Pernah nggak sih kamu ngerasa skripsi itu sebenarnya bisa selesai lebih cepat kalau aja dospem alias dosen pembimbing nggak bikin ribet? Nah, bimbingan skripsi memang sering jadi ujian mental terbesar buat mahasiswa tingkat akhir. Tapi yang bikin menarik, kadang masalahnya bukan cuma di isi skripsi, melainkan di “kelakuan” dospem itu sendiri. Dari yang hobi ngaret, kasih komentar super singkat, sampai ada yang suka nitip makan tapi lupa bayar—semuanya bisa bikin mahasiswa geleng-geleng kepala.
Fenomena ini bukan hal baru, dan banyak mahasiswa pasti pernah mengalami momen serupa. Di satu sisi, dosen pembimbing punya tanggung jawab untuk mengarahkan kita biar skripsi berjalan sesuai jalurnya. Tapi di sisi lain, nggak jarang perilaku mereka justru jadi tantangan tambahan yang bikin bimbingan skripsi makin penuh drama. Nah, kali ini kita bakal bahas pengalaman unik seorang mahasiswa bernama Rama, yang sempat viral di kampusnya karena punya cerita kocak sekaligus bikin gregetan tentang dospemnya.
Artikel ini bukan sekadar cerita lucu, tapi juga bakal mengulik gimana cara mahasiswa bisa tetap survive, bahkan thrive, meskipun bimbingan skripsi rasanya lebih mirip drama sinetron. Jadi, kalau kamu lagi berjuang dengan dospem yang bikin sakit kepala, simak sampai habis ya, siapa tahu kamu nemu strategi jitu untuk menghadapinya.
Daftar Isi
ToggleKisah Rama dan Dospem yang Bikin Ngakak Sekaligus Gregetan
1. Dosen Titip Makan, Tapi Lupa Bayar
Kebayang nggak kalau kamu udah struggling ngatur keuangan akhir bulan, eh tiba-tiba dospem kamu sering titip makan tapi nggak bayar? Inilah yang dialami Rama. Awalnya sih dia anggap enteng, ya namanya juga mahasiswa harus ngerti kebutuhan dosennya. Tapi lama-lama, dompetnya makin tipis karena dosen pembimbing ini selalu “lupa” buat ganti uang pesanan.
Buat mahasiswa, ini jadi dilema besar. Di satu sisi, mereka segan menagih karena takut dianggap kurang sopan. Tapi di sisi lain, kebiasaan dospem ini jelas bikin beban finansial tambahan. Jadi, selain mikirin teori penelitian, Rama juga harus mikirin gimana caranya biar nggak tekor tiap kali bimbingan. Kalau dipikir-pikir, ini udah di luar konteks bimbingan skripsi, kan?
Masalah kayak gini sering banget bikin mahasiswa jadi serba salah. Ada yang memilih diam, ada yang berani menagih, tapi kadang malah kena sindir. Fenomena ini menunjukkan bahwa hubungan antara dosen dan mahasiswa bukan cuma soal akademik, tapi juga soal komunikasi personal. Kalau nggak ditangani dengan baik, bisa-bisa hubungan bimbingan jadi tegang.
Solusi? Salah satunya adalah membicarakan secara halus. Misalnya, setiap kali dosen titip, kamu bisa langsung catat dan konfirmasi harganya. Dengan begitu, ada “bukti” kecil kalau memang ada tagihan yang belum dibayar. Atau kalau mau aman, kamu bisa bilang lagi bokek biar nggak terus-terusan dititipin.
Intinya, masalah ini nggak bisa diabaikan begitu saja. Karena kalau mahasiswa dibiarkan memendam, yang ada malah makin stres. Ingat, bimbingan skripsi itu harusnya jadi ruang belajar, bukan jadi ajang titip makanan.
2. Ngaret Level Dewa
Kalau ada ranking dospem paling sering ngaret, dosen pembimbing Rama mungkin bisa masuk top 10 besar nasional. Bayangin aja, janji bimbingan jam 10 pagi, baru nongol jam 1 siang. Itu pun dengan ekspresi santai, seolah nggak ada yang salah. Mahasiswa? Ya cuma bisa nunggu sambil makan gorengan di kantin.
Bagi mahasiswa, waktu itu berharga banget. Mereka biasanya udah ngatur jadwal buat kuliah lain, kerja part-time, atau sekadar istirahat. Tapi semua berantakan gara-gara jadwal bimbingan yang molor parah. Ini bikin mahasiswa merasa waktunya dianggap sepele.
Ngaret sebenarnya masalah klasik di dunia akademik. Banyak dosen yang super sibuk dengan penelitian, seminar, atau urusan pribadi, sehingga bimbingan skripsi jadi prioritas terakhir. Tapi kalau keterlambatannya udah kelewat batas, jelas bikin mahasiswa frustrasi.
Rama sendiri sempat cerita kalau nunggu dospem bikin dia kayak “nge-kos gratis di kampus,” saking seringnya ngabisin waktu cuma buat nunggu. Kadang malah bimbingannya berlangsung cuma 10 menit setelah nunggu berjam-jam. Ironis, kan?
Tips menghadapi dospem yang hobi ngaret adalah dengan pintar-pintar mengatur ekspektasi. Misalnya, jangan kosongkan jadwal seharian buat bimbingan, tapi siapkan plan B. Kalau dosen telat, manfaatin waktu buat revisi kecil, baca literatur tambahan, atau diskusi sama teman. Jadi, waktu nggak benar-benar terbuang sia-sia.
3. Bimbingan Ala Kadarnya
Salah satu hal yang paling bikin mahasiswa gregetan adalah ketika bimbingan skripsi hanya dapat komentar singkat tanpa penjelasan. Rama berkali-kali cerita, setiap kali ketemu dospemnya, komentar yang keluar cuma sebatas “Bagus, lanjutkan.” Kedengarannya positif, tapi di balik itu justru bikin bingung. Bagus dari sisi mana? Lanjutkan ke bagian apa?
Komentar ala kadarnya kayak gini bikin mahasiswa kehilangan arah. Padahal, tujuan bimbingan adalah memberi arahan detail supaya skripsi bisa berkembang ke tahap yang lebih baik. Tapi kalau dospem cuma kasih satu-dua kalimat, mahasiswa malah bingung harus revisi apa. Akhirnya, mereka sering mengulang kesalahan yang sama.
Fenomena ini juga nunjukkin kalau nggak semua dosen punya gaya bimbingan yang sama. Ada dospem yang sangat detail, kasih coretan penuh di naskah mahasiswa, bahkan sampai kasih referensi tambahan. Tapi ada juga yang tipenya “minimalis” banget—komentar pendek, tanpa penjelasan, lalu buru-buru nutup laptop.
Masalah ini biasanya bikin mahasiswa merasa sendirian. Mereka bingung apakah skripsinya sudah benar atau masih melenceng jauh. Bahkan ada yang sampai mikir, “Apa aku nggak cocok sama dospem ini?” Padahal sebenarnya, yang kurang hanyalah komunikasi dua arah.
Solusi paling realistis adalah mahasiswa perlu lebih aktif bertanya. Jangan pasif nunggu komentar. Kalau dospem bilang “Bagus, lanjutkan,” mahasiswa bisa pancing dengan pertanyaan: “Bagus di bagian metodologinya, Pak?” atau “Apakah saya perlu menambah literatur di bab 2, Bu?” Dengan begitu, bimbingan yang tadinya ala kadarnya bisa diperdalam sesuai kebutuhan.
Intinya, jangan biarkan bimbingan skripsi berubah jadi sekadar formalitas. Mahasiswa punya hak untuk dapat arahan jelas, dan itu cuma bisa didapat kalau komunikasi dengan dospem berjalan efektif.
Menghadapi Tantangan dalam Bimbingan Skripsi
Kalau kamu lagi ada di posisi Rama, pasti ngerti banget gimana rasanya menghadapi dospem yang bikin kepala cenat-cenut. Tapi tenang, ada beberapa strategi yang bisa bantu kamu tetap jalan meski bimbingan skripsi terasa penuh drama.
1. Bersabar dan Tetap Profesional
Kesabaran itu kunci utama. Kadang mahasiswa pengen marah atau curhat di medsos soal kelakuan dospemnya. Tapi ingat, hubungan akademik ini harus dijaga supaya skripsi bisa kelar. Tetaplah profesional dalam setiap interaksi. Jangan sampai emosimu bikin suasana makin panas. Bersikap sopan justru bikin dospem lebih respek.
Bersabar bukan berarti pasrah. Tapi lebih ke cara menjaga diri biar nggak terbawa emosi negatif. Dengan sabar, mahasiswa bisa tetap fokus pada tujuan utama: menyelesaikan skripsi tepat waktu. Bayangin aja, lebih baik capek sedikit sekarang daripada gagal sidang gara-gara konflik dengan dospem.
Selain itu, kesabaran juga bikin mahasiswa bisa melihat sisi positif. Kadang, meskipun dospem sering bikin repot, ada juga ilmu atau insight berharga yang bisa diambil. Jadi, tetaplah netral, jangan langsung menilai buruk.
Dan yang paling penting, sabar itu bukan berarti diam terus. Kalau ada masalah serius, mahasiswa tetap bisa menyampaikannya dengan cara yang sopan dan tepat.
2. Catat Semua Pertemuan
Salah satu strategi yang jarang dilakukan tapi sebenarnya powerful adalah mencatat detail setiap pertemuan. Banyak mahasiswa cuma mengandalkan ingatan, padahal ingatan bisa salah kaprah. Dengan catatan, mahasiswa bisa mengulang arahan dospem kapan pun dibutuhkan.
Catatan ini bisa berupa tulisan tangan, file digital, atau rekaman suara (tentu dengan izin dospem). Catatan bukan cuma buat mahasiswa, tapi juga bisa jadi bukti kalau ada perubahan arahan mendadak dari dosen. Misalnya, minggu lalu disuruh A, minggu ini disuruh B. Dengan catatan, mahasiswa bisa klarifikasi tanpa terlihat melawan.
Selain itu, mencatat juga bikin proses revisi lebih terstruktur. Mahasiswa nggak perlu bingung “kemarin disuruh apa ya?” atau “bagian mana yang harus diperbaiki duluan?” Semua sudah ada di catatan.
Kalau konsisten mencatat, mahasiswa bakal lebih percaya diri. Mereka tahu apa yang sudah dibahas, apa yang masih kurang, dan apa yang perlu dikerjakan sebelum bimbingan berikutnya.
Dengan begitu, bimbingan skripsi jadi lebih efisien. Meski dospem ngasih arahan seadanya, mahasiswa tetap bisa memaksimalkan hasilnya.
Penutup
Pada akhirnya, hubungan dengan dospem itu memang kayak roller coaster: kadang bikin semangat, kadang bikin emosi jiwa. Ada yang sering nitip makan nggak bayar, ada yang hobi ngaret, ada juga yang bimbingannya ala kadarnya. Tapi semua pengalaman itu sebenarnya bagian dari perjalanan skripsi yang bakal jadi cerita lucu sekaligus pelajaran hidup buat kita.
Kamu nggak bisa mengubah sifat dosen pembimbing, tapi kamu bisa mengontrol caramu menghadapi mereka. Dengan tetap sabar, profesional, rajin mencatat setiap detail bimbingan, serta berani komunikasi secara efektif, perjalanan skripsimu akan lebih terarah. Jangan lupa juga, kalau merasa stuck, cari bimbingan skripsi tambahan sebagai support system. Ingat, skripsi itu tanggung jawabmu, jadi pastikan kamu yang pegang kendali, bukan dospem.
Kalau skripsi terasa berat, jangan langsung anggap dirimu gagal. Justru di situlah kamu diuji, apakah bisa tetap konsisten dan cari jalan keluar. Dan percaya deh, rasa lega saat akhirnya lulus itu nggak bisa dibayar dengan apapun. Bahkan cerita-cerita absurd bersama dospem nantinya bisa jadi bahan ketawa bareng teman-teman.
Skripsi memang bukan hal mudah, tapi bukan berarti mustahil. Selalu ada jalan kalau kamu mau usaha lebih. Jadi, yuk hadapi segala drama dospem dengan kepala dingin dan strategi cerdas. Ingat, skripsi hanyalah salah satu bab dalam hidupmu, bukan penentu segalanya.
Dan kalau kamu butuh teman seperjalanan yang lebih terstruktur, bimbingan tambahan bisa jadi solusi. Jadi, jangan biarkan tingkah kocak atau ngeselin dospem bikin kamu nyerah. Dengan cara yang tepat, kamu bisa menaklukkan skripsi dan melangkah dengan percaya diri menuju kelulusan.