1. Home
  2. »
  3. Penelitian
  4. »
  5. Rahasia Menyusun Instrumen Observasi Lapangan Sebelum Penelitian

Cara Membuat Kesimpulan yang Nendang Buat Disertasi dan Skripsi

“Udah nulis ratusan halaman, tapi pas disuruh bikin kesimpulan… malah bingung harus nulis apa?”

Lo gak sendiri kok. Banyak mahasiswa yang udah jungkir balik nyusun Bab 1 sampai Bab 5, tapi justru kehabisan ide pas sampai di halaman terakhir: bagian kesimpulan. Padahal, cara membuat kesimpulan itu bukan sekadar nyalin ulang isi penelitian. Di sinilah lo ngasih klimaks dari perjalanan ilmiah lo, bestie!

Yap, kesimpulan tuh bukan formalitas. Dia adalah penentu kesan akhir dosen pembaca disertasi atau skripsi kamu. Mau hasil penelitianmu sehebat apa pun, kalau kesimpulannya lemah, ya kesan akhirnya juga bakal gitu-gitu aja.

Di artikel ini, kita bakal bahas tuntas gimana caranya bikin kesimpulan yang:

  • Padat tapi gak garing
  • Mencerminkan isi penelitian lo secara utuh
  • Memberi pukulan pamungkas biar pembaca inget dan kagum sama riset lo

Kita bakal bedah satu-satu, mulai dari struktur kesimpulan, cara menarik kesimpulan yang tepat, contoh kesimpulan, sampai tips-tips dari sudut pandang copywriter profesional yang paham betul pentingnya “kalimat penutup” yang nempel di kepala pembaca. Ready? Gas!

cara membuat kesimpulan

Daftar Isi

Kesimpulan Itu Kayak Closing Statement di Sidang Skripsi

Jadi gini… bayangin kamu lagi sidang skripsi atau disertasi. Semua dosen udah dengerin penjelasanmu, udah lihat hasilmu, dan saat sesi akhir, mereka nunggu: “Nah, kesimpulan kamu apa?” Kalau kamu jawabnya ngambang, atau asal copas dari hasil penelitian, bisa-bisa mereka ngira kamu gak ngerti apa yang kamu teliti.

Padahal, kesimpulan yang ditulis dengan baik bisa:

  • Ngerangkum seluruh proses penelitian dengan elegan
  • Menegaskan kontribusi riset kamu
  • Menunjukkan arah atau rekomendasi untuk penelitian selanjutnya
  • Meninggalkan kesan intelektual yang dalam

Makanya, penting banget kamu paham cara menulis kesimpulan disertasi atau skripsi dengan tepat. Karena inilah momen kamu bersinar. Nah, pertanyaannya sekarang: gimana sih caranya?

1. Cara Menulis Kesimpulan Disertasi yang Efektif dan Menyentuh

Langkah pertama tentu adalah memahami dulu esensi dari kesimpulan itu sendiri. Banyak mahasiswa masih nganggep kesimpulan itu cuma versi pendek dari Bab 4 dan 5. Padahal, enggak sesimpel itu, ferguso.

a. Rangkuman? Iya. Tapi Bukan Copy-Paste.

Kesimpulan itu memang merangkum, tapi bukan berarti kamu ngulang isi analisis dan pembahasan dengan bahasa yang sama. Kamu harus bisa menyaring semua poin penting, tanpa menjiplak isi sebelumnya.

Tulis ulang temuanmu dengan bahasa yang lebih ringkas, lebih reflektif, dan lebih strategis. Ingat, pembaca gak butuh detail statistik di sini. Mereka butuh insight-nya.

b. Fokus ke Jawaban Rumusan Masalah

Coba buka lagi Bab 1 kamu. Di situ ada rumusan masalah yang kamu ajukan. Nah, kesimpulanmu harus secara eksplisit menjawab pertanyaan-pertanyaan itu. Satu per satu. Jangan lompat-lompat.

Misalnya: Kalau kamu nanya “Bagaimana pengaruh X terhadap Y?”, maka di kesimpulan kamu harus bilang: “Penelitian ini menunjukkan bahwa X berpengaruh signifikan terhadap Y, ditunjukkan oleh hasil A, B, dan C.”

c. Tunjukkan Kontribusi Penelitian

Setelah menjawab pertanyaan riset, lanjutkan dengan menunjukkan kontribusi penelitianmu terhadap bidang ilmu tertentu. Ini penting banget, terutama kalau kamu lagi nulis disertasi.

Kamu bisa tulis:

  • Penelitian ini memperkaya pemahaman tentang…
  • Hasil studi ini menegaskan teori bahwa…
  • Temuan ini bisa digunakan sebagai acuan dalam…

Gak usah takut dianggap sombong. Justru di sinilah kamu ngasih bukti bahwa risetmu punya nilai.

d. Jangan Lupa Implikasi

Setelah ngomongin kontribusi, jangan lupa bahas juga implikasinya. Ini bisa berupa:

  • Implikasi teoritis (terhadap literatur yang ada)
  • Implikasi praktis (untuk kebijakan, pendidikan, bisnis, dll)

Ini bagian yang sering dilupakan, padahal implikasi ini bisa bikin dosen atau pembaca makin ngerti “kenapa riset ini penting banget”.

e. Tunjukkan Kesadaran Peneliti

Di bagian akhir kesimpulan, kamu juga bisa reflektif sedikit. Misalnya:

  • Tantangan yang kamu hadapi selama proses penelitian
  • Keterbatasan penelitianmu
  • Peluang untuk riset selanjutnya

Ini bikin kesimpulan kamu jadi lebih manusiawi dan jujur. Dan itu bagus, bestie.

2. Cara Menarik Kesimpulan Tanpa Mengulang-ulang Isi Disertasi

Sekarang masuk ke bagian teknis yang sering bikin mahasiswa mumet: gimana caranya menarik kesimpulan yang gak ngulang-ngulang doang?

a. Pahami Struktur “Goldfish Summary”

Salah satu trik nulis kesimpulan yang kece adalah teknik goldfish summary. Intinya, kamu harus bikin kesimpulan yang:

  1. Diawali dengan pernyataan besar (judul atau tema besar)
  2. Diteruskan dengan detail penting
  3. Diakhiri dengan “ekor” berupa insight atau rekomendasi

Contoh:

  • “Penelitian ini menyoroti pentingnya literasi digital di kalangan mahasiswa.”
  • “Hasil studi menunjukkan bahwa 78% mahasiswa mengalami kesulitan dalam mengakses informasi akademik secara daring.”
  • “Oleh karena itu, peningkatan pelatihan digital literasi di tingkat universitas menjadi sangat mendesak.”

b. Jangan Pakai Kalimat Pasif Terlalu Banyak

Kalimat pasif bikin tulisan kamu jadi gak hidup. Ganti dengan kalimat aktif biar kesimpulanmu lebih nendang.

Yang pasif:

“Telah ditemukan bahwa…”

Yang aktif:

“Penelitian ini menemukan bahwa…”

Beda vibe, kan?

c. Gunakan Transisi yang Lembut tapi Tegas

Pakai transisi antar paragraf yang smooth, misalnya:

  • Berdasarkan hasil tersebut…
  • Temuan ini memperjelas bahwa…
  • Oleh karena itu…
  • Dengan demikian…

Transisi ini bikin kesimpulan kamu mengalir mulus dari satu ide ke ide lainnya.

d. Hindari “Repetisi Bab 4 dan 5”

Ini kesalahan paling umum. Banyak mahasiswa ngulang hasil analisis di kesimpulan. Hati-hati, ini bisa bikin dosen ngira kamu gak ngerti bedanya hasil dan interpretasi. Kesimpulan harus berdiri sendiri, bukan duplikat.

e. Tambahkan Kalimat Penutup yang Mindblowing

Ending kesimpulanmu harus kayak ending film keren: meninggalkan kesan mendalam. Coba pakai kutipan teori, pernyataan reflektif, atau ajakan untuk riset lanjutan yang menggugah.

Contoh:

“Penelitian ini tidak hanya menjawab pertanyaan awal, tetapi juga membuka cakrawala baru untuk eksplorasi masa depan dalam bidang yang sama.”

3. 5 Contoh Kesimpulan yang Bisa Kamu Adaptasi

Biar makin kebayang, sekarang kita bahas 5 contoh kesimpulan dari berbagai jenis penelitian. Setiap contoh ini udah disesuaikan dengan gaya penulisan akademik, tapi tetap bisa kamu sesuaikan dengan gaya dan topikmu sendiri. Ingat, jangan asal jiplak ya, bestie. Gunakan ini sebagai inspirasi!

Contoh 1 – Kuantitatif Eksperimen (Skripsi Psikologi)

Penelitian ini menunjukkan bahwa terapi musik memiliki pengaruh signifikan terhadap pengurangan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir. Hasil uji t menunjukkan perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian, terapi musik dapat dijadikan sebagai intervensi alternatif dalam menangani stres akademik pada mahasiswa. Implikasi penelitian ini mendukung pendekatan non-farmakologis dalam psikologi klinis. Penelitian selanjutnya disarankan untuk mengeksplorasi durasi optimal dan jenis musik yang paling efektif dalam konteks ini.

Pembahasan

  • Contoh ini langsung to the point: menjawab rumusan masalah dengan menyebutkan hasil.
  • Kalimat aktif bikin kesimpulan terasa tegas.
  • Ada kontribusi praktis dan implikasi teoritis.
  • Ditutup dengan saran riset lanjutan.
  • Cocok banget buat kamu yang ngerjain skripsi kuantitatif dengan desain eksperimen.

Contoh 2 – Kualitatif Fenomenologi (Tesis Pendidikan)

Penelitian ini menemukan bahwa guru honorer di wilayah pedesaan mengalami tekanan psikologis yang berasal dari beban kerja yang tinggi dan ketidakpastian status kerja. Melalui wawancara mendalam, diketahui bahwa dukungan sosial dari sesama guru dan komunitas menjadi faktor penting dalam menjaga motivasi kerja. Temuan ini memperkuat pentingnya pendekatan kontekstual dalam merancang kebijakan pendidikan, terutama dalam mendukung kesejahteraan tenaga pendidik di daerah terpencil. Riset lanjutan dapat menggali perbedaan pengalaman ini berdasarkan jenjang pendidikan atau lokasi geografis yang lebih luas.

Pembahasan

  • Kesimpulan ini khas kualitatif: naratif dan reflektif.
  • Mengangkat suara partisipan secara empatik.
  • Menunjukkan contribution to knowledge di bidang kebijakan pendidikan.
  • Implikasinya kuat dan konteks lokalnya terasa.
  • Gaya ini cocok untuk kamu yang pakai metode wawancara dan analisis tematik.

Contoh 3 – Mixed Methods (Disertasi Kebijakan Publik)

Melalui kombinasi data kuantitatif dan wawancara kualitatif, penelitian ini menemukan bahwa efektivitas program bantuan sosial ditentukan oleh transparansi distribusi dan persepsi keadilan masyarakat. Temuan kuantitatif menunjukkan tingkat kepuasan yang tinggi di daerah dengan sistem distribusi digital. Sementara itu, wawancara mendalam mengungkapkan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah meningkat ketika mereka dilibatkan dalam pengambilan keputusan. Penelitian ini berkontribusi pada literatur kebijakan publik berbasis partisipasi dan menyarankan implementasi sistem digital yang inklusif dan adaptif.

Pembahasan

  • Menyatu-padukan dua sumber data.
  • Ada benang merah yang menghubungkan data statistik dan narasi.
  • Kesimpulannya komprehensif dan menyeluruh.
  • Menjawab pertanyaan “apa yang ditemukan” dan “so what-nya”.
  • Cocok buat kamu yang pakai metode sequential explanatory atau convergent parallel.

Contoh 4 – Studi Pustaka (Skripsi Sastra)

Kajian ini menyimpulkan bahwa tokoh utama dalam novel “Laut Bercerita” mengalami trauma kolektif yang direpresentasikan melalui simbolisme laut, mimpi, dan fragmentasi narasi. Analisis ini memperkaya pemahaman tentang bagaimana sastra Indonesia kontemporer merefleksikan sejarah kekerasan negara melalui pendekatan psikologi sastra. Temuan ini juga membuka ruang diskusi tentang relevansi trauma sejarah dalam karya sastra pasca-reformasi. Penelitian selanjutnya dapat membandingkan pendekatan ini dengan karya lain yang mengangkat tema serupa.

Pembahasan

  • Walau tanpa data lapangan, analisisnya tetap tajam.
  • Fokus ke refleksi dan kontribusi teoritis.
  • Tetap ada arah riset lanjutan yang relevan.
  • Bahasa akademiknya padat, tapi tetap bisa kamu sesuaikan ke gaya sendiri.
  • Pas buat kamu yang ngambil jurusan sastra, sejarah, atau humaniora.

Contoh 5 – Deskriptif Statistik (Skripsi Manajemen)

Penelitian ini menyimpulkan bahwa strategi digital marketing yang paling dominan digunakan oleh UMKM di Jakarta adalah promosi melalui media sosial, khususnya Instagram dan WhatsApp. Responden menilai bahwa media tersebut paling efektif dalam meningkatkan visibilitas produk dan penjualan. Namun, sebagian besar pelaku UMKM belum memahami teknik analisis data digital untuk mengukur performa kampanye mereka. Oleh karena itu, penelitian ini menyarankan perlunya pelatihan berkelanjutan mengenai digital marketing berbasis data bagi pelaku usaha kecil.

Pembahasan

  • Jelas dan to the point.
  • Menampilkan insight dari hasil survei.
  • Ada kesenjangan yang dijadikan dasar untuk rekomendasi.
  • Bisa jadi rujukan buat riset-riset yang mendukung UMKM.
  • Cocok buat kamu yang ngerjain skripsi deskriptif atau evaluatif.

4. Cara Menulis Kesimpulan Disertasi dengan Gaya Copywriter

Sekarang kita switch dikit, bahas dari sudut pandang copywriter profesional. Karena, percaya atau enggak, menulis kesimpulan itu mirip kayak bikin CTA (call-to-action) di dunia marketing. Tujuannya? Biar pembaca nempel sama pesan utama kamu.

a. Buat Narasi Kesimpulanmu “Nge-hook”

Pancing perhatian di awal. Misalnya:

“Penelitian ini menjawab pertanyaan penting tentang kenapa mahasiswa sering menunda skripsi…”

Gaya ini bikin pembaca tertarik buat lanjut baca, walau ini bagian akhir.

b. Fokus ke “Takeaway Message”

Apa satu hal yang paling ingin kamu sampaikan? Buat itu jadi kalimat yang memorable.

Contoh:

“Hasil riset ini membuktikan bahwa literasi digital bukan lagi opsi, tapi keharusan dalam pendidikan tinggi.”

Sederhana, tapi ngena.

c. Tulis dengan Nada Percaya Diri

Kamu adalah peneliti dari riset ini. Kamu tahu lebih banyak dari siapa pun soal datanya. Tunjukkan keyakinanmu lewat bahasa yang tegas, gak ragu-ragu.

d. Jangan Terlalu Panjang, Tapi Padat Isi

Kesimpulan yang efektif itu gak harus panjang. Tapi harus punya bobot. Hindari kalimat bertele-tele. Kalau bisa disampaikan dalam 3 paragraf, jangan dibuat 7 halaman.

e. Akhiri dengan “Punchline Akademik”

Contohnya:

“Di tengah perkembangan digital yang masif, penelitian ini menjadi pijakan awal untuk membangun pendekatan literasi baru yang adaptif, kritis, dan inklusif.”

5. Struktur Kesimpulan yang Bikin Disertasimu Kelihatan Profesional

Kalau kamu pernah bingung, “Kesimpulan tuh harus dimulai dari mana sih?”, berarti kamu butuh tahu struktur dasarnya. Kesimpulan yang bagus bukan yang panjang doang, tapi yang terstruktur, punya alur yang jelas, dan mampu menyampaikan semua poin penting dari penelitianmu.

Berikut ini adalah struktur ideal kesimpulan untuk skripsi, tesis, maupun disertasi. Boleh disesuaikan, tapi usahakan gak melenceng jauh ya.

a. Paragraf Pembuka – Reorientasi Masalah Penelitian

Mulai dengan mengingatkan kembali pembaca tentang masalah yang kamu angkat di awal penelitian. Tapi ingat, bukan dengan cara copy-paste dari Bab 1, ya. Tulis ulang dengan kalimat baru yang lebih reflektif dan padat.

Contoh:

“Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fenomena meningkatnya penggunaan teknologi dalam proses pembelajaran, yang menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan dampaknya terhadap motivasi belajar mahasiswa.”

Tujuan dari pembuka ini adalah memberi konteks ulang secara singkat, tanpa harus mengulang keseluruhan latar belakang.

b. Paragraf Inti – Ringkasan Temuan Utama

Di paragraf ini kamu menyampaikan jawaban dari rumusan masalah. Kalau kamu punya tiga rumusan masalah, berarti minimal harus ada tiga poin utama yang dijawab. Bisa ditulis dalam satu paragraf panjang atau dibagi jadi dua, asal alurnya jelas.

Contoh:

“Hasil penelitian menunjukkan bahwa integrasi teknologi pembelajaran berbasis aplikasi memiliki pengaruh positif terhadap motivasi belajar mahasiswa, terutama dalam aspek keterlibatan dan minat belajar. Selain itu, terdapat perbedaan signifikan antara respon mahasiswa dari fakultas eksakta dan non-eksakta terhadap penggunaan teknologi tersebut.”

Jangan masukin angka, grafik, atau detail statistik. Cukup insight-nya aja, biar enak dibaca dan dipahami siapa pun.

c. Paragraf Lanjutan – Kontribusi dan Implikasi

Setelah pembaca paham temuanmu, sekarang tugasmu menunjukkan so what-nya. Kenapa hasil ini penting? Apa pengaruhnya? Siapa yang bakal diuntungkan dari penelitian ini?

Contoh:

“Penelitian ini memberikan kontribusi dalam pengembangan kurikulum pendidikan tinggi yang lebih adaptif terhadap perkembangan teknologi. Implikasi praktisnya mencakup perlunya pelatihan intensif bagi dosen dalam penggunaan aplikasi pembelajaran agar dapat meningkatkan partisipasi mahasiswa secara maksimal.”

Di sinilah kamu bisa memasukkan keyword seperti cara menarik kesimpulan dengan menunjukkan dampak dari penelitianmu.

d. Paragraf Penutup – Rekomendasi dan Refleksi

Nah, ini bagian terakhir. Di sini kamu bisa sampaikan rekomendasi atau saran yang muncul dari proses penelitian. Boleh juga diselipkan refleksi pribadi atau tantangan selama proses riset berlangsung.

Contoh:

“Diperlukan penelitian lanjutan dengan cakupan sampel yang lebih luas untuk melihat konsistensi hasil pada berbagai jenis institusi pendidikan. Peneliti juga merefleksikan bahwa keterbatasan waktu dan akses ke responden menjadi tantangan tersendiri dalam proses pengumpulan data, namun hal tersebut dapat diatasi melalui kolaborasi dengan pihak kampus.”

Kalimat ini menunjukkan kamu sadar akan kekuatan dan kelemahan penelitianmu. Dan itu bikin kamu terlihat profesional dan jujur sebagai peneliti.

e. Kalimat Penutup – Mic Drop Moment

Tutup kesimpulan kamu dengan satu kalimat kuat yang bikin pembaca ngeh banget sama nilai risetmu.

Contoh:

“Penelitian ini menegaskan bahwa teknologi bukan hanya alat bantu pembelajaran, tetapi juga kunci untuk membentuk generasi pembelajar yang aktif dan berdaya saing.”

Kalimat ini kayak mic drop di akhir presentasi. Gak perlu panjang, yang penting punya daya ingat.

6. Tips Jitu Menulis Kesimpulan Disertasi biar Dosen Takjub

Kalau kamu udah paham struktur di atas, tinggal polesan akhirnya aja nih, biar kesimpulanmu gak cuma rapi, tapi juga powerful. Nih tips jitunya!


a. Tulis Kesimpulan Terakhir, Bukan Pertama

Banyak mahasiswa nulis kesimpulan sebelum ngerampungin Bab 4 dan 5. Ini bisa bikin kesimpulan kamu jadi ngawang. Kesimpulan tuh kayak highlight dari semua bab sebelumnya, jadi tulislah di akhir pas semua analisis dan pembahasan udah lengkap.

b. Revisi, Revisi, dan Revisi

Kesimpulan itu harus diperiksa berkali-kali. Baca keras-keras. Simulasikan jadi dosen penguji. Tanya: “Udah nyambung belum dengan rumusan masalah?” “Udah nunjukin kontribusi?” Kalau belum, edit lagi.

c. Jangan Masukkan Fakta Baru

Ini penting banget. Kesimpulan bukan tempat buat nyelipin temuan baru atau ide baru. Semua yang kamu tulis di sini harus udah dibahas di bab sebelumnya. Kalau kamu tiba-tiba nyebut data atau teori baru, itu bisa bikin dosen mempertanyakan validitasnya.

d. Konsultasi Itu Penting

Kesimpulan yang bagus gak lahir sendirian. Diskusikan kesimpulanmu sama pembimbing. Kadang satu kalimat saran dari dosen bisa bikin kesimpulan kamu naik satu level.

e. Selipkan Kata Kunci Penting

Dalam konteks SEO atau juga naskah akademik, usahakan kata-kata seperti cara membuat kesimpulan, cara menulis kesimpulan disertasi, atau contoh kesimpulan juga ada di dalamnya secara natural. Ini penting apalagi kalau kamu juga mau publikasikan risetmu secara daring atau dalam bentuk artikel ilmiah.

7. Jangan Asal Nutup: Kesimpulanmu Harus Meninggalkan Jejak

Coba bayangin kayak gini: kamu lagi baca buku yang seru banget dari awal sampai hampir akhir… tapi tiba-tiba ending-nya menggantung, atau malah gak jelas. Gak puas kan? Nah, itu juga yang bakal dirasain dosen atau pembaca kalau kamu asal-asalan bikin kesimpulan.

Jangan sampai kamu bikin kesalahan itu. Cara membuat kesimpulan yang bener harus bikin pembaca merasa: “Oh, jadi itu intinya. Ini penelitian keren juga ya.” Kamu harus meninggalkan jejak. Bukan cuma dalam bentuk tulisan, tapi juga dalam bentuk pemikiran dan kesan.

Recap Kilat: Apa Aja yang Harus Kamu Lakukan?

Sebelum kamu tutup laptop dan bilang “Oke, gue udah nulis kesimpulan”, coba checklist ini dulu:

  1. Udah jawab semua rumusan masalah?
  2. Udah rangkum temuan utama dengan ringkas dan padat?
  3. Udah kasih kontribusi dan implikasi?
  4. Ada saran untuk riset atau kebijakan ke depan?
  5. Gak ada informasi baru yang tiba-tiba muncul?
  6. Kalimat terakhirnya udah nendang?

Kalau semua checklist itu kamu centang, selamat! Kamu udah di jalur yang bener buat bikin kesimpulan disertasi, skripsi, atau tesis yang gak cuma rapi, tapi juga powerful.

8. Apa yang Bisa Kamu Lakukan Setelah Kesimpulan?

Mungkin setelah nulis kesimpulan, kamu ngerasa, “Yaudah, selesai.” Tapi sebenarnya ini bisa jadi awal dari sesuatu yang lebih besar. Karena dari kesimpulan ini, kamu bisa:

  • Ngembangin artikel ilmiah dari risetmu
  • Ikut seminar atau konferensi dengan bahasan temuanmu
  • Ngembangin topik ini jadi bahan studi lanjut S2 atau S3
  • Bahkan, ngajukan ide proyek atau solusi kebijakan dari rekomendasi kamu

Dan itu semua dimulai dari satu hal: kesimpulan yang baik. Jadi jangan remehkan kekuatan penutup ya, bestie.

9. Kesimpulan dari Artikel tentang Kesimpulan (Meta Banget, ya kan?)

Oke, sebagai penutup dari artikel ini, yuk kita simpulkan bareng:

  • Cara membuat kesimpulan yang efektif itu dimulai dari pemahaman atas inti penelitian sendiri.
  • Kamu harus bisa menarik poin penting, menjawab rumusan masalah, dan menyampaikan kontribusi dalam gaya bahasa yang padat tapi ngena.
  • Pakai struktur yang terorganisir: reorientasi, temuan, kontribusi, refleksi, dan punchline penutup.
  • Perhatikan hal-hal teknis kayak jangan masukin data baru, jangan asal ulang isi bab 4, dan hindari kalimat pasif yang bertele-tele.
  • Gunakan kata kunci dengan natural, misalnya: contoh kesimpulan, cara menarik kesimpulan, atau cara menulis kesimpulan disertasi.

Ingat, kesimpulan bukan bagian yang bisa kamu tulis asal jadi. Justru ini adalah tempat kamu menunjukkan kematangan berpikir dan keberanian menyuarakan kontribusi ilmiahmu. Sehingga kamu wajib tahu cara membuat kesimpulan yang baik dan benar.

Penutup

Terkadang, satu paragraf terakhir bisa bikin pembaca inget karya kamu seumur hidup. Sama seperti iklan yang punya tagline kuat, kesimpulan yang ditulis dengan baik bisa menempel di kepala, bikin dosen terkesan, bahkan bikin kamu dilirik jadi asisten peneliti atau narasumber webinar. Dan untuk mewujudkan hal tersebut, penting untuk kamu tahu cara membuat kesimpulan yang baik dan benar.

Makanya, daripada buru-buru selesai, luangin waktu ekstra buat menyusun cara membuat kesimpulan yang benar-benar kuat. Lo bisa mulai dari mencontek struktur yang udah dibahas, terus olah dengan gaya lo sendiri. Lo juga bisa lihat referensi 5 contoh kesimpulan yang udah disiapin tadi sebagai fondasi.

Dan kalau kamu saat ini lagi nulis disertasi atau tesis, apalagi yang pakai data kualitatif atau kuantitatif, jangan ragu konsultasi juga soal teknik narik kesimpulan. Banyak yang bisa bantu, termasuk dosen, konsultan akademik, atau mentor skripsi.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top