1. Home
  2. »
  3. Uncategorized
  4. »
  5. Cara Mengambil Daftar Pustaka dari Jurnal: 5 Panduan Lengkap untuk Mahasiswa

7 Langkah Super Gampang Membuat Daftar Pustaka untuk Pemula

istockphoto 1286100461 612x612 1
Qualitative research icon, thin line isolated illustration, linear vector web design sign, outline concept symbol with editable stroke on white background.

Pernah nggak sih, saat lagi asyik ngerjain tugas atau skripsi, tiba-tiba pusing mikirin “bagaimana cara membuat daftar pustaka”? Tenang, kamu nggak sendirian! Buat para pemula, bikin daftar pustaka memang bisa jadi sesuatu yang bikin bingung dan ribet. Tapi sebenarnya, kalau udah tahu triknya, ini bisa jadi salah satu bagian yang paling gampang dalam proses penulisan karya ilmiah. Yuk, kita bahas bareng-bareng step-by-step cara bikin daftar pustaka yang nggak cuma efektif, tapi jujuga bikin karya kamu jadi lebih mantap! 

Honeyview istockphoto 479369283 612x612 2

Apa Sih Daftar Pustaka dan Kenapa Penting Banget bagi sebuah tulisan ?

  1. Memberikan Kredibilitas: Dengan mencantumkan daftar pustaka, kamu menunjukkan bahwa karya kamu didukung oleh penelitian atau literatur yang solid. Ini bikin tulisan kamu jadi lebih kredibel dan terpercaya.
  2. Hindari Plagiarisme: Daftar pustaka membantu kamu menghindari plagiarisme, yaitu tindakan menyalin karya orang lain tanpa memberikan kredit. Plagiarisme itu serius, lho, dan bisa berakibat fatal buat kredibilitas akademis atau profesional kamu.
  3. Memudahkan Pembaca: Dengan adanya daftar pustaka, pembaca bisa menelusuri kembali sumber-sumber yang kamu gunakan. Ini bisa jadi referensi buat mereka kalau ingin memperdalam topik yang kamu bahas.
  4. Menunjukkan Luasnya Penelitian Kamu: Daftar pustaka yang beragam menunjukkan bahwa kamu udah melakukan penelitian yang mendalam dan menyeluruh. Ini memberikan nilai tambah buat karya kamu.

Langkah-langkah Gampang Bikin Daftar Pustaka yang Efektif

  1. Kenali Jenis Sumber yang Kamu Gunakan
  • Buku: Ini bisa jadi sumber yang paling sering digunakan. Jangan lupa, biasanya kamu perlu mencantumkan nama penulis, tahun terbit, judul buku, dan penerbit.
  • Artikel Jurnal: Artikel jurnal ilmiah juga sering jadi referensi. Kamu perlu menyebutkan nama penulis, tahun terbit, judul artikel, nama jurnal, volume, dan halaman.
  • Website: Sumber online atau website makin sering digunakan. Selain nama penulis dan judul artikel, kamu juga perlu mencantumkan URL dan tanggal akses.
  • Majalah atau Koran: Sumber ini biasanya memerlukan informasi tentang penulis, judul artikel, nama majalah/koran, tanggal terbit, dan halaman.
  • Tesis atau Disertasi: Jika kamu mengutip tesis atau disertasi, pastikan untuk mencantumkan nama penulis, tahun, judul, jenis karya ilmiah (tesis atau disertasi), dan institusi.
  • Materi Seminar atau Konferensi: Jika menggunakan materi dari seminar, cantumkan nama pembicara, judul presentasi, nama acara, lokasi, dan tanggal.
  1. Kumpulkan Info Bibliografis Sejak Awal
  • Nama Penulis: Pastikan kamu mencatat nama lengkap penulis. Biasanya ditulis dengan format “Nama Belakang, Nama Depan”.
  • Judul Karya: Catat judul lengkap karya yang kamu gunakan. Judul buku atau jurnal biasanya ditulis miring atau bold.
  • Tahun Terbit: Tahun terbit ini penting buat menunjukkan relevansi dan aktualitas sumber yang kamu gunakan.
  • Nama Penerbit dan Lokasi (untuk buku): Ini termasuk nama penerbit dan kota di mana buku itu diterbitkan.
  • Nama Jurnal, Volume, dan Halaman (untuk artikel jurnal): Jangan lupa cantumkan nama jurnal, nomor volume, dan halaman di mana artikel itu muncul.
  • URL dan Tanggal Akses (untuk sumber online): Ini penting banget kalau kamu pakai sumber dari internet. Cantumkan URL lengkap dan kapan kamu mengaksesnya.
  1. Pilih Gaya Sitasi yang Sesuai
  • APA (American Psychological Association): Sering digunakan dalam bidang sosial dan perilaku. Ciri khasnya adalah penggunaan nama penulis dan tahun dalam in-text citation.
  • MLA (Modern Language Association): Banyak digunakan dalam bidang humaniora, seperti literatur dan bahasa. Biasanya hanya mencantumkan nama penulis dan halaman dalam in-text citation.
  • Chicago/Turabian: Digunakan dalam berbagai bidang, khususnya sejarah. Gaya ini memiliki dua format: catatan-dan-bibliografi dan penulis-tanggal.
  • Harvard: Gaya ini mirip dengan APA, tapi lebih fleksibel. Sering digunakan dalam penulisan ilmiah umum.
  1. Susun Entri Daftar Pustaka dengan Benar
  • Penulis. (Tahun). Judul. Informasi Publikasi. Contoh buat buku: Smith, J. (2022). *Panduan Lengkap Menulis Karya Ilmiah*. Jakarta: Penerbit Akademik.
  • Untuk artikel jurnal, formatnya biasanya: Penulis. (Tahun). Judul Artikel. *Nama Jurnal*, Volume(Nomor), Halaman. Contoh: Doe, J. (2020). Strategi Penelitian Kualitatif. *Jurnal Penelitian Ilmiah*, 15(2), 123-145.
  1. Urutkan Secara Alfabetis

Setelah semua entri disusun, langkah selanjutnya adalah mengurutkan daftar pustaka kamu secara alfabetis berdasarkan nama belakang penulis pertama. Ini adalah salah satu bagian penting dari bagaimana cara membuat daftar pustaka yang terorganisir dengan baik. Jika ada beberapa karya dari penulis yang sama, urutkan berdasarkan tahun publikasi dari yang paling lama ke yang paling baru.

  1. Format Daftar Pustaka Sesuai Aturan

Setiap gaya sitasi punya aturan format yang berbeda, seperti penggunaan spasi, indentasi, dan tanda baca. Perhatikan detil-detil ini, seperti apakah daftar pustaka harus menggunakan indentasi gantung (hanging indent), apakah judul harus dicetak miring atau diapit tanda kutip, dan sebagainya. Konsistensi adalah kunci di sini. Pastikan format daftar pustaka kamu konsisten dari awal sampai akhir.

  1. Periksa Kembali untuk Memastikan Akurasi

Setelah semuanya selesai, jangan lupa untuk melakukan pengecekan ulang. Cek apakah semua sumber yang kamu kutip di teks sudah tercantum di daftar pustaka, dan sebaliknya. Pastikan juga semua informasi bibliografis sudah benar, termasuk ejaan nama penulis, judul, dan tahun terbit. Kesalahan kecil bisa berdampak besar pada kesan profesionalisme karya kamu.

Tips dan Trik Membuat Daftar Pustaka Terbaik

  1. Mulai Mencatat Sumber Sejak Awal Penelitian: Mulailah mencatat semua informasi bibliografis sejak awal. Gunakan catatan digital atau aplikasi manajemen referensi untuk memudahkan proses ini. Ini akan menghindari kebingungan di kemudian hari dan memastikan semua sumber tercatat dengan baik.
  2. Gunakan Software Manajemen Referensi: Ada berbagai alat bantu seperti Mendeley, Zotero, atau EndNote yang bisa membantu kamu mengelola dan mengformat referensi dengan mudah. Software ini juga bisa membantu dalam menyusun daftar pustaka secara otomatis sesuai dengan gaya sitasi yang kamu pilih.
  3. Selalu Periksa Pedoman Gaya Sitasi Terbaru: Pedoman gaya sitasi dapat berubah dari waktu ke waktu, jadi pastikan kamu selalu memeriksa versi terbaru dari panduan gaya sitasi yang kamu gunakan. Ini memastikan bahwa daftar pustaka kamu selalu sesuai dengan standar terbaru.
  4. Konsisten dalam Format Penulisan: Jaga konsistensi dalam format penulisan daftar pustaka kamu. Ini mencakup penggunaan spasi, indentasi, dan tanda baca yang tepat sesuai dengan gaya sitasi yang dipilih.
  5. Hindari Penggunaan Sumber yang Tidak Kredibel: Pastikan semua sumber yang kamu cantumkan dalam daftar pustaka adalah sumber yang kredibel dan dapat dipercaya. Hindari menggunakan sumber yang tidak dapat dipertanggungjawabkan atau sumber yang tidak relevan dengan topik kamu.

Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

  1. Mencantumkan Sumber yang Tidak Dikutip dalam Teks: Pastikan semua sumber yang tercantum di daftar pustaka adalah sumber yang benar-benar digunakan dan dikutip dalam teks. Jangan mencantumkan sumber yang tidak relevan atau tidak digunakan.
  2. Salah Mengeja Nama Penulis atau Judul: Kesalahan ejaan pada nama penulis atau judul bisa membuat daftar pustaka kamu terlihat kurang profesional. Selalu periksa ejaan dengan teliti dan pastikan semua informasi akurat.
  3. Tidak Konsisten dalam Penggunaan Gaya Sitasi: Konsistensi dalam penggunaan gaya sitasi adalah kunci. Jika kamu mencampur adukkan gaya sitasi yang berbeda, ini bisa membuat daftar pustaka kamu terlihat kacau. Pastikan kamu mengikuti aturan gaya sitasi dengan tepat.
  4. Mengabaikan Sumber Online atau Media Sosial yang Relevan: Di era digital ini, banyak informasi yang tersedia online atau di media sosial. Jika kamu menggunakan sumber-sumber ini, pastikan untuk mencantumkan informasi dengan lengkap, termasuk URL dan tanggal akses.
  5. Tidak Memperbarui Informasi untuk Edisi Terbaru dari Sumber: Pastikan untuk mencantumkan edisi terbaru dari buku atau jurnal jika ada. Ini penting untuk memastikan bahwa informasi yang kamu kutip adalah yang paling relevan dan up-to-date

Mempelajari bagaimana cara membuat daftar pustaka yang baik dan benar adalah keterampilan yang sangat penting bagi setiap penulis akademis. Dengan mengikuti langkah-langkah yang telah diuraikan dan menghindari kesalahan umum, kamu bisa menyusun daftar pustaka yang akurat, lengkap, dan profesional. Daftar pustaka yang baik tidak hanya mencerminkan kualitas dan kedalaman penelitian kamu, tetapi juga menghormati kontribusi penulis lain dalam bidang tersebut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Optimized by Optimole
Scroll to Top