1. Home
  2. »
  3. Uncategorized
  4. »
  5. Cara Mengambil Daftar Pustaka dari Jurnal: 5 Panduan Lengkap untuk Mahasiswa

7 Cara Cepat Review Literatur: Strategi Ngebut Tapi Tetap Dalem Buat Penelitian

“Review literatur tuh ngapain sih? Kenapa kayaknya ribet banget?”

Kalau kamu lagi ngerjain skripsi, tesis, atau artikel ilmiah, pasti udah nggak asing lagi sama yang namanya review literatur. Tapi jujur aja ya, banyak banget mahasiswa yang langsung panik atau ngerasa stuck waktu masuk ke tahap ini. Padahal, kalau tahu cara cepat review literatur, proses ini bisa jadi jauh lebih ringan dan efisien.

Nah, artikel ini ditulis dari sudut pandang seorang copywriter yang juga pernah ngerasain gimana mumetnya bikin tinjauan pustaka alias literature review. Di sini kita bakal ngobrolin bareng-bareng apa itu literature review, cara membuat literature review, dan pastinya cara cepat review literatur tanpa bikin kamu overthinking atau overwork. Let’s go!

Apa Itu Literature Review?

“Tugas wajib yang nggak boleh ngasal: Kenalan dulu dong sama si review literatur ini”

Sebelum masuk ke tips dan trik, kita harus ngerti dulu nih apa itu literature review. Jadi, review literatur adalah kegiatan membaca, memahami, dan merangkum hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan sama topik kita. Tujuannya buat menunjukkan seberapa dalam kita ngerti konteks penelitian kita dan di mana posisi riset kita dalam peta ilmu pengetahuan yang ada.

Literature review bukan cuma formalitas ya, bestie. Ini ibarat pondasi bangunan. Kalau pondasinya goyah, bangunannya ya bisa roboh. Makanya, ngerjain review literatur nggak bisa asal-asalan. Tapi bukan berarti harus ribet dan buang-buang waktu juga.

Poin penting dari literature review itu adalah menyusun kerangka teoritis dan landasan pemikiran yang kuat. Jadi kita bisa tahu mana teori yang udah dibahas, mana yang belum, dan di mana sih celah buat riset kita masuk. Nah, celah ini biasa disebut research gap alias kekosongan penelitian yang mau kita isi.

Jadi jangan heran kalo dosen pembimbing suka nanyain: “Mana tinjauan pustakanya?” atau “Udah ada belum penelitian sebelumnya yang bahas ini?” Itu karena literature review jadi salah satu bukti bahwa riset kamu nggak asal tempel aja, tapi memang dibangun di atas pengetahuan yang udah ada.

Kalau kamu bisa bikin literature review yang baik, kamu udah satu langkah lebih deket ke skripsi yang solid. Tapi gimana caranya biar bisa buat literature review yang nggak makan waktu seabad? Tenang, itu kita bahas di poin-poin berikutnya ya!

review literatur
literatur review

Memilih Sumber yang Relevan:

“Ngapain baca semuanya kalau yang penting cuma segelintir?”

Oke, sekarang kita masuk ke tahap teknis. Tahap pertama yang kadang bikin mahasiswa ngeluh adalah: nyari sumber bacaan yang relevan. Gini ya, kamu nggak perlu baca semua jurnal yang ada di internet. Yang kamu butuhin cuma yang paling nyambung sama topik kamu.

Cara cepet review literatur dimulai dari strategi memilih sumber. Buka database yang emang isinya jurnal terpercaya kayak Google Scholar, ScienceDirect, JSTOR, atau PubMed buat yang bidang kesehatan. Hindari asal comot dari blog atau artikel populer, kecuali memang ada kutipan ilmiahnya.

Tentukan dulu kata kunci pencarian yang sesuai. Misalnya kamu mau bahas “pengaruh media sosial terhadap produktivitas belajar”, maka coba cari dengan keyword kayak: “social media AND academic performance” atau “media sosial mahasiswa Indonesia”.

Tips penting: filter hasil pencarian kamu dengan tahun terbit yang terbaru (misalnya 5 tahun terakhir). Kenapa? Karena ilmu itu berkembang. Jangan sampai kamu ngutip teori dari tahun 1995 buat menjelaskan fenomena 2025.

Kamu juga bisa simpan jurnal-jurnal ini dalam folder digital biar nggak kesebar di mana-mana. Bisa pakai Google Drive, Zotero, Mendeley, atau bahkan Notion. Intinya: satu tempat, satu fokus.

Jangan lupa juga buat baca bagian abstrak dan kesimpulan dulu sebelum download dan baca lengkap. Ini hemat waktu banget karena kamu bisa tahu apakah jurnal itu cocok atau enggak buat kamu telusuri lebih lanjut.

Teknik Skimming dan Scanning:

“Baca cepat tapi tetap dapet inti: emang bisa?”

Yes, bisa banget. Bahkan ini skill wajib buat kamu yang mau jago cara buat literature review dengan cepat. Dua teknik ini bakal jadi penyelamat waktu dan energi kamu.

Skimming itu teknik membaca cepat buat dapet gambaran umum dari teks. Biasanya kamu cukup baca judul, abstrak, subjudul, dan kesimpulan. Dengan skimming, kamu bisa tahu topik utama jurnal tanpa harus baca dari A sampai Z.

Scanning beda lagi. Teknik ini dipakai kalau kamu lagi nyari informasi tertentu di dalam teks. Misalnya kamu cuma mau tahu hasil penelitian atau metode yang digunakan, kamu tinggal scan bagian “Result” atau “Method” aja.

Dua teknik ini akan sangat efektif kalau kamu udah punya daftar pertanyaan atau poin penting yang mau kamu cari. Misalnya kamu pengen tahu:

  • Apa tujuan penelitiannya?
  • Metode apa yang dipakai?
  • Apa hasil utamanya?
  • Ada kekurangan yang disebutkan nggak?

Nah, dengan teknik skimming dan scanning, kamu bisa review 5–10 jurnal dalam sehari tanpa burnout. Asal fokus dan tahu apa yang dicari, kamu nggak bakal nyasar di lautan literatur ilmiah.

Tapi perlu dicatat, teknik ini bukan buat menghindari pemahaman mendalam ya. Justru kamu pakai ini buat menyaring mana yang layak dibaca lebih lanjut dan mana yang bisa dilewatkan. Smart working, bukan hard working.

Gunakan Tools Referensi Digital:

“Mendeley, Zotero, atau EndNote? Pilih yang kamu cocok aja!”

Kalau kamu masih nyatet referensi secara manual di Word satu-satu, fix kamu butuh upgrade. Kenalan deh sama perangkat lunak manajemen referensi. Tools ini bisa bikin kamu jauh lebih efisien dalam review literatur.

Tiga tools paling terkenal dan gratis adalah Zotero, Mendeley, dan EndNote Basic. Fungsinya mirip-mirip: mereka bantu kamu menyimpan, mengatur, dan menyusun daftar pustaka dari berbagai sumber. Tinggal klik, kutipan kamu udah rapi. Nggak perlu lagi ribet nulis format APA atau IEEE satu-satu.

Zotero cocok buat yang suka tampil minimalis tapi powerful. Mendeley lebih populer di kalangan mahasiswa karena punya fitur sosial juga, kayak grup diskusi. EndNote? Biasanya dipakai akademisi hardcore yang butuh fitur kompleks.

Semua tools ini juga punya ekstensi buat browser dan bisa langsung sinkron sama Microsoft Word atau Google Docs. Jadi pas kamu nulis skripsi nanti, tinggal klik “Insert Citation”, referensinya langsung masuk. Auto keren, auto hemat waktu.

Belum lagi kamu bisa nambahin catatan, tag, highlight, bahkan lampirin PDF langsung di dalam software-nya. Ini bikin kamu nggak cuma simpan jurnal, tapi juga ngerti isinya.

Intinya, buat kamu yang serius mau ngebut review literatur, tools manajemen referensi itu senjata wajib. Mereka nggak cuma bantu kamu cepat, tapi juga bikin hasil kerja kamu lebih rapi dan profesional.

Bikin Catatan yang Efektif:

“Bukan sekadar nyatet, tapi nyatet biar nggak nyesel nanti”

Kita semua pasti pernah ngalamin yang namanya: “Tadi gue baca jurnal apa ya? Yang bahas topik itu lho…” Terus langsung panik karena udah baca banyak tapi nggak inget mana yang mana. Nah, di sinilah pentingnya membuat catatan yang efektif saat review literatur.

Catatan yang baik bukan cuma sekadar nulis ulang isi jurnal. Justru, kamu harus nyatet poin-poin penting kayak:

  • Tujuan penelitiannya apa
  • Metode yang dipakai
  • Hasil utama penelitian
  • Kelebihan dan kelemahan
  • Apa yang bisa kamu kutip dan hubungkan ke topikmu

Kalau kamu suka nulis manual, bisa pakai metode Cornell Notes atau mind mapping. Tapi kalau kamu anak digital banget, bisa pakai Notion, Obsidian, atau fitur note di Mendeley/Zotero.

Yang paling penting adalah kamu bikin sistem yang gampang kamu baca ulang. Percuma catatan panjang tapi kamu sendiri bingung bacanya. Misalnya, kasih highlight warna buat metode, hasil, dan kutipan. Atau kasih tag/tagar biar gampang dicari lagi nanti.

Dan jangan lupa tulis refleksi pribadi kamu setelah baca. Misalnya, “Penelitian ini cocok untuk latar belakang skripsi gue” atau “Metodenya bisa gue adopsi di Bab 3”. Ini kelihatan sepele, tapi ngaruh banget waktu kamu mau nyusun struktur tulisan nanti.

So, jangan anggap enteng catatan. Ini adalah senjata utama kamu biar bisa cepet, tepat, dan nggak keulang baca hal yang sama berkali-kali.

Ngatur Prioritas Bacaan:

“Nggak semua jurnal layak kamu peluk, pilih yang paling berarti aja”

Oke, kamu udah punya tumpukan jurnal dan catatan. Tapi… mana dulu yang harus dibaca lebih serius? Nah, ini waktunya kamu pakai jurus prioritizing alias ngatur prioritas bacaan. Yes, ini bagian dari cara cepat review literatur yang sering dilupain.

Caranya? Buat daftar atau folder berdasarkan urgensi dan relevansi. Misalnya:

  • Folder 1: Wajib Baca (sumber yang benar-benar relevan dan sering dikutip)
  • Folder 2: Pendukung (nggak utama, tapi bisa memperkuat argumen)
  • Folder 3: Cadangan (opsional kalau butuh tambahan referensi)

Fokus dulu ke folder 1. Baca dan dalami. Kalau masih ada waktu, baru deh ke folder 2 dan 3. Jangan sampai kamu habisin waktu buat jurnal yang nggak terlalu nyambung sama topik kamu.

Ini juga membantu kamu menyusun urutan kutipan dalam penulisan nanti. Misalnya, teori utama harus muncul duluan di Bab 2 skripsi kamu, baru deh nyusul hasil-hasil penelitian pendukung lainnya.

Skema ini bikin kerja kamu lebih rapi dan nggak melebar ke mana-mana. Karena kadang, mahasiswa suka kebawa arus: “Eh ini menarik juga,” “Eh ada yang mirip,” sampai akhirnya malah kebingungan sendiri.

So, yuk mulai biasain bikin sistem prioritas. Jangan asal download dan baca. Kamu bukan kolektor jurnal, kamu peneliti yang lagi nyusun puzzle ilmiah.

Diskusi Bareng Teman atau Dosen:

“Diskusi bukan karena kamu nggak bisa, tapi karena kamu nggak harus sendirian”

Kadang, kita terlalu fokus nyari sendiri sampe lupa kalau ada cara cepat lain buat memperkaya dan mempercepat proses review literatur: yaitu dengan diskusi. Serius, ngobrol bareng temen atau mentor itu bukan tanda kamu nggak bisa. Justru itu bukti kamu mau berkembang.

Diskusi bisa ngebuka perspektif baru. Misalnya, temen kamu mungkin udah nemu jurnal penting yang bisa kamu pakai juga. Atau dosen pembimbing kamu kasih saran: “Coba deh cari jurnal dari penulis X, dia bahas banyak soal topikmu.”

Jangan tunggu bimbingan resmi buat mulai diskusi. Kamu bisa bikin grup bareng temen satu topik atau bahkan gabung komunitas online seperti ResearchGate, Quora akademik, atau forum mahasiswa.

Manfaatkan juga sesi konsultasi dengan dosen. Siapkan pertanyaan spesifik seperti:

  • “Literatur ini cocok nggak buat dijadiin landasan teori?”
  • “Saya nemu dua jurnal yang hasilnya beda, mana yang lebih kuat dijadikan referensi?”
  • “Apakah metode di penelitian A bisa saya adaptasi?”

Dengan diskusi, kamu bisa menghindari kesalahan yang umum dilakukan dan mempercepat proses pemahaman literatur. Dan yang paling penting, kamu jadi nggak ngerasa sendirian dalam lautan jurnal.

Jadi, yuk keluar dari zona ‘silent reader’ dan mulai aktif bertanya, diskusi, dan berbagi.

Tetap Fokus dan Jaga Mood:

“Bukan cuma skill, tapi mental juga harus stabil”

Sering kali yang bikin proses review literatur lama itu bukan karena kamu nggak bisa, tapi karena kamu gampang terdistraksi. Mulai dari notifikasi TikTok, chat gebetan, atau rasa malas yang tiba-tiba dateng pas buka jurnal. Yuk kita bahas gimana biar tetap fokus dan terorganisir.

Pertama, atur waktu khusus buat review literatur. Misalnya 1–2 jam setiap pagi dengan aturan: no handphone, no gangguan, no multitasking. Kamu juga bisa coba metode Pomodoro: 25 menit fokus – 5 menit istirahat. Ulangi 4 kali, lalu istirahat panjang.

Kedua, bikin suasana kerja yang nyaman. Rapihin meja, pakai musik instrumental kalau suka, dan siapkan minuman favorit. Ini penting buat ngejaga mood kamu tetap stabil selama baca jurnal.

Ketiga, kasih penghargaan ke diri sendiri setelah selesai satu batch review. Misalnya, selesai baca 3 jurnal, kamu boleh nonton YouTube 15 menit. Ini ngebantu otak kamu tetap semangat.

Terakhir, jangan lupa untuk refleksi setiap minggu:

  • Apa jurnal yang paling berguna minggu ini?
  • Apa progress kamu dalam menyusun kerangka literatur?
  • Apa kesulitan yang kamu temui, dan siapa yang bisa bantu?

Dengan cara ini, kamu nggak cuma cepat review literatur, tapi juga punya mental yang sehat dan fokus yang terjaga.

Review Literatur Nggak Lagi Ribet Kalau Tahu Triknya

Kalau dipikir-pikir, sebenernya yang bikin review literatur terasa berat itu bukan karena materinya susah, tapi karena kita belum punya sistem dan strategi yang tepat. Kita sering asal buka jurnal, baca tanpa arah, terus tiba-tiba ke-distract dan ngerasa stuck. Padahal, kalo kita tahu cara cepat review literatur, semua bisa jadi lebih ringan, efisien, dan pastinya lebih terstruktur.

Mulai dari memahami apa itu literature review, memilih sumber yang kredibel, menggunakan teknik skimming & scanning, sampai ngatur referensi digital, semua poin tadi bukan cuma penting, tapi esensial banget buat mempercepat proses kamu menyusun landasan teori atau tinjauan pustaka. Jangan lupa juga pentingnya diskusi sama temen atau mentor, dan menjaga mood biar kamu tetap produktif.

Terus, cara membuat literatur review yang benar itu bukan tentang banyak-banyakan referensi, tapi tentang seberapa relevan dan dalam kamu bisa menghubungkan penelitian terdahulu dengan riset kamu sendiri. Nggak perlu takut kalau kamu belum terbiasa, karena semua itu bisa dilatih dengan konsistensi dan teknik yang pas.

Intinya gini: literature review itu bukan sekadar syarat formal nulis skripsi atau tesis, tapi fondasi penting yang bikin penelitian kamu punya arah dan nilai ilmiah. Dan dengan teknik yang udah kita bahas tadi, kamu bisa banget ngerjainnya dengan cepat tanpa kehilangan kualitas.

Jadi, buat kamu yang lagi di tahap awal nulis atau lagi stuck di tengah jalan, jangan nyerah dulu. Gunakan cara-cara di atas buat buat literature review dengan cara yang lebih ringan dan menyenangkan. Karena sejatinya, review literatur bukan beban, tapi langkah penting buat membangun karya ilmiah kamu dengan dasar yang solid.

Terakhir, kalau kamu masih ngerasa kewalahan atau butuh bimbingan lebih lanjut, kamu juga bisa banget gabung ke komunitas riset, ikut kelas literatur review, atau bahkan cari bantuan dari tutor yang ahli. Nggak ada salahnya cari support biar kamu makin siap menyelesaikan penelitian kamu dengan maksimal.

Jadi, tunggu apa lagi? Yuk mulai susun strategi, buka jurnal, dan taklukkan review literatur kamu sekarang juga! Karena cara cepat review literatur itu bukan mitos asal kamu tahu triknya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top