengganggu mood. Tapi tenang, bestie, sebenarnya ada banyak trik dan jalan ninja buat mencari jurnal yang relevan, cepat, dan pastinya terpercaya. Di artikel ini, kita bakal bahas cara mencari jurnal penelitian, baik yang nasional maupun internasional, dari yang gratisan sampai yang pakai akses kampus. Jadi, siap-siap simak sampai habis ya!

Cara Mencari Jurnal Penelitian Pakai Database Online, Biar Gak Asal Googling

mencari jurnal

Langkah pertama dan paling dasar dalam misi cari jurnal adalah dengan masuk ke dunia database online. Tapi jangan salah, bukan cuma asal ketik di Google. Ada cara yang lebih sistematis dan ampuh!

Pertama, kamu bisa buka Google Scholar. Ini semacam mesin pencari akademik yang powerful banget. Kamu tinggal masukin kata kunci topikmu, dan boom! Ribuan artikel bakal muncul. Tapi hati-hati, jangan semua kamu ambil. Kamu harus pinter-pinter pakai filter, misalnya berdasarkan tahun, bahasa, atau relevansi.

Kedua, kalau kamu dari jurusan kesehatan, farmasi, atau bio, wajib cobain PubMed. Ini surganya jurnal medis. Tapi kamu harus siapin kata kunci yang spesifik banget, misalnya bukan “obat herbal”, tapi “herbal medicine for hypertension”. Baru hasilnya joss.

Ketiga, buat yang jurusan sosial-humaniora, bisa buka JSTOR. Koleksinya luas banget, dari sejarah, sastra, politik, sampai psikologi. Tipsnya: kalau kampusmu punya langganan, manfaatkan akses gratisnya.

Keempat, cobain juga ScienceDirect, ProQuest, atau EBSCOhost. Biasanya kampus kasih akses lewat perpustakaan digital. Kalau nggak tahu cara aksesnya, tanya petugas perpus digital kampus. Jangan malu, itu hak kamu.

Terakhir, gunakan kombinasi dua atau tiga database biar hasilnya lebih mantap. Jangan terpaku cuma di satu tempat, apalagi asal ambil dari blog abal-abal.

Pentingnya Kata Kunci dalam Mencari Jurnal: Jangan Cuma Ketik ‘Judul Skripsi’ ya!

Sering banget mahasiswa ngerasa frustrasi karena kata kunci yang dipakai terlalu random. Makanya, paham soal kata kunci itu penting banget dalam cara mencari jurnal nasional maupun internasional.

Pertama, jangan cuma ketik “skripsi pendidikan” atau “jurnal psikologi”. Itu terlalu umum dan hasilnya bakal random. Coba pecah jadi topik kecil. Misalnya kamu bahas “self-esteem siswa SMA selama pembelajaran daring”, maka kata kuncinya bisa jadi “self-esteem”, “high school students”, dan “online learning”.

Kedua, kombinasikan kata kunci pakai operator boolean kayak AND, OR, atau NOT. Contoh: “online learning” AND “motivation” biar hasil lebih tajam. Atau pakai tanda kutip (“ ”) untuk mencari frasa tertentu secara utuh.

Ketiga, manfaatkan sinonim. Misalnya kamu cari “communication skill”, bisa juga cari “interpersonal skill” atau “speaking ability”. Ini penting karena jurnal dari luar negeri bisa pakai istilah berbeda.

Keempat, lihat jurnal yang sudah kamu dapat, terus cek bagian keywords yang penulisnya pakai. Dari situ kamu bisa tahu kata kunci lain yang sebaiknya kamu gunakan.

Kelima, buat daftar kata kunci sebelum mulai cari. Jadi kamu nggak kehabisan ide di tengah jalan. Ini simple tapi sering dilupakan.

Trik Menelusuri Jurnal dari Daftar Referensi: Cari yang Sering Dikutip!

Setelah kamu nemu satu atau dua jurnal yang oke, jangan berhenti sampai di situ. Gunakan jurus lanjutannya: telusuri daftar referensi mereka! Ini cara paling cerdas dan underrated buat dapat sumber berkualitas.

Pertama, buka bagian referensi di akhir jurnal yang kamu baca. Di sana biasanya tersimpan harta karun: daftar jurnal-jurnal keren lain yang relevan dengan topikmu.

Kedua, periksa apakah ada jurnal yang sering banget dikutip. Itu tandanya jurnal tersebut berpengaruh dan bisa kamu jadiin rujukan utama.

Ketiga, cek juga siapa nama penulisnya. Kalau penulis itu sering muncul di banyak referensi, bisa jadi dia expert di bidang tersebut. Kamu bisa cari karya-karyanya yang lain di Google Scholar.

Keempat, kalau kamu nemu istilah atau teori yang kamu belum paham, telusuri juga dari jurnal rujukan yang dibahas. Jadi pemahamanmu makin dalam dan kamu kelihatan cerdas pas bahas teori di bab 2.

Kelima, catat semua referensi menarik yang kamu temukan. Bikin folder atau dokumen khusus, biar kamu nggak pusing balik lagi nanti. Jangan ngandelin ingatan, apalagi kalau kamu lagi begadang.

Maksimalkan Perpustakaan Digital Kampus: Akses Legal, Referensi Keren

Jangan remehkan kekuatan perpustakaan digital kampus, karena di sinilah surga tersembunyi jurnal-jurnal premium yang nggak bisa kamu dapatin di Google biasa. Sayangnya, masih banyak mahasiswa yang belum tahu gimana cara maksimalkannya.

Pertama, coba login ke portal perpustakaan digital kampus kamu. Biasanya, kampus sudah langganan database seperti ProQuest, SpringerLink, SAGE, atau bahkan Elsevier. Kamu tinggal login pakai akun NIM atau email institusi.

Kedua, gunakan fitur advanced search. Ini fitur sakti yang bisa bantu kamu filter pencarian berdasarkan tahun, judul, penulis, atau bahkan bahasa. Hasilnya jadi lebih terfokus dan nggak buang waktu.

Ketiga, manfaatkan koleksi tugas akhir dan skripsi yang sudah dipublikasikan di repositori kampus. Dari sana kamu bisa lihat gaya penulisan, jurnal rujukan, dan tema-tema yang lagi tren.

Keempat, kamu bisa minta bantuan pustakawan kalau bingung. Serius, mereka itu bukan cuma jaga buku. Mereka trained buat bantuin kamu nyari referensi ilmiah yang relevan.

Kelima, catat database mana aja yang paling sesuai dengan bidangmu. Misalnya, mahasiswa teknik biasanya cocok dengan IEEE atau Scopus. Mahasiswa ekonomi lebih ke Emerald Insight atau Taylor & Francis. Simpan aksesnya baik-baik.

Gabung Forum & Komunitas Peneliti: Rekomendasi Jurnal dari Orang Dalam

Selain cari jurnal lewat platform resmi, kamu juga bisa belajar banyak dari komunitas peneliti. Banyak banget grup di Facebook, Telegram, hingga LinkedIn yang sering bahas referensi jurnal terbaru.Pertama, gabung di grup-grup penelitian seperti “Peneliti Indonesia”, “Forum Jurnal Ilmiah”, atau grup khusus bidang kamu. Misalnya kamu dari psikologi, cari komunitas psikologi riset.

Kedua, jangan cuma jadi silent reader. Coba aktif tanya, “Teman-teman, ada rekomendasi jurnal tentang motivasi belajar mahasiswa?” Biasanya langsung banyak yang jawab dan kasih link.Ketiga, follow akun dosen, akademisi, atau peneliti di LinkedIn. Kadang mereka share link jurnal terbaru atau artikel yang mereka tulis sendiri.

Keempat, kalau kamu gabung kelas bimbingan atau komunitas akademik online (kayak KonsultanEdu, misalnya), kamu bisa dapat rekomendasi jurnal terkurasi yang udah relevan dengan topik kamu.

Kelima, dari komunitas juga kamu bisa tahu situs alternatif yang sering dipakai mahasiswa kayak Sci-Hub atau ResearchGate (buat kebutuhan belajar aja ya, bukan buat pelanggaran hak cipta).

Konferensi Akademik = Akses Langsung ke Jurnal Kekinian

Ini cara yang agak jarang dipakai, tapi sebenarnya sangat efektif: mengikuti konferensi akademik. Di sinilah jurnal-jurnal dan penelitian terkini biasanya pertama kali dipresentasikan.

Pertama, cari info konferensi dari kampus atau situs penyedia call for paper seperti Garuda, Scholar, atau Indonesia Science Expo. Biasanya mereka publish prosiding yang bisa kamu akses gratis.

Kedua, kalau kamu nggak bisa hadir langsung, coba akses e-proceeding atau e-journal yang mereka terbitkan. Di sana kamu bisa baca paper yang dibawakan di konferensi.

Ketiga, jangan cuma baca judul, tapi pelajari abstraknya. Kalau sesuai, kamu bisa pakai langsung buat landasan teori atau penelitian terdahulu.

Keempat, kalau kamu berani, ikut submit juga paper ke konferensi. Selain dapat sertifikat, kamu juga bisa masukin hasil tulisanmu ke dalam jurnal prosiding. Lumayan banget buat CV akademik.

Kelima, dari konferensi kamu juga bisa kenalan dengan dosen atau peneliti yang bisa jadi narasumber, pembimbing, atau bahkan partner riset ke depan.

Tantangan dalam Mencari Jurnal

Pertama, kebingungan karena terlalu banyak pilihan. Saat kamu buka Google Scholar atau database besar lainnya, hasilnya bisa ratusan bahkan ribuan artikel. Nah, justru karena terlalu banyak itulah, kamu bisa bingung milih mana yang benar-benar cocok buat topikmu. Nggak semua jurnal yang muncul itu relevan atau sesuai dengan konteks penelitian kamu. Makanya, penting banget untuk punya skill menyaring jurnal yang benar-benar berkualitas dan relevan.

Kedua, minimnya akses ke jurnal berbayar. Banyak jurnal ilmiah yang hanya bisa diakses lewat langganan berbayar atau akses institusi. Buat mahasiswa yang kampusnya belum langganan ke database tertentu, ini jadi tantangan berat. Padahal bisa jadi, jurnal yang kamu butuhin justru ada di platform itu. Solusinya? Gunakan repository kampus, manfaatkan ResearchGate, atau bahkan email langsung ke penulisnya (mereka sering dengan senang hati membagikan jurnalnya secara personal).

Ketiga, kemampuan literasi digital yang masih rendah. Banyak mahasiswa yang belum terbiasa pakai fitur pencarian lanjutan, boolean operator, atau teknik menyusun kata kunci yang efektif. Akhirnya, pencarian mereka jadi nggak maksimal dan malah buang waktu. Padahal kalau teknik pencariannya tepat, kamu bisa nemu jurnal top dalam waktu singkat.

Mencari Jurnal Itu Gampang Kalau Tahu Triknya, Yuk Terapkan Sekarang!

Nah, sekarang kamu udah tahu kan gimana cara cerdas buat mencari jurnal penelitian yang relevan? Mulai dari memanfaatkan database online, menentukan kata kunci yang tepat, sampai menggali referensi dari komunitas dan konferensi akademik. Semua strategi ini bisa kamu andalkan biar proses skripsi kamu nggak stuck di pencarian referensi. Tapi, jangan berhenti sampai tahu ya, kamu harus langsung praktek!

Kebanyakan mahasiswa gagal bukan karena nggak tahu caranya, tapi karena keburu males nyoba. Padahal kalau kamu terampil dalam cara mencari jurnal penelitian, itu bakal jadi skill keren yang nggak cuma dipakai waktu nulis skripsi, tapi juga buat tugas kuliah, seminar, bahkan nanti kalau kamu lanjut ke dunia akademik. Makin jago kamu riset, makin gampang hidupmu nanti.

Ingat juga, setiap bidang ilmu punya pendekatan pencarian yang unik. Kamu yang di hukum mungkin lebih sering pakai jurnal nasional, sementara anak teknik bakal lebih sering nongkrong di Scopus atau IEEE. Itu kenapa penting banget buat kenal dan paham seluk-beluk cara mencari jurnal nasional dan internasional sesuai kebutuhan. Jangan lupa untuk konsultasi sama dosen pembimbing juga, siapa tahu mereka kasih clue jurnal yang lagi tren.

Dan satu hal penting lagi: jangan cuma baca satu jurnal lalu langsung yakin. Bandingin beberapa sumber biar kamu dapat gambaran yang lengkap. Itu yang bikin kamu terlihat profesional dan nggak asal comot referensi. Plus, pastikan semua jurnal yang kamu pakai memang kredibel dan sesuai konteks penelitianmu.

Terakhir, nikmati prosesnya. Mungkin awalnya terasa ribet dan bikin pusing, tapi setelah kamu nemu jurnal yang pas dan mulai ngerti alurnya, dijamin kamu bakal merasa lebih percaya diri. Dan percaya deh, nggak ada yang lebih satisfying daripada tahu kamu bisa menyusun argumen penelitian berdasarkan sumber yang solid. Jadi, yuk mulai sekarang kuasai teknik mencari jurnal dari berbagai sumber dan jadilah mahasiswa yang risetnya tangguh dan nggak gampang panik!

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top